-->
Teknik Penyusunan Soal Bentuk Uraian Dan Tanggapan Singkat
Teknik Penyusunan Soal Bentuk Uraian Dan Jawaban Singkat
Banyak alat atau instrument yang sanggup dipakai dalam acara evaluasi, salah satunya yaitu tes. Istilah tes tidak spesialuntuk terkenal di lingkungan persekolahan, tetapi juga diluar sekolah bahkan masyarakat umum. Disekolah, tes ini sering juga disebut dengan tes prestasi belajar. Tes ini banyak dipakai untuk mengukur prestasi berguru penerima didik dalam bidang kognitif menyerupai pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi.

Dari aneka macam jenis tes, dalam makalah ini kelompok kami akan mengulas terkena tes bentuk uraian (Essay), dalam tes bentuk uraian (Essay) penerima didik dituntut untuk menguraikan, mengorganisasikan dan menyatakan jawabanan dengan kata-katanya sendiri dalam bentuk, metode dan gaya yang tidak sama satu dengan lainnya. Dilihat dari luas sempitnya materi yang ditanyakan, tes bentuk uraian dibagi menjadi dua yaitu uraian terbatas dan uraian bebas. Sedangkan, dilihat dari pendekatan atau cara pemdiberian skor. Betuk uraian dibagi menjadi bentuk uraian adil dan bentuk uraian non adil.

Dalam menyusun soal bentuk uraian (Essay) sesuai dengan kaidah-kaidah penulisan bentuk soal uraian (Essay), selain itu dibutuhkan adanya metode-metode dalam menjawaban soal uraian (Essay) semoga menjadi lebih mudah dan dalam pengoreksian bentuk soal uraian terdapat beberapa metode pengoreksian soal, diantaranya metode per nomor, metode per lembar, metode bersilang, analytical method, sorting method, point method dan rating method, dalam tes bentuk uraian juga terdapat beberapa kelebihan dan belum sempurnanyanya.

Selain bentuk soal urain dalam makalah ini juga mengulas terkena soal jawabanan singkat. Soal jawabanan singkat ialah soal yang menuntut penerima tes untuk mempersembahkan jawabanan singkat berupa kata, frase, nama, tempat, nama tokoh, lambang, atau kalimat yang sudah pasti.

Pengembangan Tes Bentuk Uraian (Essay)
Istilah tes berasal dari bahasa Prancis, yaitu “ testum “, berarti piring yang dipakai untuk menentukan logam mulia dari benda-benda lain, menyerupai pasir, batu, tanah, dan sebagainya. Tes ialah suatu cara yang dipakai dalam rangka melakukan acara pengukuran, pernyataan atau serangkaian kiprah yang harus dikerjakan atau dijawaban oleh penerima didik untuk mengukur aspek sikap penerima didik. Dalam rumusan ini terdapat beberapa unsur penting. Pertama, tes dipakai dalam rangka acara pengukuran. Kedua, di dalam tes terdapat aneka macam pertanyaan uraian atau pernyataan atau serangkaian kiprah yang harus dijawaban dan dikerjakan oleh penerima didik. Ketiga, tes dipakai untuk mengukur suatu aspek sikap penerima didik. Keempat, hasil tes penerima didik perlu didiberi skor dan nilai.

Bentuk uraian (Essay) sanggup dipakai untuk mengukur kegiatan-kegiatan berguru yang susah diukur oleh bentuk adil. Disebut bentuk uraian, lantaran menuntut penerima didik untuk menguraikan, mengorganisasikan dan menyatakan jawabanan dengan kata-katanya sendiri dalam bentuk, metode dan gaya yang tidak sama satu dengan yang lainnya. Jadi, bentuk uraian (Essay) yaitu segala bentuk ujian dimana kita harus menjawaban pertanyaan dengan memakai bahasa kita sendiri.

Bentuk uraian disebut juga bentuk subjektif lantaran dalam pelaksanaannya sering dipengaruhi oleh faktor subjektivitas guru. Dilihat dari luas sempitnya materi yang ditanyakan, maka tes bentuk uraian ini sanggup dibagi menjadi dua bentuk, yaitu uraian terbatas dan uraian bebas.

1. Uraian terbatas
Dalam menjawaban soal bentuk uraian terbatas ini, penerima didik harus mengemukakan hal-hal tertentu sebagai batas-batasnya. Walaupun kalimat jawabanan penerima didik itu berguaka ragam, tetap harus ada pokok-pokok penting yang terdapat dalam sistematika jawabanannya sesuai dengan batas-batas yang sudah ditentukan dan dikehendaki dalam soalnya.

2. Uraian bebas
Dalam bentuk ini penerima didik bebas untuk menjawaban soal dengan cara dan sistematika sendiri. Peserta didik bebas mengemukakan pendapat sesuai dengan kemampuannya. Oleh lantaran itu, setiap penerima didik mempunyai cara dan sistematika yang tidak sama-beda. Namun, guru tetap harus mempunyai pola atau patokan dalam mengoreksi jawabanan penerima didik nanti.

Berdasarkan pada pendekatan atau cara pemdiberian skor bentuk uraian dibagi menjadi dua, yaitu bentuk uraian adil dan bentuk uraian non adil.

1) Bentuk uraian adil
Bentuk uraian menyerupai ini mempunyai sehimpunan jawabanan dengan rumusan yang relatif lebih niscaya sehingga sanggup dilakukan penskoran secara adil. Anthony J. Nitko ( 1996 ) menerangkan bentuk uraian terbatas sanggup dipakai untuk menilai hasil berguru yang kompleks, yaitu berupa kemampuan-kemampuan, menerangkan hubungan sebab-akibat, melukiskan pengaplikasian prinsip-prinsip, mengajukan argumentasi-argumentasi yang relevan, merumuskan hipotesis dengan tepat, merumuskan perkiraan yang tepat, melukiskan keterbatasan data, merumuskan kesimpulan secara tepat, menerangkan metode dan prosedur, dan hal-hal sejenis yang menuntut kemampuan penerima didik untuk melengkapi jawabanannya.

Dalam penskoran bentuk soal uraian adil, skor spesialuntuk dimungkinkan memakai dua kategori, yaitu benar atau salah. Untuk setiap kata kunci yang benar didiberi skor 1 (satu) dan untuk kata kunci yang dijawaban salah atau tidak di balasan didiberi skor 0 (nol). Dalam satu rumusan jawabanan sanggup mengandung lebih dari satu kata kunci sehingga skor maksimum jawabanan sanggup lebih dari satu. Kata kunci tersebut sanggup berupa kalimat, kata, bilangan, symbol, gambar, grafik, ide, gagasan atau pernyataan. Diharapkan dengan tunjangan yang tegas menyerupai ini, unsure subjektivitas sanggup dihindari atau dikurangi.

Adapun langkah-langkah pemdiberian skor soal bentuk uraian adil yaitu :
  1. Tuliskan tiruana kata kunci atau kemungkinan jawabanan secara terang untuk setiap soal.
  2. Setiap kata kunci yang dijawaban benar didiberi skor 1. Tidak ada skor setengah untuk jawabanan yang kurang sempurna. Jawaban yang didiberi skor 1 yaitu jawabanan sempurna, jawabanan lainnya yaitu 0.
  3. Jika satu pertanyaan mempunyai beberapa sub-pertanyaan, perincilah kata kunci dari jawabanan soal tersebut menjadi beberapa kata kunci subjawabanan dan buatkan skornya.
  4. Jumlah skor dari tiruana kata kunci yang sudah diputuskan pada soal tersebut. Jumlah skor ini disebut skor maksimum.
2) Bentuk Uraian Non-Objektif ( BUNO )
Bentuk soal menyerupai ini mempunyai rumusan jawabanan yang sama dengan rumusan jawabanan bebas, yaitu menuntut penerima didik untuk mengingat dan mengorganisasikan (menguraikan dan memadukan) gagasan-gagasan pribadi atau hal-hal yang sudah dipelajarinya dengan cara mengemukakan atau mengekspresikan gagasan tersebut dalam bentuk uraian tertulis sehingga dalam penskorannya sangat memungkinkan adanya unsure subjektivitas. Bentuk uraian bebas sanggup dipakai untuk menilai hasil berguru yang bersifat kompleks, menyerupai kemampuan menghasilkan, menyusun dan menyatakan ide-ide, memadukan aneka macam hasil berguru dari aneka macam bidang studi, merekayasa bentuk-bentuk orisinal ( menyerupai mendesain sebuah eksperimen ), dan menilai arti atau makna suatu ide.

Dalam penskoran soal bentuk uraian nonadil, skor dijabarkan dalam rentang. Besarnya rentang skor diputuskan oleh kompleksitas jawabanan, menyerupai 0 – 2, 0 – 4, 0 – 6, 0 – 8, 0 – 10 dan lain – lain. Skor minimal harus 0, lantaran penerima didik yang tidak menjawaban pun akan memperoleh skor maksimum ditentukan oleh penyusun soal dan keadaan jawabanan yang dituntut dalam soal tersebut.

Teknik Menyusun Soal-Soal Uraian ( Essay )
Untuk menyusun soal – soal essay yang lebih efektif, perlu kiranya guru atau pembuat tes memperhatikan masukan – masukan menyerupai diberikut:
  1. Sebelum memulai menulis soal yang dimaksud, hendaknya terang dalam pikiran kita proses mental manakah yang kita harapkan dari anakdidik untuk menjawaban soal tersebut.
  2. Gunakanlah materi – materi atau himpunan materi – materi dalam menyusun soal-soal essay tersebut.
  3. Mulailah pertanyaan atau soal essay itu dengan kata – kata menyerupai : “bandingkan”, diberilah alasan, diberilah contoh – contoh yang sesuai, terangkan bagaimana, jelaskan apa yang akan terjadi jika...dan jelaskan bagaimana pendapat anda.
  4. Tulislah pertanyaan atau soal essay itu sedemikian rupa sehingga kiprah apa yang harus dilakukan siswa terang dan tidak mempunyai arti ganda bagi setiap anakdidik.
  5. Soal essay berafiliasi dengan hal – hal yang ialah “ controversial issue “ dalam masyarakat.
  6. Usahakan semoga soal essay yang kita susun itu benar – benar sanggup mengakibatkan sikap yang kita kehendaki untuk dilakukan oleh siswa.
  7. Sesuaikan panjang pendeknya dan kompleksitas jawabanan dengan tingkat kematangan siswa.
Beberapa kaidah yang perlu diperhatikan dalam penulisan soal bentuk uraian yaitu materi, konstruksi, dan bahasa. Secara rinci kaidah tersebut diuraikan di bawah ini:

1) Materi.
  • Soal harus sesuai dengan indikator. Artinya soal arus mananyakan sikap dan materi yang hendak diukur sesuai dengan tuntutan indikator.
  • Batasan pertanyaan dan jawabanan yang diharapkan (ruang lingkup) harus jelas.
  • Isi materi sesuai dengan tujuan pengukuran.
  • Isi materi yang ditanyakan sudah sesuai dengan jenjang, jenis sekolah, dan tingkat kelas.
2) Konstruksi
  • Rumusan kalimat soal atau pertanyaan harus memakai kata tanya atau perintah yang menuntut jawabanan terurai, seperti: mengapa uraikan, jelaskan, bandingkan, hubungkan, tafsirkan, buktikan, hitunglah. Jangan memakai kata tanya yang tidak menuntut uraian, misalnya: siapa, di mana, kapan. Demikian juga kalimat tanya yang spesialuntuk menuntut jawabanan “ya” atau “tidak”.
  • Buatlah petunjuk yang terang tentang cara mengerjakan soal.
  • Buatlah pedoman penyujungan segera setelah soalnya ditulis dengan cara menguraikan komponen yang akan dinilai atau kriteria penyujunganya, besarnya skor bagi setiap komponen, serta rentangan skor yang sanggup diperoleh untuk soal yang bersangkutan.
  • Hal – hal lain yang menyertai soal menyerupai tabel, gambar, grafik, peta, atau yang sejenisnya, harus disajikan dengan terang dan terbaca sehingga tidak mengakibatkan penafsiran yang tidak sama.
3) Bahasa
  • Rumusan kalimat soal harus komunikatif, yaitu memakai bahasa yang sederhana dan memakai kata-kata yang sudah dikenal siswa.
  • Butir soal menngunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
  • Rumusan soal tidak memakai kata-kata/kalimat yang mengakibatkan penafsiran ganda atau salah pengertian.
  • Jangan memakai bahasa yang berlaku setempat, jikalau soal akan dipakai untuk tingkat kawasan atau nasional.
  • Rumusan soal tidak mengandung kata-kata yang menyinggung perasaan siswa.
Teknik Dalam Menjawaban Bentuk Soal Uraian Atau Essay Agar Mendapatkan Hasil Yang Memuaskan.
1. Perencanaan waktu.
Pertama kali yang harus kita perhatikan yaitu merencanakan waktu yang akan kita habiskan untuk setiap pertanyaan. Jika kita tidak berhati – hati merencanakan waktu, kita bisa menghabiskan waktu terlalu banyak pada satu soal yang agak susah dan memmembuang waktu untuk soal yang lebih gampang. Guru yang baik seringkali memmenolong mahasiswa / pelajar dengan menuliskan alokasi waktu yang dibutuhkan pada setiap soal. Hal ini tentu sangat memmenolong anakdidik. Namun demikian, kita harus merencanakan penyelesaian ujian ini sesuai dengan kemampuan kita. Alokasi yang diputuskan biasa saja tidak sesuai dengan alokasi yang kita buat. Kecuali tentunya pada test psikologi dimana kita tidak dibenarkan memakai waktu lebih dari yang dialokasikan.

2. Mengikuti petunjuk
Ujian essay sangat ditentukan oleh petunjuk dan arahan pada pertanyaan yang didiberikan. Perhatikanlah kata-kata penting yang dipakai dalam petunjuk umum maupun petunjuk khusus. Misalnya petunjuk sebutkan tidak sama dengan jelaskan. Juga kata-kata bandingkan dengan ulaslah.

Jika anda diminta untuk sebut anda tidak perlu mempersembahkan klarifikasi terinci untuk masing-masing item yang anda sebutkan, kecuali memang diminta (sebutkan dan jelaskan). Sebab, hal ini akan memmembuang waktu anda, sedangkan pemerikasa tidak akan mempersembahkan nilai komplemen untuk ini. Sebaliknya, jikalau anda diminta menerangkan, diberikan klarifikasi yang mudah dimengerti, tidakboleh berbelit-belit dan gunakan bahasa yang baik.

Beberapa perintah atau petunjuk ujian essay perlu di mengerti benar apa maksudnya. Berikut ini disajikan beberapa kata kunci yang sering dipakai dalam ujian beserta sedikit penjelasannya.

Sebutkan. Disini anda cukup sebut istilah atau kalimat tertentu saja. Sebaiknya anda mempersembahkan nomor atau karakter untuk megampangkan perhitungan.

Berikan definisi. Disini anda diminta untuk mempersembahkan pengertian suatu istilah dengan singkat dan jelas. Jangan mempersembahkan klarifikasi terinci, tetapi juga harus sanggup membedakan dengan istilah lain yang hampir bersamaan.

Jelaskan. Instruksi ini menuntut lebih banyak pengertian kita terhadap materi yang ditanyakan dan kemampuan kita mengekspresikan pengertian kita. Berikanlah penilaian anda secara jelas, bagaimana hal tersebut terjadi dan diberikan alasan – alasan yang diperlukan.

Bandingkan. Disini biasanya kita diminta membandingkan dua keadaan. Dalam hal ini terangkan sifat – sifat dan kualitas keadaan / sesuatu yang diminta. Tunjukkan persamaan dan perbedaan satu dengan yang lainnya.

Gambarkan. Berikan gambar, diagram atau struktur dari sesuatu yang diminta. Jangan lupa mempersembahkan label / petunjuk tertentu semoga pemeriksa mengetahui bahwa kita mengerti akan apa yang kita gambarkan. Pada beberapa kasus dibutuhkan klarifikasi singkat.

Buktikan. Dalam ujian matematika atau ilmu niscaya lainnya perintah ini seringkali keluar. Disitu kita harus menunjukan secara sistematika matematika atau teori yang sudah dikenal sebelumnya. Dalam bidang ilmu sosial, kita juga bias mempersembahkan bukti dengan mengutip fakta – fakta dan alasan – alasan logis yang menunjukan kebenaran hal yang ditanyakan.

3. Tulisan dan bahasa
Ingatlah bahwa dalam ujian essay, kita harus menerangkan atau menawarkan kemampuan kita melalui goresan pena tidak ada peluang untuk mengoreksi atau membenarkan apa yang kurang terang ( menyerupai pada ujian verbal ) oleh karenanya, syarat utama untuk sukses dalam ujian ini yaitu goresan pena kita harus mudah dibaca. Selain goresan pena yang mudah dibaca, tentu saja anda harus menjawaban pertanyaan dengan tata bahasa yang baik.

4. Menyudahi ujian
Seperti juga dalam menyelasaikan ujian pada umumnya, sebelum kita serahkan, periksalah sekali lagi ( jikalau anda masih punya waktu ). Dalam ujian essay ini, anda juga mungkin akan mempersembahkan koreksi terhadap jawabanan anda, anda mungkin ingin menambahkan satu kata kalimat untuk memperjelas jawabanan anda.

Metode Pengoreksian Soal Bentuk Uraian
Untuk mengoreksi soal bentuk uraian sanggup dilakukan dengan tiga metode, yaitu metode per nomor (whole method), metode per lembar (separated method), dan metode bersilang (cross metode).
  • Metode per nomor : Disini guru mengoreksi hasil jawabanan penerima didik untuk setiap nomor. Misalnya, guru mengoreksi nomor satu untuk seluruh penerima didik, kemudian nomor dua untuk seluruh penerima didik, dan seterusnya. Kebaikannya yaitu pemdiberian skor yang tidak sama atas dua jawabanan yang kualitasnya sama hampir tidak akan terjadi, lantaran jawabanan penerima didik yang satu selalu dibandingkan dengan jawabanan penerima didik yang lain, sedangkan kelemahannya yaitu pelaksanaannya terlalu berat dan memakan waktu banyak.
  • Metode per lembar. Disini guru mengoreksi setiap lembar jawabanan penerima didik mulai dari nomor satu hingga dengan nomor terakhir. Kebaikannya yaitu relatif lebih murah dan tidak memakan waktu banyak, sedangkan kelemahannya yaitu guru sering member skor yang tidak sama atas dua jawabanan yang sama kualitasnya atau sebaliknya.
  • Metode bersilang. Guru mengoreksi jawabanan penerima didik dengan jalan menukarkan hasil koreksi dari seorang korektor kepada korektor yang lain. melaluiataubersamaini kata lain, jikalau sudah selesai dikoreksi oleh seorang korektor, kemudian dikoreksi kembali oleh korektor yang lain. Kelebihannya yaitu faktor subjektif sanggup dikurangi, sedangkan kelemahannya yaitu membutuhkan waktu dan tenaga yang banyak.
Disamping metode-metode diatas, ada juga metode lain untuk mengoreksi jawabanan soal bentuk uraian, yaitu 
  • Analytical method, yaitu suatu cara untuk mengoreksi jawabanan penerima didik dan guru sudah menyiapkan sebuah model jawabanan, kemudian di analisis menjadi beberapa langkah atau unsur yang terpisah, dan pada setiap langkah disediakan skor – skor tertentu.
  • Sorting method, yaitu metode menentukan yang dipergunakan untuk memdiberi skor terhadap jawabanan jawabanan yang tidak dibagi-bagi menjadi unsure-unsur. Jawaban-jawabanan penerima didik harus dibaca secara keseluruhan.
Selanjutnya, guru juga sanggup memakai metode lain untuk pemdiberian skor soal bentuk uraian, yaitu :
  • Point method, yaitu setiap jawabanan dibandingkan dengan jawabanan ideal yang sudah diputuskan dalam kunci jawabanan dan skor yang didiberikan untuk setiap jawabanan akan bergantung pada derajat kepadanannya dengan kunci jawabanan. Metode ini sangat cocok dipakai untuk bentuk uraian terbatas, lantaran setiap jawabanan sudah dibatasi dengan kriteria tertentu.
  • Rating method, yaitu setiap jawabanan penerima didik diputuskan dalam salah satu kelompok yang sudah dipilah-pilah menurut kualitasnya selagi jawabanan tersebut dibaca.
Kelebihan dan Kekurangan Bentuk Tes Uraian
1. Kelebihan tes bentuk uraian antara lain :
  1. Menyusunnya relatif gampang
  2. Guru sanggup menilai penerima didik terkena kreativitas, menganlisis dan mengsintesis suatu soal.
  3. Guru sanggup memperoleh data-data terkena kepribadian penerima didik
  4. Peserta didik tidak sanggup menduga – nerka
  5. Derajat ketepatan dan kebenaran penerima didik sanggup dilihat dari ungkapan kalimat – kalimatnya.
  6. Sangat cocok untuk mengukur dan menilai hasil berguru yang kompleks, yang sukar diukur dengan mempergunakan bentuk adil.
2. Kekurangan tes bentuk uraian antara lain :
  • Sukar sekali menilai jawabanan penerima didik secara tepat dan komprehensif.
  • Ada kecenderungan guru untuk mempersembahkan nilai menyerupai biasanya.
  • Menghendaki respons-respons yang relatif panjang
  • Untuk mengoreksi jawabanan dibutuhkan waktu yang lama
  • Guru sering terkecoh dalam mempersembahkan nilai, lantaran keindahan kalimat dan tulisan, bahkan juga oleh lembar jawabanan
  • Hanya terbatas pada guru-guru yang menguasai materi yang sanggup mengoreksi jawabanan penerima didik sehingga kurang mudah bila jumlah penerima didik cukup banyak.
Soal Jawaban Singkat
Soal jawabanan singkat yaitu soal yang menuntut penerima tes untuk mempersembahkan jawabanan singkat berupa kata, frase, nama, tempat, nama tokoh, lambang, atau kalimat yang sudah pasti. Bentuk soal jawabanan singkat sangat tepat dipakai untuk mengukur kemampuan penerima tes yang sangat sederhana. Kemampuan yang dikur dengan jawabanan singkat yaitu kemampuan sebut istilah, kemampuan sebut fakta, kemampuan sebut prinsip, kemampuan sebut metode atau prosedur, kemampuan menginterpretasi data sederhana, kemampuan memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan anak dan kemampuan melengkapi persamaan.

1. Jenis Soal
Dari segi rumusan kalimatnya, soal jawabanan singkat sanggup berupa kalimat perintah, kalimat tanya, dan kalimat yang tidak lengkap.

Soal jawabanan singkat dengan kalimat perintah, misalnya:
  • Tuliskan ibu kota propinsi Sulawesi Tenggara
  • Sebutkan alat indera untuk melihat
  • Sebutkan warna bunga mawar.
Soal jawabanan singkat dengan kalimat tanya misalnya:
  • Apa nama ibukota Negara Indonesia?
  • melaluiataubersamaini cara apa korupsi diberantas?
  • Dimanakah terjadinya gempa sunami?
Soal jawabanan singkat dengan kalimat yang tidak lengkap misalnya:
  • Alat ini dinamakan….
  • Peta disamping menawarkan Negara ….
  • Gambar ini menawarkan permainan....
2. Unsur – unsur penyusunan soal jawabanan singkat
Dalam menulis soal bentuk jawabanan singkat, penulis soal harus mengetahui konsep dasar bentuk jawabanan singkat. Bentuk ini ialah salah satu bentuk soal adil yang jawabanannya menuntut siswa untuk menjawaban soal dengan singkat yaitu jawabanannya sanggup berupa satu kata, kelompok kata/frasa, simbol matematika, atau angka.

Adapun wujud soal bentuk jawabanan singkat yaitu terdiri dan 5 unsur, yaitu:
  1. dasar pertanyaan (stimulus) bila diperlukan,
  2. pertanyaan,
  3. tempat jawabanan,
  4. kunci jawabanan,
  5. pedoman penskoran.
a. Materi
  1. Soal harus sesuai dengan indikator.
  2. Materi yang diukur sesuai dengan tuntutan jawabanan singkat.
b. Konstruksi
  1. Pernyataan disusun dengan bentuk pertanyaan eksklusif semoga siswa lebih mudah merumuskan jawabanan singkat.
  2. Pernyataan disusun dengan bentuk pertanyaan yang menuntut jawabanan singkat pendek yang berupa sebuah kata, angka, simbol, atau kelompok kata.
  3. Tempat jawabanan hendaknya berupa garis lurus (bukan titik-titik). Tanda titik-titik sanggup mengaburkan pengertian pemeriksanya. Misal lantaran ada tanda titik sanggup mengaburkan pandangan pemeriksa, sehingga dikira karakter “I” atau lainnya.
  4. Hindarilah pernyataan yang memakai kata-kata yang eksklusif mengutip dan uraian materi buku pelajaran.
  5. Pertanyaan spesialuntuk ada satu jawabanan yang benar. Hal inl perlu diperhatikan lantaran seringkali siswa mempersembahkan interpretasi pertanyaan yang sama sekali tidak diduga dan dimaksudkan oleh penulis soal. Teknik mengatasinya tiruana kemungkinan jawabanan harus didaftar dicantumkan dalam kunci pemeriksaan.
  6. Tempat jawabanan yang dikosongkan harus sama panjangnya dan ditempatkan setelah pertanyaan.
  7. Jika jawabanan yang dikehendaki yaitu menuntut satuan urutan, maka ungkapkanlah secara rinci di dalam pertanyaan.
c. Bahasa/budaya
  1. Gunakanlah pertanyaan yang menuntut jawabanan singkat, contohnya memakai kata tanya siapa, kapan, berapa, di mana.
  2. Bahasa soal harus komunikatif dan diadaptasi dengan jenjang pendidikan siswa.
  3. Gunakan bahasa Indonesia baku.
  4. Soal tidak memakai bahasa yang berlaku setempat/tabu.

LihatTutupKomentar