-->
Cara Pengembangan Statistik Dan Penelitian
PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN STATISTIK
A. BIDANG PENELITIAN
I. Penlampauan.
sepertiyang halnya dengan tahun-tahun yang lalu, aktivitas pembangunan dibidang penelitian tetap diarahkan kepada usaha-usaha rehabilitasi forum penelitian yang sudah ada, training tenaga ilmiah dan tehnisi, ekspansi komunikasi dan informasi dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi serta melengkapi alat-alat ilmiah yang diperlukan, terutama alat-alat ilmiah khusus. melaluiataubersamaini pengarahan tersebut diharapkan terwu­judnya perbaikan dibidang pramasukana ilmiah dan taraf sumber daya ilmiah, sehingga kwalitas daripada hasil-hasil penelitian yang sangat diharapkan baik dalam proses penyusunan peren­canaan maupun dalam pelaksanaan pembangunan sanggup diting­katkan. melaluiataubersamaini demikian dapatlah diharapkan, bahwa pe-nelitian benar-benar ialah kegiatan yang tidak saja menunjang proses pembangunan dalam PELITA pertama, tetapi juga ialah dasar bagi usaha-usaha pembangunan dalam PELITA-PELITA selanjutnya.

2. Organisasi Penelitian/Ilmiah Indonesia.
Kegiatan penelitian/ilmiah dilakukan oleh banyak sekali forum penelitian dalam lingkungan Departemen-Departemen/Lembaga-Lembaga Pemerintah Non-Departemen, Universitas-Universi­tas/Perguruan Tinggi dan Lembaga-Lembaga Penelitian diluar lingkungan Departemen/Lembaga Pemerintah Non-Departemen.

Fungsi utama dari forum penelitian dilingkungan Departe­men yaitu untuk memmenolong pemecahan masalah serta menun­jang kegiatan dalam pelaksanaan fungsi masing-masing Departemen dan sifatnya jangka pendek; sedangkan kegiatan penelitian di Universitas/Perguruan Tinggi diarahkan untuk menunjang tujuan pendidikan dan pengabdiannya kepada masyarakat.

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) sebagai tubuh pembina ilmu pengetahuan dan teknologi selain mempunyai wewenang untuk menyelenggarakan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi pada tingkat sentra maupun kawasan dalam bidang ilmu dan teknologi, juga melaksanakan penelitian yang diselengga­rakan oleh lembaga-lembaga penelitian dilingkungan LIPI. Fungsi utama dari lembaga-lembaga penelitian dilingkungan LIPI yang bergerak dalam bidang ilmu pengetahuan alam, teknologi dan ilmu pengetahuan sosial dam, kemanusiaan, yaitu untuk melaksanakan penelitian yang bersifat "cross sectoral", terarah dan interdisipliner yang akibatnya ialah data ilmiah dan teknologis untuk diaplikasikan atau dikembangkan lebih lanjut. Penelitian yang dilakukannya tidak terbatas ha­- nya pada kepentingan satu Departemen saja, tetapi juga meninjau problem yang diselidikinya itu secara lebih luas dan bersifat nasional, baik jangka pendek maupun jangka panjang.

Selain Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, masih terdapat pula lembaga-lembaga yang fungsinya antara lain yaitu juga dalam penelitian bidang-bidang tertentu, menyerupai Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN), Lembaga Administrasi Negara (LAN) dan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN).

Survey dasar sumber alam dan pemetaan nasional dikoordinir oleh Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional (BAKO­SURTANAL).

3. Tenaga-tenaga ilmiah dan tehnisi.
Pembinaan tenaga ilmiah juga ialah kiprah Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia disamping tugasnya untuk meru­muskan akal nasional dibidang ilmu dan teknologi. Pengembangan ilmu dan teknologi yang baik, lazimnya spesialuntuk sanggup dihasilkan oleh karyawan-karyawan yang berdedikasi dan mempunyai kemampuan yang tinggi.

Dari survey yang sudah dilakukan terkena keadaan tenaga kerja penelitian di 92 forum penelitian dan suatu rangkaian loka-karya yang sudah diadakan wacana kebutuhan dan penye­diaan tenaga kerja penelitian dan pengembangan untuk masa 5 — 10 tahun menhadir, maka ternyata bahwa kebutuhan akan tenaga-tenaga ilmiah dan tehnisi sangat meningkat, terutama dalam bidang-bidang kesehatan masyarakat, engineering, geo­- logi dan pertambangan serta dokumentasi dan informasi ilmiah. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut maka kekerabatan yang erat antara lembaga-lembaga penelitian dengan lembaga-lembaga pendidikan/universitas dan perguruan tinggi tinggi sebagai sumber utama tenaga ilmiah tingkat tinggi perlu terus dibina dan di­tingkatkan. Disamping itu training tenaga-tenaga ilmiah dan tehnisi baik didalam negeri maupun pengiriman keluar negeri terus dilakukan.

Dalam rangka training karier karyawan peneliti, maka da­lam hubungannya dengan "Pedoman jenjang jabatan kriteria dan mekanisme kenaikan pangkat karyawan peneliti" yang dibentuk bersama oleh LIPI dan BAKN, sudah sanggup diselesaikan peni- ­laian bagi sejumlah tenaga peneliti dilingkungan LIPI dan Departemen Pertanian.

4. Pelaksanaan kegiatan penelitian.
Penelitian dibidang ilmu pengetahuan alam oleh LIPI dalam periode imi ditujukan kepada penelitian sumber-sumber hayati, terutama pada inventarisasi dan pendayagunaan sumber-sumber genetis, khususnya sumber-sumber protein dari kacang-kacang­an, buah-buahan dan sumber tumbuhan serta fauna. Dalam peneliti­- an sumber mineral masalah endapan kwarter dipulau Jawa dan energi dari materi bakar fosil juga menerima perhatian. 

Penelitian dalam bidang teknologi diarahkan kepada masalah­masalah teknologis yang menyangkut sumber-sumber alam, menyerupai cara-cara peningkatan mutunya, cara-cara pengolahan­nya; masalah-masalah yang menyangkut industri, menyerupai cara­cara peningkatan produktivitas, perbaikan mutu produksi dan memanfaatkan sisa-sisa industri dan pertanian; pengembangan inventarisasi dan standardisasi; dan masalah-masalah yang menyangkut pengembangan industri yang akan dibangun dike­mudian hari.

Penelitian dalam bidang ilmu-ilmu sosial dan kemanusiaan, terutama dibidang ekonomi, penelitian diprioritaskan kepada studi-studi terkena perekonomian daerah-daerah diluar Jawa; sedangkan dibidang kemasyarakatan diarahkan kepada studi wacana struktur masyarakat suku-suku bangsa di Indonesia, perobahan-perobahan dan dinamika kekerabatan antara anggota keluarga, stratifikasi sosial kawasan perkotaan, struktur keluar­- ga dan rumah tangga yang tiruananya ialah faktor-faktor non-ekonomis yang perlu menerima perhatian dalam pelaksa­na-an pembangunan.

Dibidang tenaga atom penelitian terutama diarahkan kepada aplikasi radioisotop dan radiasi, dan sudah menghasilkan bebe­rapa metoda yang sanggup dan sudah dimanfaatkan dalam kegiat­an penanggulangan pendangkalan pelabuhan, penanggulangan banjir, survey air tanah dan irigasi, investigasi kebocoran dan effisiensi waduk, pemuliaan tanaman, pemberantasan hama, problem pemupukan, investigasi belahan instalasi dan pabrik, diagnosa dalam kedokteran/obat-obatan dan investigasi su­- mur pengeboran minyak. 

Disamping itu beberapa metoda yang sudah pula selesai pe­nelitian pengembangannya yaitu pengawetan pangan, sterili­sasi alat kedokteran, peningkatan mutu kayu, serat dan latex, pemberantasan hama pertanian dengan tehnik jantan mandul.

Penelitian penunjang yang akibatnya sangat mempunyai kegunaan bagi pembiasaan maupun pengembangan metoda-metoda tersebut pun terus menerus dilakukan, yaitu penelitian fisika nuklir, kimia, biologi, radiokimia dan pembuatan peralatan, elektronika.

Guna memenuhi kebutuhan akan radioisotop maka BATAN sudah meningkatkan daya reaktor TRIGA MARK II dari 250 kw menjadi 1.000 kw pada tahun 1971/72, dan berhasil meningkat­- kan produksi radioisotop dari 190,745 Curie pada tahun 1971/72 menjadi 264,711 Curie dalam 1972/73.

Survey geologi mineral radio aktip di Kalimantan Barat yang selama ini dilakukan dalam kerjasama dengan CEA (Perancis) terus dikerjakan dan sudah diperluas kawasan surveynya kearah selatan dan timur, sedang pada kawasan anomali akan diadakan survey yang lebih terperinci. Daerah yang disurvey mencakup luas 175.000 km2.

Sementara itu didaerah Lampung juga sudah dilakukan sur­- vey geologi mineral radio aktip dan sudah menemukan kawasan anomali yang memerlukan penelitian terperinci.

Daerah yang disurvey mencakup luas 1500 km2.
Meningkatnya kegiatan dan kwalitas penelitian di BATAN sudah menambah kepercayaan dan legalisasi internasional terhadap SATAN. Hal ini terlihat pada kenaikan kontrak penelitian yang sudah dipercayakan Badan Tenaga Atom Inter­nasional (IAEA) kepada BATAN, yang dalam tahun 1971/72 sebanyak 5 (lima) kontrak, sudah meningkat menjadi 8 (de­lapan) kontrak dalam tahun 1972/73.

Dibidang survey dasar sumber alam dan pemetaan nasional yang sangat mempunyai kegunaan bagi pramasukana pembangunan, BAKO­SURTANAL sudah menuntaskan pemetaan kawasan Kaliman- ­tan Barat seluas 65.000 km2 (peta topografi skala 1 : 50.000) yang pemetaannya sudah dimulai semenjak tahun 1969/70. Peme- taan kawasan Lampung dan Sumatera Selatan seluas 71.350 km2 yang sudah dimulai tahun 1970/71 sudah sanggup diselesaikan 75% pada simpulan 1972/73 dan diharapkan selesai dalam tahun 1974/75 yang akan hadir. Sedangkan pemetaan kawasan Jambi dan Riau seluas 63.500 km2 yang sudah dimulai tahun 1971/72 gres sanggup diselesaikan sekitar 50% dan diharapkan selesai seluruhnya dalam tahun 1974/75.

Dalam rangka Inventarisasi Kondisi Lingkungan (Land system classification) yang sudah dimulai tahun 1971/72 dan mengambil kawasan Sumatera Selatan dan Lampung sebagai proyek percontohan, dari kawasan seluas 22.500 km2 sudah sanggup diselesaikan seluas 20.000 km2.

Dalam rangka pembuatan peta dasar dan peta-peta khusus/ teknis yang sangat diharapkan terutama dalam bidang peng­airan/irigasi, sudah dilakukan pengukuran dan penentuan titik­titik tumpuan dipegunungan Genuk (Jawa Tengah) dan di Aceh, serta pengukuran jaenteng sifat datar di Jawa. Pengukuran ini dimaksudkan untuk menghubungkan jaring-jaring geodesi di Indonesia belahan Barat.

Dalam rangka penerapan metode remote sensing, maka sudah pula diadakan tes inventarisasi sumber alam didarat dan dilaut dengan memakai metode remote sensing yang menerima menolongan metode dari USAID. Proyek ini ialah proyek integrated survey dari beberapa bidang penelitian, survey dan inventarisasi yang mencakup beberapa aspek Departemen Pertani­an, PUTL, P & K, HANKAM, LIP'I, LAPAN dan BAKO SURTANAL sendiri. Proyek yang dimulai pada pertengahan tahun anggaran 1972/73 ini diharapkan selesai dalam tahun 1973/74.

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional dalam usaha­nya untuk meningkatkan kemampuan dibidang antariksa dan memanfaatkan serta mengetrapkan kemajuan-kemajuan ter­akhir dibidang keantariksaan guna pembangunan, disamping mengadakan kerjasama dengan Badan Antariksa Nasional Amerika Serikat (NASA), juga bekerjasama dengan Badan­-badan Antariksa negara-negara lainnya. Sesudah selesainya stasiun bumi satelit cuaca yang pertama di Indonesia, yaitu stasiun bumi satelit cuaca Jakarta, dan sudah beroperasi mulai 1 April 1971, sekarang stasiun bumi satelit cuaca Biak, yaitu stasiun bumi satelit cuaca kedua di Indonesia sudah pula mendekati penyelesaiannya. Disamping itu sedang dilakukan pula penyem­purnaan sistim komunikasi distribusi dari stasiun-stasiun bumi satelit cuaca tersebut kestasiun-stasiun pemakai. Keseluruhan sistim tersebut akan ialah suatu sistim stasiun bumi satelit cuaca yang akan berkembang untuk mengobservasi dan mengidentifikasi cuaca di Indonesia dan sekitarnya yang mencakup areal seluas 85 juta km2. Samasukan tersebut diharapkan sudah sanggup tercapai dalam tahun anggaran 1973/74, sedang­kan persiapan-persiapan kearah itu yang dilaksanakan dalam tahun 1972/73 sudah sanggup diselesaikan sebesar 80%. Stasiun bumi satelit cuaca Biak yang diharapkan akan selesai dan sudah sanggup beroperasi dalam waktu-waktu yang erat ini akan berkemampuan untuk mendapatkan keadaan cuaca hampir seluruh wilayah dunia dari 45 derajat selatan ke 45 derajat utara, mengingat bahwa satelit cuaca ATS mengambang diatas kawasan Pasifik.

5. Informasi, Komunikasi dan Kepustakaan Ilmiah.
Dalam rangka kegiatan penelitian sangat diharapkan terse­dianya kepustakaan-kepustakaan ilmiah dan penukaran infor­masi ilmiah. Kegiatan-kegiatan dalam bidang dokumentasi, perpustakaan dan reproduksi terutama diselenggarakan oleh Pusat Dokumentasi Ilmiah Nasional (PDIN), yang selain se­-bagai sentra informasi dalam bidang ilmu dan teknologi, juga bertugas menyelenggarakan penerangan ilmiah, dan teknologis, mempersembahkan penerangan wacana sumber-sumber informasi dan dokumentasi ilmiah baik didalam maupun diluar negeri. Koleksi perpustakaan ilmiahnya sudah mencakup jumlah sekitar 25.000 jilid dan sejumlah 25.000 microfiche. Disamping itu sudah pula sanggup diselesaikan penerbitan-penerbitan : Directory of Special Libraries in Indonesia, Pedoman planning penelitian katalog induk majalah ilmiah, Pedoman literatur dalam bidang semen, Final report on the printing and reprographic services of PDIN, Pedoman tertib mengarang dan menerbitkan, Petun­-juk literatur wacana pembungkus dan pengepakan, Petunjuk literatur terkena kulit. Petunjuk literatur terkena geologi dan Pedoman untuk ketertiban penerbitan ilmiah.

Disamping penerbitan tersebut, sudah pula diadakan seminar informasi ilmiah dalam bidang pertambangan minyak bumi di Indonesia dan seminar sistim penyediaan penerbitan-pener­bitan Indonesia untuk kepentingan penelitian. Untuk keperluan tersebut dalam waktu erat ini diharapkan dapatnya terealisir pembentukan pusat-pusat informasi ilmiah dibidang-bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, biologi dan pertanian, kese­hatan dan kedokteran, dan ilmu-ilmu sosial dan budaya.

Dalam rangka training dan pengembangan ilmu dan tek­nologi, LIPI sudah melaksanakan usaha-usaha untuk memperluas informasi dan komunikasi antar tenaga-tenaga ilmiah yang dalam periode tahun 1972/73 ini sudah menerbitkan banyak sekali macam publikasi ilmiah yang mencakup bidang ilmu pengetahu-an alam sebanyak 46 publikasi, bidang teknologi sebanyak 45 publikasi dan dalam bidang ilmu-ilmu sosial dan kemanusiaan sebanyak 24 publikasi. Sedangkan perjuangan untuk mengembang­kan dan membina kesadaran ilmiah masyarakat Indonesia, LIPI antara lain sudah melaksanakan kegiatan-kegiatan dengan menerbitkan majalah bulanan guaka kegiatan LIPI, mengada-kan press release terkena peristiwa-peristiwa ilmiah penting, mengadakan siaran-siaran ilmiah regular melalui TV-RI dan RRI, mengadakan pameran ilmiah di Universitas-universitas yang ada di Jakarta dan training science clubs yang seka- rang sudah mencakup bidang-bidang elektro, peradioan, aero modelling, mekanika, arsitektur, geografi, ilmu pengetahuan sosial dan biologi.

Disamping itu sudah pula diselenggarakan seminar, loka­- karya ilmiah/penelitian yang ialah media penting dalam komunikasi ilmiah. Antaranya sudah pula diselenggarakan suatu loka-karya wacana sumber alam yang diadakan dalam kerjasama dengan Akademi Ilmu Pengetahuan Amerika (US. NAS) dan mengulas secara teknis ilmiah terkena keadaan sumber alam Indonesia, penerapannya dan pengelolaannya. Selain itu sudah pula selesai disusun dan diterbitkan suatu "Di-rectory of Research Institutes and Related Activities under.

Ministries and Non-Ministriel Bodies in Indonesia" yang me­muat. Informasi-informasi wacana keadaan 105 buah forum penelitian dan lembaga-lembaga penunjangnya.

Badan Tenaga Atom Nasional juga sudah meningkatkan publikasi ilmiahnya, dimana sudah diterbitkan dalam periode ini sebanyak 152 buah publikasi, sedangkan pada tahun sebe­lumnya spesialuntuk 94 publikasi. Disamping itu juga sudah diadakan seminar wacana pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) dengan thema pokok problem tekno ekonomi, yang antara lain sudah menyimpulkan bahwa didalam pengembangan sektor tenaga listrik, PLTN dianggap alternatif yang menarikdanunik dan tak boleh diabaikan.

6. Peralatan-peralatan ilmiah.
Tersedianya alat-alat ilmiah yang layak dan modern meru­pakan aspek penting dalam kegiatan penelitian. Karena hal itu memungkinkan adanya penelitian yang intensif dan dihasilkan­nya inovasi yang berkarakter. Guna memenuhi kebutuhan ter­sebut, dalam tahun 1972/73 sudah dilakukan usaha-usaha guna peningkatan penyediaan alat-alat ilmiah, rehabilitasi dan pembangunan laboratorium-laboratorium.

B. PENGEMBANGAN STATISTIK
 1. Penlampauan.
Tujuan pokok pembangunan Statistik yaitu untuk mening­katkan kemampuan Perstatistikan Nasional dalam usaspesialuntuk guna menyediakan data-data yang sanggup mengemban amanah dan tepat pada waktunya terkena aspek ekonomi dan sosial yang pen-Ling. Tersedianya data statistik yang sanggup mengemban amanah dan tepat pada waktunya, lengkap dan terperinci yang sanggup menggam­barkan situasi dan kondisi secara tepat, sangat panting baik dalam menetapkan akal dan merencanakan pemba­ngunan maupun dalam pengendalian pelaksanaannya.

Adanya angka-angka statistik yang dihasilkan oleh banyak sekali instansi pemerintah yang satu sama lain tidak konsisten meru­pakan barometer yang menunjukkan belum adanya keseraga­man dalam konsep, definisil, pembagian terstruktur mengenai dan mekanisme dalam statistik yang disusun. Ketidak serasian angka statistik yang menyangkut bidang atau judul yang sama akan membingungkan para pemakainya (jaitu para perencana dan pengambil kepu­tusan).

Dalam kekerabatan ini perlu dilakukan penyempurnaan organi­sasi statistik, meningkatkan koordinasi kegiatan statistik antara banyak sekali instansi semoga terbina konsistensi antara ruang lingkup (scope) banyak sekali kegiatan statistik yang berguaka ragam baik dalam kelengkapan (coverage) scope maupun frekwensinya, sehingga hasil-hasil banyak sekali census dan survey statistik saling lengkap melengkapi citra menyeluruh wacana sesuatu tanda-tanda atau keadaan (sifat lingkungan). Dalam pada itu sangat besar artinya pengintensipan dari pada tes dan pendidikan statistik dalam rangka meningkatkan kemam­puan tennis dari tenaga-tenaga Biro Pusat Statistik maupun dari instansi-instansi lainnya.

Dalam rangka penelitian dan pengembangan metodologi sta­tistik sudah dimulai persiapan-persiapannya yang diharapkan sudah sanggup dimulai sepenuhnya pads simpulan tahun 1973 ini dalam kerjasama internasional dengan UNDP dan Bank Dunia.

2. Statistik Pertanian.
Kegiatan-kegiatan maupun usaha-usaha perbaikan dibidang statistik pertanian dalam periode 1972/73 yang sudah dilaksana­kan antara lain ialah terkena statistik produksi materi makan­an pokok yang mencakup padi, jagung, ketela pohon, ketela ram-bat, kacang tanah, kacang kedele, kacang ijo dan lain-lain di­mana angka luas tanaman/pguanan disusun dari laporan bulan­an Kepala Desa yang diterima tiap-tiap bulan dipusat, sedang­kan angka produksi dihitung atas dasar hasil ubinan yang tiap bulan dilakukan oleh petugas lapangan BPS. Sementara itu da­lam kerjasama dengan Dit. Jen. Pertanian dan Badan Pengen­dalian BIMAS Departemen Pertanian sudah diperoleh cara gres dalam pengubinan dan pelaporan berdasarkan eksperimen-eks­perimen dan penelitian-penelitian yang sudah dilakukan di Sula­wesi. Selatan, Sumatera Utara, Nusa Tenggara Barat dan Jawa Barat. melaluiataubersamaini sistim pengubinan dan pelaporan yang gres ini nanti akan dihasilkan spesialuntuk satu angka saja terkena produksi materi makanan pokok, yang ialah hasil kerjasama antara BPS dengan Departemen Pertanian dipusat maupun didaerah. Disamping itu sistim gres ini diharapkan akan lebih adil dalam pelaporannya, lebih enteng dalam pekerjaan ubinannya dan lebih terjamin pengontrolannya.

Selain statistik produksi, maka sudah pula selesai disusun ramalan/forecasting produksi padi untuk tahun 1973 yang di­dasarkan pada realisasi luas tumbuhan pada simpulan bulan Desem­ber 1972. Statistik produksi tumbuhan perkebunan (yang meru­pakan perusahaan perkebunan) yang menyangkut tanaman­tanaman panting menyerupai karat, teh, kopi, kina, coklat, kelapa sawit, serat tali dan gula tebu gres sanggup diselesaikan hingga dengan semester II tahun 1972 dan ialah statistik bulan­an. Disamping itu juga disusun statistik tahunan terkena luas tanah yang dikuasai perkebunan berdasarkan jenis tanahnya, kete­rangan wacana tanamannya dan tumbuhan sampingan, yang gres sanggup diselesaikan statistik tahunan untuk tahun 1971, sedangkan untuk tahun 1972 masih menunggu kelengkapan do­kumennya. Mengenai tumbuhan perdagangan lainnya dari per­kebunan rakyat, sekarang sedang dilakukan perbaikan-perbaikan terhadap cara pelaporannya yang diarahkan kepada penyeder­hanaan daftar-daftar isian, penyesuaian pertanyaan dengan statistik yang benar-benar dipandang perlu.

Disamping staitistik produksi materi makanan pokok dan pro­duksi tumbuhan perkebunan/perdagangan tersebut, dalam rangka penyusunan suatu sistim pengumpulan statistik per­ikanan secara sample, dalam bulan Maret 1973 BPS bersama‑sama dengan Direktorat Jenderal Perikanan sudah mengadakan pilot sensus di Kabupaten Cirebon.

Dalam rangka persiapan sensus pertanian 1973, maka sudah dilakukan pembentukan Census Steering Committee dan Pani­tya Interdepartemental yang bertugas memmenolong Menteri Per­tanian dan Kepala BPS didalam penye!esaian penyusunan dari­pada materi yang harus dicakup, planning tabel-tabel yang akan diterbitkan serta konsep-konsep/definisi-definisi yang akan di­pakai, yang rancangannya sudah disiapkan oleh Census Steering Committee tersebut. Selanjutnya sudah pula diselenggarakan Pilot Sensus kedua di Kabupaten Semarang dan Pilot Sensus ketiga di Kabupaten Lampung Utara, rapat kerja kepala-kepala kantor sensus dan statistik kawasan tingkat I se Indonesia dan perobahan-perobahan seperlu.nya dalam planning pelaksanaan sensus pertanian 1973 sesuai dengan besarnya penyediaan biaya yang didiberikan.

3. Statistik Perindustrian, Pertambangan, Listrik dan Gas.
Survey industri besar dan sedang diadakan setiap tahun se- kali, dimana untuk perusahaan-perusahaan besar dicacah selu­ruhnya sedangkan untuk industri sedang diadakan sample. Pe­laksanaannya dibagi dalam 2 tahap, pertama diadakan regis­-trasi industri besar dan sedang yang dilakukan sekitar bulan Nopember sampan dengan Januari, guna mendapatkan infor­masi wacana keadaan industri berdasarkan ketika terakhir dan bebe­rapa pertanyaan lainnya, yang akibatnya digunakan untuk penyu­sunan daftar lokasi (directory) dan penyusunan kerangka sebagai dasar pengambilan sample, dan dilakukan diseluruh Indonesia. Tahap kedua gres dilakukan surveynya dimana per­tanyaannya lebih terperinci lagi, selain perlengkapan mesin, tenaga kerja, upah & penghasilannya, maka input dan outputnya pun ditanyakan juga. Dalam periode ini sedang dikerjakan peng­olahan hasil survey industri tahun 1971 yang diperinci menjadi 85 kelompok industri pada tiap-tiap propinsi dan jumlahnya secara nasional, pendaftaran (pendaftaran ulangan) 1972 dan pengolahannya, dan pelaksanaan survey triwulan industri besar guna penyusunan indexs produksi.

Sementara itu dalam rangka Sensus Industri 1974, sudah pula dimulai persiapan-persiapan guna menyempurnakan daftar lokasi (directory) Industri untuk penyusunan kerangka, menyu­sun kode kawasan survey industry, merevisi pembagian terstruktur mengenai industri berdasarkan ISIC dan menyusun planning yang bekerjasama de­-ngan Sensus Industri.

Statistik Industri Kecil/Kerajinan Rakyat pengumpulan da­tanya dilakukan melalui, sample Survey Nasional terhadap rumah tangga dan sedang dipersiapkan publikasinya yang me­nyangkut hasil tahun 1969/70.

Dibidang Statistik Pertambangan dalam periode ini sudah sanggup disusun data dari tiruana materi tambang yang menyang­- kut tahun 1972, walaupun masih terbatas pada data produksi saja, sedangkan data lainnya tidak.

Dibidang Statistik Listrik dan Gas dalam periode ini sudah sanggup diselesaikan terkena perlistrikan tahun 1972 yang me­liputi produksi tenaga listrik di Indonesia diperinci berdasarkan pro­duksi pada tiap-tiap daerah, Eksplotasi, installed capacity yang diperinci berdasarkan sumber tenaganya dan banyaknya pusat­-pusat pembangkit tenaga listrik. Sedangkan yang terkena gas mencakup produksi, pemakaian bahan, tenaga kerja, perlengkap­-an mesin tenaga dan sektor pemakaian gasnya tahun 1971.

4. Statistik Perdagangan.
Dibidang statistik perdagangan ini sudah diusahakan perbaik­an-perbaikan dalam statistik impor dan ekspor semoga lebih up to date dan lebih lengkap. Pengolahannya dilakukan dengan memakai sistim yang dianjurkan yaitu C.S.A. (Computer System Adviser) dan digunakan computer I.C.L. 1903A. BPS yang lebih besar kapasitas/memory-nya. Untuk pengolahan tahun 1973 ini terdapat sedikit perobahan pada statistik impor dima­na jenis barang akan diterbitkan berdasarkan B.T.N. dan S.I.T.C.

5. Statistik Harga.
Dibidang statistik harga, maka statistik harga konsumen amat penting artinya dalam fungsinya untuk menyajikan indi­kator-indikator perkembangan harga-harga konsumen diting­kat kota, menyerupai harga-harga dan index harga 9 materi pokok, angka index biaya hidup, harga-harga materi bangunan, harga­harga mas, valuta aneh dipasar bebas dan lain-lain, yang seka­ligus sanggup mempersembahkan petunjuk wacana kestabilan harga­harga pada umumnya dan wacana laju inflasi. Dalam periode ini sudah berhasil disusun serie angka index baru, yang disebut index harga konsumen (100 macam barang) untuk kota Jakar­-ta, perba-kan dalam kecepatan penyampaian laporan terkena harga materi pokok dari daerah-daerah berkat penerapan SSB dan, sebagainya, kemudian sudah pula diintrodusir anutan yang sama, bagi pencatat harga untuk instansi-instansi lain yang juga melaksanakan kegiatan yang sama, sehingga simpang-siur data sudah amat berkurang.

Disamping statistik harga konsumen, maka antara tanggal 15 dan 20 setiap bulan diadakan pula pencaitatan harga-harga perdagangan besar kecuali harga karat yang dicatat harian, dikota-kota yang ialah pusat-pusat produksi (production centers) dan kota-kota penting termasuk Jakarta. Hal ini di­tujukan untuk mendapatkan index harga perdagangan besar. Dalam periode ini Statistik Harga Perdagangan Besar sudah pula mencapai beberapa langkah maju dengan dihasilkannya beberapa kelompok statistik, antara lain kulit dan hasil-hasil­nya, tekstil dan hasil-hasilnya sebagai kelanjutan perjuangan pe­ngembangan statistik harga perdagangan besar.

Selanjutnya juga disusun statistik harga pedusunan dengan mengambil sample dari 220 kecamatan dipulau Jawa dan 439 kecamatan lain diluar pulau Jawa. Dalam periode ini sudah di­usahakan untuk memperoleh data harga padi dengan menggu­nakan daftar isian S.R. II, sedangkan data terkena harga padi yang tersedia secara teratur hingga sekarang yaitu berdasarkan laporan-laporan IPEDA. Dalam perjuangan pengembangannya masih dijalankan pencarian data-data untuk menerima citra da-lam bentuk index harga-harga yang dibayar petani dan index harga-harga yang diterima petani.

6. Stratistik Transpor, Komunikasi dan Pariwisata.
Dibidang statistik transpor ini termasuk statistik transpor jalan raya, statistik kereta api, statistik angkutan udara dan statistik angkutan air. Dalam periode ini dibidang statistik jalan raya sudah dilakukan penyusunan data-data terkena jumlah kendaraan bermotor 1971 dan 1972 (angka sementara), jumlah kecelakaan lalu-lintas 1971 dam 1972 (angka sementara), jum­lah kendaraan bermotor wajib uji tahun 1971, lalu-lintas barang melalui timbangan-timbangan di Jakarta hingga dengan bulan Desember 1972, dan jumlah bus dan truck serta rata-rata ang­kutannya antara propinsi tahun 1971. Selanjutnya juga dikum­pulkan statistik wacana panjangnya jalan berdasarkan propinsi, jenis permukaan, kelas jalan dan wewenang pemerintahan yang mengurusnya. Statistik angkutan kereta api menyajikan data-data angkutan penumpang, barang, km-pnp, km-ton (bulanan) ; dan inventaris bekal pelanting, lalu-lintas angkutan dan pembe-lian gres (tahunan). Dalam pada itu sedang diusahakan pula penyajian data lalu-Batas angkutan kereta api berdasarkan asal dan tujuan.

Dibidang statistik angkutan udara dalam periode ini sudah pula disusun data terkena jumlah pesawat terbang sipil me­nurut jenis dan ukuran tahun 1972, daftar alamat-alamat per­usahaan penerbangan, lalu-lintas pesawat, penumpang, barang, bagasi dan pos ditiap-tiap pelabuhan udara hingga dengan bu­lan Desember 1972. Sedangkan dibidang statistik angkutan air dalam periode ini sudah pula disajikan daftar alamat kapal na­sional dan jumlah armada kapal Indonesia tahun 1971 (tahun­an), berdasarkan jenis perusahaan pelayaran; bongkar muat barang-barang berdasarkan beberapa jenis barang yang utama di­tiap-tiap pelabuhan hingga dengan bulan Desember 1972 (bulanan).

dibidang statistik pariwisata dalam periode ini sudah pula disusun statistik perhotelan yang menyajikan data terkena daftar alamat hotel-hotel dan jumlah hotel berdasarkan keadaan tahun 1971, banyaknya tamu dan hari menginap pada hotel-hotel pariwisata berdasarkan kebangsaan hingga dengan keadaan bulan Desember 1972 (bulanan). Sedangkan statistik komuni­kasi menyajikan pula data-data terkena antara lain jumlah pesawat-pesawat T.V., radio akseptor yang terdaftar dan me­-dia komunikasi lainnya tahun 1971.

7. Statistik Penduduk dan Tenaga Kerja.
Untuk memperoleh data wacana penduduk dalam tahun-tahun dimana sensus tidak diadakan, maka perlu dilakukan pendaftar­- an penduduk secara teratur. Pada umumnya penduduk belum tertib mendaftarkan diri dikantor-kantor kelurahan dan belum baik terpeliharanya catatan terkena kelahiran, kematian dan kepindahan penduduk sehingga angka-angka yang dikumpulkan BPS dua kali dalam setahun dari tiap-tiap kecamatan jadi ku­- rang tepat pula. Dalam periode ini sudah sanggup disajikan hasil pendaftaran penduduk untuk Jawa dan Madura, untuk tahun 1970 dan 1971, serta untuk seluruh Indonesia untuk tahun 1969.

Disamping statistik penduduk, disusun juga statistik tenaga kerja dan upah, yang mempersembahkan data-data terkena jumlah karyawan dan upah yang bekerja dibidang perkebunan, industri besar dan sedang serta jumlah pegawai negeri sipil Pusat. Sta­tistik wacana jumlah karyawan produksi dan bukan produksi serta jumlah upah dibidang perkebunan per-jenis tumbuhan sudah selesai disusun hingga dengan Juni 1972; sedangkan un­tuk sektor industri besar dan sedang hingga dengan bulan Nopember 1972 terkena upah rata-rata buruh produksi per­jenis industri. Statistik Pegawai Negeri Sipil, yang pengumpul­annya didasarkan atas Surat Keputusan Menteri Keuangan No. 378/MK/I/6/1969, dalam periode ini sudah selesai diolah datanya untuk tahun 1969 terkena seluruh wilayah Indonesia, kecuali Maluku dan Irian Jaya; untuk tahun 1970 spesialuntuk selesai untuk Jakarta, sedangkan untuk kawasan lainnya tak sanggup di­olah sebab ketidak lengkapan jawabanan yang masuk. Mengenai data untuk tahun 1971 sudah ada perbaikan dalam pelaporan, sehingga untuk seluruh Indonesia kecuali Maluku sanggup diolah datanya dan diharapkan pada simpulan tahun ini sanggup diselesai­-kan untuk KBN Jakarta, Bandung dan Yogyakarta, sementara itu sedang diolah pula untuk KBN Semarang dan Surabaya.

8. Sensus Penduduk
Dalam angka pengolahan hasil sensus penduduk 1971, sudah diselesaikannya pengolahan hasil pencacahan sensus lengkap dan pengolahan hasil sensus sample berupa tabel-tabel penda­huluan yang menggambarkan keadaan tingkat nasional menge­-nai struktur umur penduduk dan keterangan-keterangan pen- ting lainnya. Kecuali itu dalam periode ini sedang dikerjakan pengolahan tahap-tahap diberikutnya yang akan ialah hasil simpulan serta menggambarkan keadaan tingkat propinsi dan kabu­paten/kotamadya, baik terkena keterangan-ketenangan ten-tang penduduk, maupun keadaan tempat tinggal (perumahan) dari penduduk. Kecuali dari hal-hal tersebut diatas, sudah pula selesai diolah proyeksi penduduk Indonesia dari tahun 1971 hingga dengan 1981 berdasarkan hasil sementara sensus pen­duduk 1971 yang sudah mengalami perobahan. Angka kelahiran dihitung secara "reserve" dan angka kerindangan dihitung ber­dasarkan hasil Survey Nasional wacana rumah tangga. Proyeksi penduduk ini gres sanggup dibentuk untuk tingkat kepulauan. Se­mentara itu, untuk mengetahui berapa besarnya kemungkinan belum sempurnanya-belum sempurnanya dalam jumlah penghitungan (under enumeration) dari hasil Sensus Penduduk 1971 tersebut, maka dalam periode ini sedang dilakukan perhitungannya dengan memakai Chandra - Deming method.

9. Pendapatan Regional
Dalam rangka perjuangan untuk menghitung pendapatan regional yang dilakukan secara bersama antara BPS, Pemda dan Perguruan Tinggi setempat, maka dalam periode ini sudah sanggup diselesaikan perhitungan pendapatan regional da­erah-daerah Propinsi Riau 1969 — 1971, Propinsi Kalimantan Barat 1969 — 1971, Propinsi Kalimantan Selatan 1969 — 1971, Propinsi Sulawesi Tengah 1969 — 1971 dan Nusa Tenggara Barat 1969 — 1971. melaluiataubersamaini demikian hingga ketika ini sudah ada 17 kawasan yang berhasil sanggup menyajikan pendapatan regional­nya dengan perincian sebagai diberikut : 5 propinsi di Jawa dan Madura (DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, D.I. Yogya­karta dan Jawa Timur) ; 4 propinsi di Sumatera (Aceh, Suma­tera Barat, Sumatera Selatan dan Riau) ; 2 propinsi di Kali­mantan (Kalimantan Barat dan Kalimantan Selatan) ; 2 pro­-pinsi di Sulawesi (Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Tengah) ; Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku dan Pro­pinsi Irian Jaya.

10. Tenaga dan Perbaikan Sarana Statistik.
Dalam rangka perjuangan perbaikan statistik secara menyeluruh maka dibidang training tenaga-tenaga statistik sudah dilaksa­nakan peningkatan ketrampilan tehnis tenaga-tenaga statistik, baik tenaga-tenaga dari BPS maupun dari luar BPS, melalui kursus-kursus, loka-karya, seminar dan Akademi Ilmu Statistik.

Bidang tehnik dan metodologi statistik dikembangkan de­- ngan mempelajari hingga berapa jauh tehnik dan metodologi yang sudah diterapkan dinegara lain bisa dilakukan di Indonesia

Selanjutnya perbaikan terhadap sistim dan peralatan peng­olahan, yaitu dengan perjuangan mengalihkan secara berangsur­- angsur pengolahan data secara manual kepada sistim kompu-terisasi melalui penyesuaian sistim pengumpulan data yang sesuai dengan prasyarat data input yang baru

LihatTutupKomentar