Pengertian Disiplin Kerja Menurut pendapat Alex S. Nitisemito(1984: 199) Kedisiplinan yaitu suatu perilaku tingkah laris dan perbuatan yang sesuai dengan peraturan dari perusahaan baik tertulis maupun tidak tertulis.
Menurut pendapat T.Hani Handoko (1994:208)Disiplin yaitu acara administrasi untuk menjalankan standar- standar organisasional.
Dari pendapat beberapa andal sanggup disimpulkan disiplin kerja yaitu suatu perjuangan dari administrasi organisasi perusahaan untuk menerapkan atau menjalankan peraturan ataupun ketentuan yang harus dipatuhi oleh setiap karyawan tanpa terkecuali.
T. Hani Handoko membagi 3 disiplin kerja(1994:208) yaitu:
a. Displin Preventif yaitu: acara yang dilaksanakan untuk mendorong para karyawan semoga mengikuti aneka macam standar dan aturan, sehingga penyelewengan sanggup dicegah.
b. Disiplin Korektif yaitu: acara yang diambil untuk menangani pelanggaran terhadap aturan-aturan yang mencoba untuk menghindari pelanggaran-pelanggaran lebih lanjut. Kegiatan korektif sering berupa suatu bentuk sanksi dan disebut tindakan pendisiplin.
c. Disiplin Progresif yaitu: acara mempersembahkan hukuman-hukuman yang lebih berat terhadap pelanggaran-pelanggaran yang berulang. Tujuan dari disiplin progresif
ini semoga karyawan untuk mengambil tindakan-tindakan korektif sebelum menerima sanksi yang lebih fokus.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kedisiplinan
Banyak faktor yang sanggup menghipnotis tegak tidaknya suatu disiplin kerja dalam suatu perusahaan. Menurut Gouzali Saydam (1996:202), faktor-faktor tersebut antara lain:
a. Besar kecilnya pemdiberian kompensasi
b. Ada tidaknya keteladanan pimpinan dalam perusahaan
c. Ada tidaknya aturan niscaya yang sanggup dijadikan pegangan
d. Keberanian pimpinan dalam mengambil tindakan
e. Ada tidaknya pengawasan pimpinan
f. Ada tidaknya perhatian kepada pada karyawan
g. Diciptakan kebiasaan-kebiasaan yang mendukung tegaknya disiplin
Hal-Hal yang Menunjang Kedisiplinan
Menurut Alex S. Nitisemito (1984:119-123) ada beberapa hal yang sanggup menunjang keberhasilan dalam pendisiplinan karyawan yaitu:
Menurut pendapat T.Hani Handoko (1994:208)Disiplin yaitu acara administrasi untuk menjalankan standar- standar organisasional.
Dari pendapat beberapa andal sanggup disimpulkan disiplin kerja yaitu suatu perjuangan dari administrasi organisasi perusahaan untuk menerapkan atau menjalankan peraturan ataupun ketentuan yang harus dipatuhi oleh setiap karyawan tanpa terkecuali.
T. Hani Handoko membagi 3 disiplin kerja(1994:208) yaitu:
a. Displin Preventif yaitu: acara yang dilaksanakan untuk mendorong para karyawan semoga mengikuti aneka macam standar dan aturan, sehingga penyelewengan sanggup dicegah.
b. Disiplin Korektif yaitu: acara yang diambil untuk menangani pelanggaran terhadap aturan-aturan yang mencoba untuk menghindari pelanggaran-pelanggaran lebih lanjut. Kegiatan korektif sering berupa suatu bentuk sanksi dan disebut tindakan pendisiplin.
c. Disiplin Progresif yaitu: acara mempersembahkan hukuman-hukuman yang lebih berat terhadap pelanggaran-pelanggaran yang berulang. Tujuan dari disiplin progresif
ini semoga karyawan untuk mengambil tindakan-tindakan korektif sebelum menerima sanksi yang lebih fokus.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kedisiplinan
Banyak faktor yang sanggup menghipnotis tegak tidaknya suatu disiplin kerja dalam suatu perusahaan. Menurut Gouzali Saydam (1996:202), faktor-faktor tersebut antara lain:
a. Besar kecilnya pemdiberian kompensasi
b. Ada tidaknya keteladanan pimpinan dalam perusahaan
c. Ada tidaknya aturan niscaya yang sanggup dijadikan pegangan
d. Keberanian pimpinan dalam mengambil tindakan
e. Ada tidaknya pengawasan pimpinan
f. Ada tidaknya perhatian kepada pada karyawan
g. Diciptakan kebiasaan-kebiasaan yang mendukung tegaknya disiplin
Hal-Hal yang Menunjang Kedisiplinan
Menurut Alex S. Nitisemito (1984:119-123) ada beberapa hal yang sanggup menunjang keberhasilan dalam pendisiplinan karyawan yaitu:
a. Ancaman
Dalam rangka menegakkan kedisiplinan adakala perlu adanya bahaya meskipun bahaya yang didiberikan tidak bertujuan untuk menghukum, tetapi lebih bertujuan
untuk mendidik supaya bertingkah laris sesuai dengan yang
kita harapkan.
Dalam rangka menegakkan kedisiplinan adakala perlu adanya bahaya meskipun bahaya yang didiberikan tidak bertujuan untuk menghukum, tetapi lebih bertujuan
untuk mendidik supaya bertingkah laris sesuai dengan yang
kita harapkan.
b. Kesejahteraan
Untuk menegakkan kedisiplinan maka tidak cukup dengan bahaya saja, tetapi perlu kesejahteraan yang cukup yaitu besarnya upah yang mereka terima, sehingga minimal mereka sanggup hidup secara layak.
Untuk menegakkan kedisiplinan maka tidak cukup dengan bahaya saja, tetapi perlu kesejahteraan yang cukup yaitu besarnya upah yang mereka terima, sehingga minimal mereka sanggup hidup secara layak.
c. Ketegasan
Jangan hingga kita membiarkan suatu pelanggaran yang kita ketahui tanpa tindakan atau membiarkan pelanggaran tersebut berlarut-larut tanpa tindakan yang tegas.
Jangan hingga kita membiarkan suatu pelanggaran yang kita ketahui tanpa tindakan atau membiarkan pelanggaran tersebut berlarut-larut tanpa tindakan yang tegas.
d. Partisipasi
melaluiataubersamaini jalan memasukkan unsur partisipasi maka para karyawan akan merasa bahwa peraturan wacana bahaya sanksi yaitu hasil persetujuan bersama.
melaluiataubersamaini jalan memasukkan unsur partisipasi maka para karyawan akan merasa bahwa peraturan wacana bahaya sanksi yaitu hasil persetujuan bersama.
e. Tujuan dan Kemampuan
Agar kedisiplinan sanggup dilaksanakan dalam praktek, maka kedisiplinan hendaknya sanggup menunjang tujuan perusahaan serta sesuai dengan kemampuan dari karyawan.
Agar kedisiplinan sanggup dilaksanakan dalam praktek, maka kedisiplinan hendaknya sanggup menunjang tujuan perusahaan serta sesuai dengan kemampuan dari karyawan.
f. Keteladanan Pimpinan
Mempunyai efek yang sangat besar dalam menegakkan kedisiplinan sehingga keteladanan pimpinan harus diperhatikan.
Mempunyai efek yang sangat besar dalam menegakkan kedisiplinan sehingga keteladanan pimpinan harus diperhatikan.
Teknik Menegakkan Disiplin Kerja
Salah satu kiprah yang paling susah bagi seorang atasan yaitu bagaimana menegakkan disiplin kerja secara tepat. Jika karyawan melanggar aturan tata tertib, ibarat terlalu sering terlambat atau membolos kerja, berkelahi, tidak jujur atau bertingkah laris lain yang sanggup merusak kelancaran kerja suatu bagian, atasan harus turun tangan. Kesalahan semacam itu harus dieksekusi dan atasan harus mengusahakan semoga tingkah laris ibarat itu tidak terulang.
Ada beberapa cara menegakkan disiplin kerja dalam suatu perusahaan:
a. Disiplin Harus Ditegakkan Seketika
Hukuman harus dijatuhkan sesegera mungkin setelah terjadi pelanggaran Jangan hingga terlambat, alasannya yaitu jikalau terlambat akan kurang efektif.
Salah satu kiprah yang paling susah bagi seorang atasan yaitu bagaimana menegakkan disiplin kerja secara tepat. Jika karyawan melanggar aturan tata tertib, ibarat terlalu sering terlambat atau membolos kerja, berkelahi, tidak jujur atau bertingkah laris lain yang sanggup merusak kelancaran kerja suatu bagian, atasan harus turun tangan. Kesalahan semacam itu harus dieksekusi dan atasan harus mengusahakan semoga tingkah laris ibarat itu tidak terulang.
Ada beberapa cara menegakkan disiplin kerja dalam suatu perusahaan:
a. Disiplin Harus Ditegakkan Seketika
Hukuman harus dijatuhkan sesegera mungkin setelah terjadi pelanggaran Jangan hingga terlambat, alasannya yaitu jikalau terlambat akan kurang efektif.
d. Disiplin Harus Dilampaui Peringatan Dini
melaluiataubersamaini peringatan dini dimaksudkan bahwa tiruana karyawan hams benar-benar tahu secara niscaya tindakan-tindakan mana yang dibenarkan dan mana yang tidak.
melaluiataubersamaini peringatan dini dimaksudkan bahwa tiruana karyawan hams benar-benar tahu secara niscaya tindakan-tindakan mana yang dibenarkan dan mana yang tidak.
c. Disiplin Harus Konsisten
Konsisten artinya seluruh karyawan yang melaksanakan pelanggaran akan diganjar sanksi yang sama. Jangan hingga terjadi pengecualian, mungkin alasannya yaitu alasan masa kerja sudah lama, punya keterampilan yang tinggi atau alasannya yaitu memiliki kekerabatan dengan atasan itu sendiri.
Konsisten artinya seluruh karyawan yang melaksanakan pelanggaran akan diganjar sanksi yang sama. Jangan hingga terjadi pengecualian, mungkin alasannya yaitu alasan masa kerja sudah lama, punya keterampilan yang tinggi atau alasannya yaitu memiliki kekerabatan dengan atasan itu sendiri.
d. Disiplin Harus Impersonal
Seorang atasan sebaiknya tidakboleh menegakkan disiplin dengan perasaan murka atau emosi. Jika ada perasaan semacam ini ada baiknya atasan menunggu beberapa menit semoga rasa murka dan emosinya reda sebelum mendisiplinkan karyawan tersebut. Pada selesai pembicaraan sebaiknya didiberikan suatu pengarahan yang konkret guna memperkuat jalinan
hubungan antara karyawan dan atasan.
e. Disiplin Harus SetimpalSeorang atasan sebaiknya tidakboleh menegakkan disiplin dengan perasaan murka atau emosi. Jika ada perasaan semacam ini ada baiknya atasan menunggu beberapa menit semoga rasa murka dan emosinya reda sebelum mendisiplinkan karyawan tersebut. Pada selesai pembicaraan sebaiknya didiberikan suatu pengarahan yang konkret guna memperkuat jalinan
hubungan antara karyawan dan atasan.
Hukuman itu setimpal artinya bahwa sanksi itu layak dan sesuai dengan tindak pelanggaran yang dilakukan. Tidak terlalu enteng dan juga tidak terlalu berat. Jika sanksi terlalu enteng, sanksi itu akan dianggap sepele oleh pelaku pelanggaran dan jikalau terlalu berat mungkin akan menjadikan kegelisahan dan menurunkan prestasi.