-->
Struktur Sel Basil Atau Susunan Sel Bakteri
Struktur Sel Bakteri 
Pada umumnya, basil berukuran 0,5-5 μm, tetapi ada basil tertentu yang sanggup berdiameter hingga 700 μm, yaitu Thiomargarita. Mereka umumnya mempunyai dinding sel, mirip sel flora dan jamur, tetapi dengan materi pembentuk sangat tidak sama (peptidoglikan). Beberapa jenis basil bersifat motil (mampu bergerak) dan mobilitasnya ini disebabkan oleh flagel. Umumnya sel basil yang berbentuk bundar berdiameter sekitar 0,7 - 1,3 mikron. Sedangkan sel basil berbentuk batang lebarnya sekitar 0,2 - 2,0 μm dan panjangnya 0,7 - 3,7 μm.

Bagian badan basil pada umumnya sanggup dibagi atas 3 kepingan yaitu dinding sel, protoplasma (di dalamnya terdapat membran sel, mesosom, lisosom, DNA, endospora), dan kepingan yang terdapat di luar dinding sel mirip kapsul, flagel, pilus. Di antara kepingan – kepingan tersebut ada yang selalu didapatkan pada sel bakteri, yaitu membran sel, ribosom dan DNA. Bagian-bagian ini disebut sebagai invarian. Sedangkan kepingan – kepingan yang tidak selalu ada pada setiap sel bakteri, contohnya dinding sel, flagel, pilus, dan kapsul. Bagian – kepingan ini disebut varian.

Susunan bagian-bagian utama sel bakteri, dijelaskan sebagai diberikut:
a. Membran sel
Membran sel yaitu selaput yang membungkus sitoplasma beserta isinya, terletak di sebelah dalam dinding sel, tetapi tidak terikat dekat dengan dinding sel. Bagi membran sel sangat vital, kepingan ini yaitu batas antara kepingan dalam sel dengan lingkungannya. Jika membran sel pecah atau rusak, maka sel basil akan mati. Membran sel terdiri atas dua lapis molekul fosfolipid. Pada lapisan fosfo – lipid ini terdapat senyawa protein dan karbohidrat dengan kadar tidak sama-beda pada banyak sekali sel bakteri.

b. Ribosom
Ribosom yaitu kepingan sel yang berfungsi sebagai daerah sintesa protein. Bentuknya berupa butir-butir kecil dan tidak diselubungi membran. Ribosom tersusun atas protein dan RNA.

c. DNA (Deoxyribonucleic Acid)
DNA yaitu materi genetik, terdapat dalam sitoplasma. DNA basil berupa benang sirkuler (melingkar). DNA basil berfungi sebagai pengendali sintesis protein basil dan pembawa sifat. DNA basil terdapat pada kepingan mirip inti yang disebut nukleoid. Bagian ini tidak mempunyai membran sebagaimana inti sel eukariotik

d. Dinding sel
Dinding sel basil tersusun atas makromolekul peptidoglikan yang terdiri dari monomer – monomer tetrapeptidaglikan (polisakarida dan asam amino). Berdasarkan susunan kimia dinding selnya, basil dibedakan atas basil gram – kasatmata dan basil gram – negatif. Susunan kimia dinding sel basil gram – negatif lebih rumit daripada basil gram – positif. Dinding sel basil gram – kasatmata spesialuntuk tersusun atas satu lapis peptidoglikan yang relatif tebal, sedangkan dinding sel basil gram – negatif terdiri atas dua lapisan. Lapisan luar tersusun atas protein dan polisakarida, lapisan dalamnya tersusun atas peptidoglikan yang lebih tipis dibanding lapisan peptidoglikan pada basil gram – positif. Dinding sel basil berfungsi untuk memdiberi bentuk sel, memdiberi kekuatan, melindungi sel dan menyelenggarakan pertukaran zat antara sel dengan lingkungannya.

e. Flagel
Flagel yaitu alat gerak bagi bakteri, meskipun tidak tiruana gerakan basil disebabkan oleh flagel. Flagel berpertama pada protoplas, tersusun atas senyawa protein yang disebut flagelin, sedikit karbohidrat dan pada beberapa basil mengandung lipid. Jumlah dan letak flagel pada banyak sekali jenis basil bervariasi. Jumlahnya bisa satu, dua, atau lebih, dan letak dan posisinya sanggup di ujung, sisi, atau pada seluruh permukaan sel. Jumlah dan letak flagel dijadikan salah satu dasar penggolongan bakteri.

f. Pilus
Pada permukaan sel basil gram – negatif seringkali terdapat banyak kepingan mirip benang pendek yang disebut pilus atau fimbria (jamak dari pilus). Pilus yaitu alat lekat sel basil dengan sel basil lain atau dengan materi – materi padat lain, contohnya makanan sel bakteri.

g. Kapsul
Kapsul yaitu lapisan lendir yang menyelubungi dinding sel bakteri. Pada umumnya kapsul tersusun atas senyawa polisakarida, polipeptida atau protein –polisakarida (glikoprotein). Kapsul berfungsi untuk santunan diri terhadap antibodi yang dihasilkan sel inang. Oleh karenanya kapsul spesialuntuk didapatkan pada basil patogen.

h. Endospora
Di antara basil ada yang membentuk endospora. Pembentukan endospora yaitu cara basil mengatasi keadaan lingkungan yang tidak menguntungkan. Keadaan lingkungan yang tidak menguntungkan antara lain : gerah, dingin, kering, tekanan osmosis dan juga zat kimia tertentu. Jika kondisi lingkungan baik atau sesuai maka endospora akan tumbuh menjadi sel bakteri. Endospora basil tidak berfungsi sebagai alat perkembangbiakan, tetapi sebagai alat santunan diri

Sel-sel basil yang membentuk spora tampak sebagai ruangan meliputi benda bulat, yang letak dan posisinya sanggup di salah satu ujung ruang itu, sanggup pula di tengah – tengah.

Apabila lingkungan hidup basil menjadi buruk, maka banyak yang mati, akan tetapi ada juga basil – basil yang sanggup membentuk spora yang tahan terhadap lingkungan yang jelek mirip kekeenteng, belum sempurnanya materi makanan dan lain sebagainya. Jika keadaan menjadi baik kembali, maka spora itu akan tumbuh menjadi basil biasa yang disebut bentuk vegetatif. Spora-spora pada basil ini dibuat disebelah dalam dinding sel basil sehingga dinamakan endospora. Proses pembentukan endospora yang di dalam sel induk dikenal sebagai sporulasi atau sporogenesis.

Pada tahap pertama proses sporulasi ini sanggup dilihat terjadinya replikasi kromosom basil dan sebagai kecil dari sitoplasma terpisah oleh suatu sekat (septum) spora. Sekat spora ini menjadi membrgua yang berlapis dua yang masing – masing mengelilingi kromosom dan sitoplasma. Struktur ini seluruhnya dibungkus di dalam sel asal yang disebut fore spore. Lapisan – lapisan peptidoglikan yang tebal terdapat diantara 2 lapisan membran. Kemudian suatu mantel spora yang tebal yang terdiri dari protein terbentuk disebelah luar membran. Mantel ini berfungsi untuk melindungi endospora terhadap zat-zat kimia keras. Kemudian endospora sanggup keluar atau bebas dari sel. Letaknya endospora di dalam sel basil tergantung dari spesies bakterinya.




Apabila endospora sudah matang dinding sel vegetatif melebur dan endospora dibebaskan. Inti endospora yang mengalami kehilangan cairan tubuh yang tinggi, spesialuntuk mengandung sedikit DNA, RNA, ribosom, enzim dan beberapa molekul yang penting. Endospora itu sanggup dianggap sebagai bentuk laten dari basil yang sanggup berlangsung dalam jangka waktu yang usang sekali. Endospora yang kembali kepada keadaan vegetatif mengalami suatu proses yang disebut dengan germinasi. Proses germinasi atau perkecambahan ini dipacu adanya kerusakan fisik dan kemis pada mantel endospora. Enzim – enzim yang terdapat dalam endospora akan merusak lapisan – lapisan lain terdapat di sekeliling endospora, kemudian air sanggup masuk sehingga metabolisme sanggup berlangsung. Oleh lantaran satu sel vegetatif spesialuntuk membentuk satu endospora, maka sporogenesis pada basil bukan yaitu alat perkembangbiakan, lantaran tidak ada pertambahan jumlah sel. Dipandang dari segi klinis, endospora ini sangat penting lantaran tahan terhadap pemanasan, pendinginan, penerapan zat-zat kimia dan radiasi. Kebanyakan sel vegetatif akan mati pada suhu 700C sedangkan endospora sanggup tetap hidup pada air mendidih hingga setengah jam atau lebih.

LihatTutupKomentar