-->
Hubungan Olahraga Dengan Prndidikan
C. OLAHRAGA
1. Samasukan, Kebijaksanaan, dan Program Repelita VI
Sesuai amanat GBHN 1993, dalam Repelita VI samasukan pembangunan olahraga yaitu meningkatnya pemassalan olahraga secara meluas dan merata ke seluruh pelosok tanah air yang mencakup beberapa aspek seluruh lapisan masyarakat; meningkatnya peringkat pada Asian Games dan mempertahankan juara umum pada SEA Games; meningkatnya perolehan medali emas pada Olimpiade; dan terciptanya sistem training olahraga yang mendukung peningkatan prestasi.

Beberapa kecerdikan yang ditempuh untuk mencapai samasukan pembangunan olahraga antara lain yaitu meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia akan pentingnya olahraga; meningkatkan prestasi olahraga melalui pembibitan dan training olahraga semenjak usia dini, pernantauan talenta dan pemilihan bibit olahragawan berpotensi; meningkatkan training terhadap tenaga keolahragaan; meningkatkan tugas serta masyarakat dan organisasi keolahragaan yang tumbuh di masyarakat termasuk di perdesaan dalam upaya mendorong keberhasilan pemassalan dan pemasyarakatan olahraga; dan membuatkan iklim yang mendukung peningkatan keterpaduan dan koordinasi antarlembaga dan instansi terkait guna menumbuhkan pengertian dan tanggung tanggapan bersama dalam training dan pengembangan olahraga.

Sehubungan dengan samasukan dan kecerdikan pembangunan olahraga tersebut, dalam Repelita VI dilaksanakan satu aktivitas pokok yaitu Program Pembinaan Keolahragaan yang didukung oleh aneka macam aktivitas penunjang, yaitu: (a) Program Pendidikan, Petes, dan Penyuluhan Olahraga; (b) Program Peningkatan Sarana dan Pramasukana Olahraga; dan (c) Program Penelitian dan Pengembangan Olahraga.

2. Pelaksanaan dan Hasil Pembangunan hingga dengan Tahun Keempat Repelita VI
Pembangunan bidang olahraga ialah bab penting dalam upaya peningkatan kualitas insan Indonesia yang sehat jasmani dan rohaninya. Oleh alasannya yaitu itu, kegiatan dan training olahraga terus dilanjutkan dan ditingkatkan supaya makin menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Selain itu juga terus ditingkatkan budaya berolahraga dan iklim yang sehat untuk mendorong tugas serta aktif masyarakat dalam peningkatan prestasi olahraga.

a. Program Pokok
Program pokok pembangunan olahraga yaitu Program Pembinaan Keolahragaan yang mencakup kegiatan-kegiatan: pemasalan olahraga dan peningkatan kesejukan jasmani, pemantauan bakat, pembibitan, dan peningkatan prestasi olahraga, training olahraga yang berkembang di masyarakat, training olahraga untuk kelompok khusus, dan training kelembagaan dan organisasi induk olahraga.

Pendekatan aktivitas training keolahragaan yang berorientasi pada pemerataan dilaksanakan melalui upaya pemasyarakatan olahraga dan mengolahragakan masyarakat.
1) Pemassalan Olahraga dan Peningkatan Kesegaran Jasmani
Kegiatan ini bertujuan mendorong dan menggerakkan masyarakat supaya lebih memahami dan menghayati hakikat dan manfaat olahraga sebagai kebutuhan hidup, khususnya jenis olahraga yang bersifat murah, murah, menarikdanunik, bermanfaa dan massal. Salah satu bentuk kegiatannya yaitu peningkatan kesejukan jasmani dalam rangka peningkatan kualitas fisik insan Indonesia. Secara tidak langsung, peningkatan kesejukan jasmani akan mendukung peningkatan prestasi belajar, prestasi olahraga, dan produktivitas kerja, serta sekaligus ialah landasan yang berpengaruh bagi peningkatan prestasi olahraga Indonesia.

Pada tahun 1997/98 dilanjutkan dan ditingkatkan pemassalan senam kesejukan jasmani bagi pelajar dari tingkat tarnan kanak­kanak hingga tingkat SLTA, mahasiswa, dan rnasyarakat luas. Pemassalan olahraga diselenggarakan melalui pernbinaan dan pembentukan 1.301 klub olahraga yang tersebar baik di sekolah maupun luar sekolah. Iumlah tersebut meningkat cukup besar dibanding tahun 1993/94 yang gres berjumlah 248 klub. Hal ini mencerminkan banyaknya minat dari tempat untuk mendirikan klub olahraga yang lebih efektif dalam rangka memunculkan bibit-bibit olahragawan pada cabang-cabang tertentu. Pada tahun 1998/99 training terhadap klub-klub tersebut akan terus dilanjutkan.

2) Pemanduan Bakat, Pembibitan, dan Peningkatan Prestasi Olahraga
Tujuan kegiatan pemanduan bakat, pembibitan dan peningkatan prestasi olahraga yaitu untuk memperoleh calon atlet berprestasi yang dilakukan melalui training olahraga usia dini bagi anak berumur 6-14 tahun melalui perkumpulan olahraga, training pendidikan jasmani dan olahraga di sekolah ataupun di luar sekolah melalui pertandingan cabang olahraga tertentu. Melalui kegiatan ini diupayakan mencari bibit olahragawan yang berpotensi, serta meningkatkan mutu guru pendidikan jasmani dan kesehatan dalam membina, memantau, dan menemukan bibit olahragawan yang berbakat, baik di perkumpulan maupun di sekolah.

Kegiatan pembibitan olahragawan berbakat yang dilakukan melalui sekolah atau kelas olahraga ibarat SMU Negeri Ragunan Jakarta dan melalui pusat-pusat pendidikan dan tes olahragawan pelajar (PPLP) terus ditingkatkan. Jumlah PPLP bertambah menjadi 43 PPLP pada tahun 1997/98 dibanding tahun 1993/94 yang gres berjumlah 17 PPLP. PPLP tersebut tersebar di 26 propinsi, mencakup 13 cabang olahraga, yaitu anggar, sepak bola, renang, sepak takraw, bulutangkis, panahan, senam, tenis meja, balap sepeda, tinju, dayung, loncat indah, dan pencak silat. melaluiataubersamaini bertambahnya jumlah PPLP tersebut maka jumlah olahragawan pelajar yang dibina juga meningkat yaitu dari 250 orang pada tahun 1993/94 menjadi 749 orang pada tahun 1997/98.

Dalam Repelita VI dicatat prestasi internasional yang menonjol yaitu keberhasilan Indonesia menjadi juara umum pada Sea Games ke XIX di Jakarta. Hal ini sesuai dengan samasukan Repelita VI yaitu mempertahankan sebagai juara umum, bahkan ialah prestasi yang sangat menonjol alasannya yaitu Indonesia bisa memperoleh 194 medali emas. Jumlah tersebut ialah jumlah perolehan medali tertinggi sepanjang sejarah Sea Games. Kesuksesan Sea Games ke XIX ini sanggup dijadikan momentum kebangkitan kernbali prestasi olahraga di Indonesia.

Prestasi lainnya di dunia internasional yaitu keberhasilan Tim Bulutangkis Indonesia yaitu pasangan ganda laki-laki mesebut juara All England, juara dunia Perahu Naga tahun 1997, Tim Angkat Besi Putri Indonesia Junior dan Senior yang menjadi juara dunia tahun 1997, Tim Angkat Berat Putra Indonesia yang menjadi juara dunia tahun 1997, Tim Karate Puteri Indonesia yang berhasil menembus peringkat elit di kejuaraan dunia, dan Tim Bridge Indonesia yang menjadi runner-up pada Olympiade Bridge tahun 1997.

3) Pembinaan Olahraga yang Berkembang di Masyarakat
Kegiatan training olahraga masyarakat dalam Repelita VI ditujukan untuk menggali, melestarikan, dan membuatkan jenis olahraga yang berkembang di masyarakat, ibarat olahraga tradisional dan olahraga pecinta alam. melaluiataubersamaini meningkatnya kesadaran masyarakat dalam berolahraga, meningkat pula kegiatan­-kegiatan olahraga masyarakat yang salah satu bentuknya yaitu olahraga tradisional yang pengembangannya bersifat khas tempat dan banyak yang dikaitkan dengan hiburan atau pariwisata. Olahraga pencinta alam dan alam terbuka juga terus dikembangkan khususnya di akademi tinggi.

4) Pembinaan Olahraga untuk Kelompok Khusus
Kegiatan ini bertujuan untuk mempersembahkan peluang kepada keompok khusus masyarakat ibarat penyandang cacat dan penduduk usia lanjut untuk berolahraga dan ikut berperan, serta berprestasi pada kejuaraan khusus untuk mereka, baik tingkat nasional, regional maupun internasional.

Kegiatan olahraga khusus bagi penyandang cacat yang dibina oleh tubuh pembina olahraga cacat (BPOC), sudah berhasil meningkatkan sportivitas dan solidaritas di kalangan penyandang cacat, dan meningkatkan prestasi atlet penyandang cacat hingga tingkat internasional.

Jenis olahraga khusus lain yang berkembang di masyarakat yaitu yang terkait dengan pemeliharaan atau pemulihan kesehatan ibarat olahraga rehabilitasi penderita penyakit jantung, olahraga pernapasan bagi penderita asma, dan olahraga kelenturan bagi penderita rematik sendi. Sebagai contoh, Yayasan Jantung Indonesia sudah membuatkan olahraga jantung sehat, dan untuk itu sudah terbentuk Klub Jantung Sehat Indonesia (KJSI), yang sudah menjangkau tiruana propinsi, bahkan sudah memiliki cabang hingga ke tempat tingkat II dan kecamatan-kecamatan.

5) Pembinaan Kelembagaan dan Organisasi Induk Olahraga
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas, efisiensi, efektivitas, dan fungsi kelembagaan, serta prosedur kerja lembaga-Iembaga keolahragaan disertai dengan peningkatan koordinasi kerja sektoral baik di sentra maupun di daerah. Pembinaan bagi organisasi-organisasi keolahragaan, termasuk training yang dilakukan oleh Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) dan organisasi olahraga lainnya sudah mengatakan alhasil dalam aneka macam prestasi olahraga ibarat tersebut di atas.

b. Program Penunjang
1) Program Pendidikan, Petes, dan Penyuluhan Olahraga
Program ini bertujuan untuk meningkatkan dan membuatkan kemampuan dan kualitas sumber daya insan di bidang olahraga, baik dari aspek keilmuan maupun keterampilan. Pembinaan dan peningkatan prestasi para olahragawan berbakat, memerlukan keberadaan, keterlibatan dan penanganan yang optimal dan profesional dari pelatihnya. Selama ini kebutuhan dan tuntutan akan jumlah dan mutu instruktur masih belum sanggup dipenuhi. Pada simpulan Replita V (1993/94) penataran guru, instruktur dan pelopor olahraga gres sekitar 3 ribu orang, dan selama 4 tahun Repelita VI sudah mencapai lebih dari 19,8 ribu orang. Hal ini mengatakan meningkatnya kebutuhan tenaga pembina dan pelopor olahraga sejalan dengan pembentukan klub/ perkum­pulan olahraga yang terus bertambah.

Kegiatan penyuluhan bagi masyarakat untuk meningkatkan kesadaran berolahraga juga ditingkatkan. Salah satu bentuk kegiatannya yaitu penyuluhan melalui media massa, termasuk melalui media elektronik ibarat televisi. Kegiatan ini didukung dengan penyediaan buku aliran kegiatan olahraga, yaitu 10 ribu eksemplar pada tahun terakhir Repelita V dan 190 ribu eksemplar selama 4 tahun Repelita VI.

2) Program Peningkatan Sarana dan Pramasukana Olahraga
Peningkatan masukana dan pramasukana olahraga bertujuan mengupayakan ketersediaan, pengadaan dan pembangunan masukana dan pramasukana yang diharapkan untuk menunjang kegiatan training dan pengembangan olahraga.

Di samping itu, dari sekolah-sekolah tingkat sekolah dasar hingga tingkat pendidikan tinggi secara terus menerus dibangun masukana dan pramasukana olahraga. Sarana olahraga yang dibangun di akademi tinggi tidak saja dipakai oleh mahasiswa, tetapi sanggup juga dipakai oleh masyarakat di sekitarnya. Sampai dengan tahun 1997/98 sudah dibangun kemudahan olahraga di 20 akademi tinggi, antara lain yaitu di Institut Teknologi Bandung, Universitas Diponegoro, Universitas Sebelas Maret, Universitas Gajah Mada, Universitas Airlangga, Universitas Sumatera Utara, Universitas Tanjungpura, Universitas Hasanuddin, Universitas Halu Oleo, Universitas Cenderawasih, Universitas Jember, Universitas Andalas, Universitas Syah Kuala, Universitas Jenderal Soedirman, Universitas Lampung, Universitas Palangkaraya, Universitas Udayana, Universitas Pattimura, Universitas Mulawarman, dan IKIP Ujung Pandang. Di samping itu masukana olahraga di akademi tinggi-perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan keolahragaan juga terus ditingkatkan. Dalam rangka menambah pengetahuan dan kecintaan berolahraga, dilanjutkan pula pengadaan buku-buku olahraga di sekolah.

Peran serta swasta dan masyarakat dalam penyediaan masukana dan pramasukana olahraga juga terus didorong. Jumlah kemudahan olahraga di kompleks-kompleks permukiman ibarat lapangan tenis, kolam renang, dan sentra kebugaran (fitness center) terus bertambah.

3) Program Penelitian dan Pengembangan Olahraga
Program ini bertujuan rnengernbangkan, memanfaatkan, dan menerapkan iptek di bidang olahraga, terutama dalam upaya mencapai prestasi olahraga setinggi-tingginya. Selama Repelita VI sudah dilanjutkan dan ditingkatkan kegiatan penelitian dan pengembangan kesejukan jasmani dan rekreasi dalam rangka peningkatan prestasi.

LihatTutupKomentar