-->
Landasan Konseptual Penyelenggaraan Taman Kanak-Kanak (Tk)
Profesionalitas penyelenggaraan forum pendididkan Taman Kanak LANDASAN KONSEPTUAL PENYELENGGARAAN TAMAN KANAK-KANAK (TK)
PAUD-Anakbermainbelajar---Profesionalitas penyelenggaraan forum pendididkan Taman Kanak-kanak akan banyak tergantung dari kejelasan landasan konseptual (teoritik) yang dipergunakan oleh penyelenggara dan pendidik (guru) di TK. Landasan konseptual yang dimaksud yakni aneka macam bentuk atau model dasar teoritik yang selama ini dikembangkan para jago dalam melaksanakan dan berbagi forum pendidikan anak usia dini, khususnya pada pendidikan anak usia TK. Landasan ini akan mempersembahkan warna tersendiri bagi forum penyelenggara dan pendidik dalam melaksanakan pendidikan pada anak usia dini.

Jika anda mengamati kenyataan pelaksanaan pendidikan di Taman Kanak-kanak kini ini terdapat keragaman penyelenggaraan. Dalam penyelenggaraan pendidikan Taman Kanak-kanak sekurang-kurangnya sudah berkembang secara nasional konsep wacana pendidikan Taman Kanak-kanak Atraktif yang dimulai tahun 1999, pengembangan PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif dan Menyenangkan), CRI (Children Resources International) yang mempersembahkan citra umum wacana "Pembelajaran yang Berpusat pada Anak" dan model pembelajaran area. Masing-masing ragam pembelajaran tersebut mempunyai landasan konseptual sendiri-sendiri walaupun di antaranya banyak mempunyai kesamaan.

Jika anda menghendaki penerapan salah satu ragam pembelajaran tersebut dan menjadi guru yang profesional, anda seharusnya memahami secara konseptual dan praksis pelaksanaan dari model tersebut. Kata praksis ini dipakai untuk merujuk makna praktik pendidikan (pembelajaran) di Taman Kanak-kanak yang berbasis pada landasan konseptual yang jelas.

Landasan konseptual tersebut akan mempersembahkan efek aktual pada cara berpikir, bersikap dan bertindak guru terutama saat melaksanakan proses pembelajaran di TK. Sebagai contoh, seorang guru Taman Kanak-kanak akan menyadari sepenuhnya mengapa dalam pelaksanaan pembelajaran harus berbagi acara permainan yang memungkinkan anak aktif (active learning) dan bergerak (berpindah) atau sering disebut pula dengan istilah moving atau moving class (kelas pindah). Landasan konseptual tersebut mempersembahkan dasar bagi pembelajaran anak usia dini dengan model arena dan model sentra. https://paud-anakbermainbelajar.blogspot.co.id/

Berbagai landasan konseptual (teoritik) yang dimaksud di antaranya yakni diberikut ini :

1. Model Pembelajaran Pestalozi

Model pembelajaran ini menitik beratkan pada AVM (Auditory, Visual, Memory), yakni berbagi kemampuan penglihatan, indera pendengaran dan daya ingat yang tiruana ini sanggup dikemas melalui pengembangan bahasa atau suara, bentuk dan konsep bilangan (berhitung permulaan) pada anak usia dini.


2. Model Pembelajaran Frobel

Model pembelajaran ini menitikberatkan pada Utoaktivitas anak (anak menerangkan keaktifan yang muncul atas dorongan dari dalam dirinya sendiri) dan Frobel membuat alat permainan yang disebut spiel foremen (spiel artinya permainan, Formen artinya membentuk bangunan), maksudnya yakni permainan bentuk, menyerupai dari plastisin, mozaik, tanah liat, stick es krim, kertas-kertas bekas atau kertas origami, balok-balok dan lain sebagainya. Pembelajaran ini dilakukan dalam suasana 3 F, yakni Friede (suasana damai, Freude (gembira) dan Freiheit (merdeka).


3. Model Pembelajaran Jan Lighart

Model pembelajaran ini menitik beratkan pada "Pengajaran barang sesungguhnya", mengajak anak pada suasana mencar ilmu yang bersama-sama melalui pengamatan alam sekitarnya. Langkah-langkah pembelajaran Jan Lighart, yaitu:
a. Menentukan sesuatu yang menjadi pusat minat anak
b. Melakukan perjalanan sekolah
c. pembahasan hasil pengamatan
d. menceritakan lingkungan yang diamati
e. kegiatan ekspresi.


4. Model Pembelajaran Montessori

Model pembelajaran ini menitikberatkan pada "Pendidikan Pedosentris" (pusat acara pendidikan terletak pada anak didik itu sendiri). Montessori beranggapan bahwa tiruana bentuk pendidikan intinya yakni pendidikan diri sendiri. Dalam berbagi kemampuan anak, pengembangan fungsi panca indar harus mendapat peluang yang besar.


5. Model Pembelajaran Helen Parkhust

Model pembelajaran ini menitikberatkan pada "pembelajaran sentra" (setiap ruangan pusat terdiri dari satu rumpun pengembangan) yang masing-masing anak sanggup menentukan pusat sesuai dengan impian anak masing-masing. Pembelajaran pusat memungkinkan anak sanggup bebas bergerak bebas sesuai dengan impian anak.


6. Model Pembelajaran John Dewey

Model Pembelajaran John Dewey menitikberatkan pada learning by doing atau "belajar sambil bekerja", yaitu sebagai diberikut:
  • Pengajaran harus sanggup menghubungkan isi kurikulum dengan lingkungan hidup anak
  • Konsep dan cara mengajarkan membaca, menulis dan berhitung permulaan dengan materi yang menarikdanunik dan sesuai dengan lingkungan hidup anak-anak
  • Konsep dan cara membangkitkan perhatian anak.

7. Model Pembelajaran W.H. Kilpatrick

Model pembelajaran ini menitik beratkan pada "Pengajaran Proyek", yaitu suatu model pengajaran yang memungkinkan anak mengolah sendiri untuk menguasai materi pelajaran yang dilakukan guru dengan jalan menyajikan suatu materi pengajaran melalui pengajaran proyek total, proyek parsial dan proyek occasional. Langkah-langkah pembelajaran proyek yakni sebagai diberikut:

  • Persiapan tema dan pokok problem yang dilaksanakan dengan memakai pengajaran proyek
  • Penlampauan dengan melaksanakan percakapan bersama bawah umur secara klasikal wacana tema atau pokok masalah
  • Perjalanan sekolah atau survei ke daerah yang sudah ditentukan. Perjalanan dilakukan ke daerah yang terdekat dengan lingkungan sekolah saja.
  • Pengolahan problem dilakukan bawah umur dengan melaporkan apa yang sudah ditemukan saat melaksanakan survei
  • Pameran, dirancang oleh bawah umur sendiri untuk memasang hasil karya yang sudah dikerjakan bersama-sama.

8. Model Pembelajaran Ovide Decroly

Model Pembelajaran ini menitik beratkan pada "Pengajaran Simbiotis", yaitu pengajaran yang harus totalitas atau satu kesatuan terpadu antara materi pembelajaran satu dengan lainnya. Bahan pengajaran harus dihubungkan menurut komplotan hidup bukan didasarkan atas korelasi logis atau ilmiah. Langkah pembelajaran simbiotis, yaitu observasi (pengamatan) asosiasi (pengolahan) dan ekspresi (pengungkapan).


9. Model Pembelajaran Vigotsky

Model pembelajaran ini menitikberatkan pada "Alat berpikir mental", melalui bentuk-bentuk kegiatan block building (bangunan balok), mapping (pemetaan), making pattern (penyusunan pola), dramtic play (permainan dramatik), story telling (menyampaikan cerita) dan journal writing (penulisan jurnal).


10. Model Pembelajaran Jean Piaget

Model pembelajaran ini menitikberatkan pada "Pembelajaran kognitif", dimana anak usia Taman Kanak-kanak sedang memasuki masa pra-operasional, yaitu anak melaksanakan simbolisasi terhadap objek yang tidak ada atau objek yang tidak diketahuinya saat terjadi pemindahan objek. Anak pada usia ini terpusat pada diri sendiri (egosentris). 
https://paud-anakbermainbelajar.blogspot.co.id/





LihatTutupKomentar