-->
Keterampilan Berbicara Anak Usia Dini (5-6 Tahun)
1      Pengertian Keterampilan Berbicara
Menurut (Yudha dan Rudyanto, 2005: 7) dalam kutipannya “Keterampilan yaitu kemampuan dalam melaksanakan banyak sekali kegiatan ibarat motorik, berbahasa, sosial emosional, kognitif, dan afektif (nilai-nilai moral)”.
Sedangkan Soemarjadi, dkk. (1992: 2) menyatakan ”Keterampilan sama artinya dengan kata cekatan yaitu kepandaian melaksanakan suatu pekerjaan dengan cepat dan benar”
Jadi, Keterampilan yang dipelajari dengan baik akan berubah menjadi kebiasaan. Terdapat korelasi yang saling mempengaruhi antara keterampilan dengan perkembangan kemampuan keseluruhan anak. Keterampilan anak tidak akan berkembang tanpa adanya kematangan.
12
Menurut Hurlock (1978: 176). “Berbicara yaitu bentuk bahasa yang memakai artikulasi atau kata-kata yang dipakai untuk memberikan maksud” Selanjutnya Tarigan (2008: 16) mengemukakan bahwa ”Berbicara yaitu bentuk komunikasi verbal yang dipakai dalam kehidupan sehari-hari untuk mengadakan interaksi" Sejalan dengan hal tersebut, Suhartono  (2005: 20). mengemukakan bahwa “Berbicara yaitu kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan pikiran, gagasan, dan perasaan”.
Menurut Gorys Keraf (1994: 33)Keterampilan berbicara yaitu keterampilan yang sangat penting untuk berkomunikasi, menjadi proses belajar,dan media yang sanggup dikembangkan oleh topik. Berkomunikasi yang dilakukan melalui pengungkapan bahasa dengan kata-kata dan kalimat, sehingga sanggup menjadi proses belajar.
Dalam interaksi tentu ada komunikasi secara verbal untukmengekspresikan, menyatakan serta memberikan pikiran,gagasan dan perasaan biar orang lain mengerti dan memahamipikiran maupun perasaan seseorang.
Dari pengertian keterampilan dan berbicara di atas, maka sanggup disimpulkan bahwa keterampilan berbicara yaitu keterampilan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta memberikan pikiran, gagasan, dan perasaan. Aktivitas anak yang sanggup dilakukan yaitu dengan diberinteraksi dan berkomunikasi dengan orang-orang yang ada di sekitarnya, sehingga sanggup melatih anak terampil berbicara.
Keterampilan berbicara yang dibahas yaitu khusus keterampilan berbicara untuk Anak usia dini (5-6 Tahun). Pada usia ini seluruh keterampilan termasuk keterampilan berbicara perlu distimulasi biar berkembang secara terbaik.
Keterampilan berbicara dalam penelitian ini yaitu terkena suatu penyampaian maksud (ide, pikiran, gagasan) kepada orang lain dengan memakai bahasa verbal sehingga sanggup dipahami orang lain. Selain itu bahasa yang memakai artikulasi dipakai untuk memberikan maksud yang berpertama dari kata-kata selanjutnya membentuk kalimat sehingga seseorang sanggup memberikan inspirasi yang akan diungkapkan. Oleh alasannya itu, diharapkan peningkatan terhadap keterampilan berbicara pada anak. Diharapkan keterampilan berbicara sanggup menjadi bekal anak untuk memasuki jenjang pendidikan selanjutnya dan kehidupan yang menhadir.

2.        Perkembangan Keterampilan Berbicara (5-6 Tahun)
Sebelum bisa berbicara umumnya seorang anak memiliki sikap untuk mengeluarkan suara-suara bersifat sederhana kemudian berkembang secara kompleks dan mengandung arti. Misalnya seorang menangis, mengoceh kemudian bisa menirukan kata-kata yang di dengar orang renta atau lingkungan sekiarnya, ibarat kata mana, apa, makan, minum, dan sebagainya. Semua membutuhkan proses dan kita spesialuntuk perlu mempersembahkan stimulus biar perkembangan keterampilan berbicara pada anak muncul.
sepertiyang berdasarkan (Suhartono, 2005: 48) yang menyatakan bahwa Perkembangan bicara yaitu bekerjasama dengan fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik. Aktivitas anak sehari-hari yang dilakukan yaitu mendengarkan bunyi-bunyi bahasa di sekitarnya. Dari hasil mendengarkan bunyi- bunyi itulah, yang dipakai anak sebagai pertama kegiatan bicara yaitu dengan menirukan yang sudah didengarnya”.
Anak usia Tk berada dalam fase perkembangan Bahasa secara ekspresif. Hal ini berati bahwa anak sudah sanggup mengungkapkan keingunannya, penolakannya, maupun pendapatnya dengan memakai Bahasa lisan. sepertiyang berdasarkan (Rita Kurnia, 2009:70) “Bahasa verbal sudah sanggup dipakai anak sebagai alat komunikasi”.
Berdasarkan pendapat di atas bahwa perkembangan keterampilan berbicara antara lain kata-kata yang diucapkannya mempunyai kecenderungan sama yang didengarkannya, kemudian anak sudah sanggup mengungkapkan keinginanya, penolakannya, maupun pendapatnya dengan memakai bahasa verbal sesuai proses perkembangan yang dilewatinya. Dan Bahasa sudah sanggup dipakai sebagai alat komunikasi.
Ernawulan Syaodih (2005: 49) mengemukakan bahwa “Perkembangan berbicara anak usia 5-6 tahun yaitu anak sudah sanggup mengucapkan kata dengan terang dan lancar, sanggup menyusun kalimat yang terdiri dari enam hingga delapan kata, sanggup menandakan arti kata-kata yang sederhana, sanggup memakai kata hubung, kata depan dan kata sandang”. Pada masa simpulan usia TK umumnya sudah bisa berkata-kata sederhana, cara bicara anak sudah lancar, sanggup dimengerti dan cukup mengikuti tata bahasa walaupun masih melaksanakan kesalahan bahasa.
Sedangkan Suhartono (2005:43) menyampaikan pada waktu anak masuk Taman Kanak-kanak, anak sudah mempunyai sejumlah besar kosakata. Anak sudah sanggup membuat pertanyaan negatif, kalimat majemuk, dan banyak sekali bentuk kalimat. Anak sudah bisa memahami kosa kata lebih banyak. Anak sanggup bergurau, bertengkar dengan kawan-kawannya dan berbicara sopan dengan orangtua serta guru
Dalam penelitian ini akan mengulas salah satu perkembangan keterampilan berbicara usia 5-6 tahun. Berbicara ialah suatu keterampilan berbahasa dan dipengaruhi oleh kemampuan menyimak. Berbicara dan menyimak yaitu kegiatan dua arah atau tatap muka yang dilakukan secara langsung. Kemampuan berbicara berkaitan dengan kosa kata yang diperoleh oleh lingkungannya. Anak yang menerima stimulus dari lingkungan di setiap fase perkembangannya dari semenjak lahir maka beliau akan bisa berbicara sesuai dengan tingkat pencapaian perkembangan di usia 5-6 tahun.
3        Tujuan Pengembangan Keterampilan Berbicara
Menurut Suhartono (2005: 123), Tujuan keterampilan berbicara anak antara lain: “a) biar anak sanggup melafalkan bunyi bahasa yang dipakai secara tepat, b) biar anak mempunyai perbendaharaan kata yang memadai untuk keperluan berkomunikasi, dan c) biar anak sanggup memakai kalimat secara baik untuk berkomunikasi secara lisan”.
Keterampilan berbicara pada anak berorientasi pada perbendaharaan kata yang memadai untuk keperluan berkomunikasi secara lisan. Aspek yang perlu diperhatikan lebih lanjut yaitu bagaimana anak sanggup memakai perbendaharaan kata tersebut dalam kalimat dengan baik sesuai dengan konteks dan tata eksekusi alam melaksanakan komunikasi secara lisan.
Beberapa hal yang menjadi tujuan biar anak pintar berbicara menurut Tadzikrotun (2005: 102) antara lain:
a)       anak memperoleh pemuasan kebutuhan dan keinginankarena sanggup memberikan apa yang ia butuhkan dan ia inginkan, b) anak bisa membina korelasi dengan orang lain dan sanggup memerankan kepemimpinannya, c) anak akan memperoleh evaluasi baik, kaitannya dengan isi dan cara bicara, d) anak bisa mempersembahkan komentar-komentar positif dan memberikan hal-hal baik kepada lawan bicara, dan e) anak sanggup mempunyai kemampuan akademik yang lebih baik, alasannya anak yang mempunyai kosa kata banyak cenderung berhasil dalam meraih prestasi akademik.
Berdasarkan kedua pendapat di atas maka sanggup disimpulkan bahwa tujuan keterampilan berbicara anak antara lain biar anak sanggup melafalkan bunyi bahasa yang dipakai secara sempurna dan mempunyai perbendaharaan kata yang memadai dan memakai kalimat secara baik untuk keperluan berkomunikasi. Selain itu, anak memperoleh pemuasan kebutuhan dan harapan alasannya sanggup memberikan apa yang ia butuhkan dan ia inginkan. Anak juga memperoleh evaluasi baik, kaitannya dengan isi dan cara bicara, bisa mempersembahkan komentar-komentar positif dan memberikan maksud hal-hal baik kepada lawan bicara.
Melihat tujuan berbicara, maka dalam penelitian ini berbicara ialah hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Ketika seseorang berbicara maka beliau sanggup berkomunikasi dengan orang-orang yang ada di sekitarnya. Hal tersebut tidak lepas dari insan sebagai makhluk sosial, yaitu insan tidak sanggup hidup sendiri, selalu membutuhkan kehadiran insan lain.
Faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Berbicara Anak
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi keterampilan berbicara anak berdasarkan bebrapa hebat diantaranya :
Menurut Hurlock (1978: 176)  “Dua kriteria yang sanggup dipakai untuk memutuskan apakah anak berbicara dalam artian yang benar atau spesialuntuk “membeo”. Pertama, anak harus mengetahui arti kata yang digunakannya dan mengkaitkannya dengan obyek yang diwakilinya. Kedua, anak harus melafalkan kata-katanya sehingga orang lain memhaminya dengan gampang. Kata-kata yang spesialuntuk sanggup dipahami anak alasannya sudah sering mendengarnya atau alasannya sudah berguru memahaminya dan menduga apa yang sedang dikatakan tidak memenuhi kriteria tersebut.
Sedangkan Nurbiana Dhieni, dkk. (2005: 3.5) menyatakan bahwa ada beberapa faktor yang sanggup dijadikan ukuran kemampuan berbicara seseorang yang terdiri aspek kebahasaan dan non kebahasaan, aspek kebahahasaan meliputi: (a) ketepatan ucapan; (b) penempatan tekanan, nada, sendi, dan durasi yang sesuai; (c) pilihan kata; (d) ketepatan samasukan pembicaraan. Sedangkan aspek non kebahasaan meliputi: (a) sikap tubuh, pandangan, bahasa tubuh, dan mimik yang tepat; (b) kesediaan menghargai pembicaraan orang lain; (c) kenyaenteng bunyi dan kelancaran dalam berbicara; (d) relevansi, daypikir dan penguasaan terhadap topik tertentu.Selain itu Sabarti Akhadiah, dkk. (1992: 154-160) yang menyatakan juga bahwa faktor penunjang dalam keterampilan berbicara ialah:
a.       Aspek Kebahasaan
1)      Ketepatan ucapan (pelafalan bunyi)
Anak harus sanggup mengucapkan bunyi-bunyi bahasa secara sempurna dan jelas. Penempatan tekanan, nada, jangka, intonasi, dan ritme Penempatan tekanan, nada, jangka, intonasi, dan ritme yang sesuai akan menjadi daya tarik tersendiri dalam berbicara, bahkan ialah salah satu faktor penentu dalam keefektifan berbicara.
2)      Penggunaan kata dan kalimat
Penggunaan kata sebaiknya dipilih yang mempunyai makna dan sesuai dengan konteks kalimat. Anak juga perlu dilatih memakai struktur kalimat yang benar.
b. Aspek Non Kebahasaan
1)      Sikap yang wajar, tenang, dan tidak kaku
              Berbicara harus bersikap wajar, tenang, dan tidak kaku. Wajar berarti berpenampilan apa adanya, tidak dibuat-buat. Sikap hening yaitu sikap dengan perasaan hati-hati yang tidak gelisah, tidak gugup, dan tidak tergesa-gesa. Selanjutnya dalam berbicara juga dilarang kaku.
2)      Pandangan yang diarahkan kepada lawan bicara
              Pandangan harus diarahkan kepada lawan bicara biar lawan bicara memperhatikan topik yang sedang dibicarakan serta lawan bicara merasa dihargai.
3)    Kesediaan menghargai pendengar orang lain
              Belajar menghormati fatwa orang lain sanggup dilakukan dengan menghargai pendapat orang lain.
4)    Gerak-gerik dan mimik yang sempurna
              Gerak-gerik dan mimik yang sempurna berfungsi untuk memmenolong memperjelas atau menghidupkan pembicaraan.
5)    Kenyaenteng bunyi
              Tingkat kenyaenteng bunyi diubahsuaikan dengan situasi, tempat, jumlah, pendengar, dan akustik (ruang dengar) yang ada. Tidak terlalu nyaring dan tidak terlalu lemah sesuaikan dengan situasi, tempat, jumlah pendengar, dan akustik (ruang dengar) yang ada.
6)    Kelancaran
              Kelancaran dalam berbicara akan mempergampang untuk menangkap isi pembicaraan yang disampaikan
7)    Penalaran dan relevansi
              Penalaran dan relevansi yaitu hal yang disampaikan mempunyai urutan yang runtut dan mempunyai arti yang logis serta adanya saling keterkaitan atau korelasi dari hal yang disampaikan.
Berdasarkan uraian di atas, faktor yang mempengaruhi keterampilan berbicara anak dibedakan menjadi dua, yaitu aspek kebahasaan dan nonkebahasaan. Faktor-faktor tersebut mempengaruhi kualitas berbicara anak, sehingga faktor tersebut harus diperhatikan mabadunga pendidik sedang mengajarkan keterampilan berbicara.

Dalam penelitian ini akan mengulas faktor-faktor yang mempengaruhi dalam keterampilan berbicara ialah dalam aspek kebahasaan dan non-kebahasaan. Aspek kebahasaan terdiri dari ketepatan ucapan, penempatan tekanan, nada, jangka, intonasi, dan ritme, penerapan kata dan kalimat. Aspek non-kebahasan terdiri dari sikap yang wajar, pandangan yang diarahkan kepada lawan bicara, kesediaan menghargai pendengar orang lain, gerak-gerik dan mimik yang tepat, kenyaenteng suara, kelancaran, daypikir dan relevansi. Oleh alasannya itu, faktor tersebut diharapkan untuk peningkatan terhadap keterampilan berbicara pada anak.

LihatTutupKomentar