-->
Teori Perkembangan Anak Usia Dini

Teori yang termasuk teori menyeluruh ( Rousseau, Stanley Hall, Havigurst ) dan teori yang termasuk khusus ( Piaget, Kohlbergt, Erikson )
A.Teori Perkembangan Menyeluruh
1. Jean Jacques Rousseau
Menurut JJ Rousseau perkembangan anak di bagi empat tahap :
a.       Masa bayi Infancy ( 0 – 2 tahun )
Pertumbuhan fisik sangat cepat sehingga anak disebut sebagai hewan melata.
b.      Masa anak / childhood ( 2 – 12 tahun )
Masa ini disebut sebagai insan perkembangan primitive, aspek lain mulai berkembang menyerupai kemampuan berbicara, berfikir, moral .
c.       Masa remaja pertama /  pubescence ( 12 – 15 tahun )
Masa ini ditandai dengan perkembangan pesat intelektual dan kemampuan bernalar.
d.      Masa remaja adolescence ( 15 -25 tahun )
Masa ini disebut masa hidup sebagai insan beradad alasannya terjadi perkembangan pesat aspek seksual, sosial, moral dan nurani.
2. Stanley Hall
Teorinya menyampaikan bahwa perubahan menuju pintar balig cukup akal terjadi dalam sukuen ( urutan ) yang universal, bab dari proses evolusi, parelel dengan perkembangan psikologi dan faktor lingkungan mensugesti cepat lambatnya perubahan.
Stanley Hall membagi masa perkembangan menjadi empat tahap :
a.       Masa kanak-kanak  ( 0-4 tahun )
Perkembangan anak pada usia ini disamakan dengan hewan yakni melata / berjalan
b.      Masa anak / childhood ( 4- 8 tahun )
Masa ini disebut masa berburu, anak akan berburu kemanapun mempelajari lingkungan.
c.       Masa puber ( 8- 12 tahun )
Disini anak tumbuh sebagai mahluk yang belum beradab.
d.      Masa remaja / adolescence ( 12- tahun )
Anak sudah menjadi insan yang beradab , sudah sanggup menyusaikan diri dengan lingkungannya.
3. Robert J Havigurst
Menurut Havigurst tahap-tahap perkembangan dibagi menjadi lima tahap menurut problema yang harus dipecahkan dalam setiap fase , yakni :
a.      Masa bayi ( 0- ½ tahun )
b.      Masa anak pertama ( 2/3 – 5/7 tahun )
c.      Masa anak ( 5/7 – pubesen )
d.     Masa adolensense pertama ( pubesen- pubertas )
e.      Masa adolescence ( pubertas – pintar balig cukup akal )
Ada 10 kiprah perkembangan yang harus dikuasai anak pada setiap fase :
1.      Ketergantungan- kemandirian
2.      Memdiberi- mendapatkan kasih saying
3.      Hubungan sosial
4.      Perkembangan kata hati
5.      Peran biososio dan psikologis
6.      Penyesuain dan perubahan badan
7.      Pengusaan perubahan tubuh dan motorik
8.      Memahami dan mengendalikan lingkungan fisik
9.      Pengembangan konseptual dan sistem symbol
10.  Kemampuan melihat kekerabatan alam semesta
B. Teori Perkembangan Khusus
1. Jean Piaget
Piaget lebih menseriuskan dalam aspek perkembangan kognitif, yang dikelompokkan dalam empat tahap :


a.      Tahap sensorimotor ( 0- 2 tahun )
Tahap ini disebut masa discriminating dan labeling, kemampuan anak terbatas pada gerak reflex, bahasa pertama dan ruang waktu sekarang.
b.      Tahap pra operasional ( 2- 7 tahun )
Pada tahap ini ajaran masih ego sentries dan sentrasi
c.      Tahap operasi kongkrit ( 7 – 11 tahun )
Pada tahap ini anak sudah bisa menuntaskan kiprah menggabungkan, memisahkan, menyusun, menderetkan, melipat dan membagi.
d.     Tahap operasi formal / masa proportional thinking ( 11- 15 tahun )
Pada masa ini anak sudah bisa berfikir tingkat tinggi menyerupai berfikir secara deduktif, induktif, menganalisis, bisa berfikir aneh serta bisa memecahkan banyak sekali masalah.
2. Lawrence Kohlberg
Menurut Lawrence perkembangan moral kognitif anak terbagi menjadi tiga tahapan :
a.       Pre convensional moral orientation
-          Orientasi kepatuhan dan hukuman
-          Orientasi minat langsung ( apa untungnya buat saya )
b.      Konvensional moral reasoning
-          Orientasi keserasian interpersonal dan konformitas ( perilaku anak yang baik )
-          Orientasi otoritas dan pemeliharaan aturan sosial ( moralitas aturan dan aturan)
c.       Pasca konvensional
-          Orientasi kontak sosial
-          Prinsip etika universal
3.Erick Homburger Erickson
TAHAP
USIA
KRISIS PSIKOPAL
KEMAMPUAN
I
0-1
Basic trust vs mistrust
Menerima, dan sebaliknya, memdiberi
II
2-3
Autonomy vs shame and doubt
Menahan atau membiarkan
III
3-6
Initiative vs guilt
Menjadikan (seperti) permainan
IV
7-12
Industry vs inferiority
Membuat atau merangkai sesuatu
V
12-18
Identity vs role confusion
Menjadi diri sendiri, menyebarkan konsep diri
VI
20an
Intimacy vs isolation
Melepas dan mencari jati diri
VII
20-50
Generativity vs stagnation
Membuat, memelihara
VII
>50
Ego integrity vs despair



LihatTutupKomentar