Pengertian Opini Publik
Opini publik berasal dari bahasa Inggris Public Opinion yang sering diterjemahkan dalam bahasa Indonesia menjadi pendapat umum. Leonard W Doob ibarat yang dikutip Djoenaesih, mengemukakan bahwa “ public opinion refers to people’s attitude on an issue they are members of the same social group”. Artinya, opini publik yang dimaksudkan ialah sikap orang-orang terkena suatu hal, di mana mereka ialah anggota dari sebuah masyarakat yang sama. (Djoenaesih, 1996: 28).
Menurut William Albig sebagaimana dikutip oleh Oemi Abdurrachman opini publik ialah : “hasil daripada interaksi antara individu-individu dalam kelompok apa saja”. Artinya :
- Opini publik timbul alasannya adanya interaksi antara individu-individu yang menyatakan pendapatnya.
- Opini publik gres menjadi opini bila hal tersebut sudah ditetapkan. (abdurrachman, 2001:51)
Menurut Emory Bogardus ibarat yang dikutip Oemi Abdurrachman :
”Opini publik ialah hasil pengintegrasian pendapat berdasarkan diskusi yang dilakukan didalam masyarakat demokratis. Opini publik bukan ialah seluruh jumlah pendapat individu-individu yang dikumpulkan”. ( abdurrachman, 2001:51).
melaluiataubersamaini demikian, opini publik itu berarti :
- Bukan ialah kata setuju (seinstemig, unanimous) tetapi ialah persatuan pendapat atau sinthesa dari pada pendapat yang banyak.
- Tidak ialah jumlah pendapat yang dihitung secara “numerical” (numerik,menurut jumlah), berapa jumlah orang yang terdapat di masing-masing pihak,
- Opini publik spesialuntuk sanggup berkembang di negara-negara demokratis dimana terdapat kebebasan bagi tiap individu untuk menyatakan pendapatnya dengan lisan, tertulis, gambar-gambar, instruksi dan lambang-lambang lainnya.
3.4. Istilah-istilah Opini Publik
Terdapat beberapa istilah-istilah yang sangat dekat hubungannya dengan pengertian opini publik. Menurut Emory S Bogardus istilah-istilah tersebut ialah :
- Opini Persona (Personal Opinion)
- Opini Pribadi (Private Opinion)
- Opini Kelompok (Group Opinion)
- Opini Mayoritas (Majority Opinion)
- Opini Minoritas (Minority Opinion)
- Opini Koalisai (Coalition Opinion
- Opini Konsensus (Concensus Opinion)
- Opini Umum (General Opinion)
Kutipan di atas, kalau diuraikan ialah sebagai diberikut :
Opini Persona (Personal Opinion)
Personal opinion ialah penafsiran individual terkena aneka macam duduk masalah di mana terhadapnya tidak terdapat suatu pandangan yang sama. Namun ada pula yang membuktikan bahwa opini persona itu ialah suatu penafsiran terkena fakta-fakta yang dihadapi, di mana dalam penafsiran itu terdapat kesusahan untuk memdiberi pembuktian atau penentangan dengan segera.
Sumber opini persona sebetulnya sangat susah diketahui bahkan oleh orang yang berkepentingan sendiri, alasannya seseorang tidak sanggup memastikan berapa banyak ide-ide yang dimilikinya, manakah yang tumbuh dari pikirannya sendiri dan mana pula yang terjadi alasannya imbas kawan-kawannya. melaluiataubersamaini demikian, pertumbuhan opini persona berjalan imbas mensugesti secara timbal balik.
Opini Pribadi (Private Opinion)
Opini eksklusif ialah suatu bab dari opini persona yang tidak ditetapkan. Secara jelasnya opini eksklusif itu tidak ditetapkan secara terbuka alasannya adanya alasan-alasan tertentu tersimpan secara eksklusif dalam hati sanubari orang yang bersangkutan. Opini eksklusif ini ialah aspek yang sangat penting bagi berkembangnya opini persona.
Opini Kelompok (Group Opinion)
Opini yang dimiliki oleh seseorang ialah ialah suatu bab dari opini kelompok. Suatu kelompok selalu mempunyai nilai dan norma-norma yang kuat sekali bagi tindakan dan pikiran para anggotanya alasannya mempunyai sangsi-sangsi sosial. Adanya opini kelompok spesialuntuklah dimungkinkan alasannya adanya opini persona.
a. Opini Mayoritas (Majority Opinion)
Opini lebih banyak didominasi ialah opini yang ditetapkan atau sedikitnya dirasakan oleh lebih dari setengah dari suatu kelompok atau suatu lingkungan. Opini lebih banyak didominasi sangat mungkin didukung oleh orang-orang yang alasannya suatu kepentingan terpaksa menyatakan opini tertentu meskipun opini tersebut berperihalan dengan opini yang dimilikinya sendiri. Akan tetapi, opini lebih banyak didominasi tidak selalu harus dengan cara yang kurang baik alasannya baik buruknya suatu cara itu tergantung dari mana kita memandangnya, tergantung pula pada kepentingannya.
b. Opini Minoritas (Minority Opinion)
Opini minoritas ialah suatu konklusi yang didukung oleh kurang lebih separuh jumlah anggota kelompok yang berkepentingan.
Opini Koalisi (Coalition Opinion)
Opini koalisi tumbuh alasannya pengaruh-pengaruh dari luar yang memerlukan penggabungan opini. Misalnya, dalam suatu kelompok adakala tidak terdapat opini mayoritas, yang ada spesialuntuklah opini minoritas. Untuk itu diharapkan adanya suatu acara bersama, maka beberapa opini minoritas menggabungkan diri biar sanggup mewujudkan suatu opini mayoritas. Biasanya opini koalisi ini jarang sekali sanggup mewujudkan suatu opini lebih banyak didominasi yang benar-benar terintegrasi alasannya sifatnya yang heterogen.
Opini Konsensus (Concensus Opinion)
Opini konsensus sangat penting alasannya diwujudkan dengan proses diskusi. konsensus berarti mufakat bersama, alasannya itu opini konsensus ialah bentuk opini yang mempunyai kekuatan lebih dari opini mayoritas. Dalam opini konsensus para pendukungnya saling mempunyai empati satu sama lain, segala sesuatu diselesaikan secara mufakat berdasarkan pertimbangan-pertimbangan bersama sehingga tercapai kata sepakat. Kelemahan opini ini ialah apabila tiruana orang sudah setuju terhadap suatu duduk masalah maka perhatian selanjutnya akan menurun sedangkan klarifikasi suatu konsensus karenanya akan ditangani oleh sebagian kecil orang yang aktif saja.
Opini Umum (General Opinion)
Bentuk opini lain yang sifatnya lebih kuat di tengah kehidupan masyarakat ialah opini umum. Opini umum ini ialah opini yang berakar kepada tradisi serta adapt istiadat, berkembang dari lampau sampai ketika ini. Opini umum biasanya berdasarkan nilai dan norma-norma yang berwujud sanksi-sanksi sosial. melaluiataubersamaini demikian opini umum ialah iklim sosial di mana sebagian besar bersumber pada opini persona, opini kelompok dan juga opini publik.
3.5. Proses Pembentukan Opini
Kejadian-kejadian terkena manusia, baik yang terkena soal pribadi, maupun kelompok, terkena “public issues” dan kegiatan-kegiatan lainnya yang “unusual” dan kasatmata selalu ialah materi omongan atau diskusi dalam keluarga dan didalam masyarakat.
Proses pembentukan pertama opini berasal dari keluarga, sehingga dikatakan bahwa keluarga sebagai “The First Molder” dalam pembentukan opini tiap individu.
Pengertian External dan Internal Public Relations
Pengertian External dan Internal Public Relations
Problema-problema di dalam Humas berakar dari perbedaan-perbedaan persepsi antara dua orang atau lebih, yang akan membentuk suatu opini publik tertentu. Nilai-nilai individual biasanya berangkat dari sifat-sifat pribadinya.
Masing-masing individu biasanya mengemukakan evaluasi dan pendapatnya ihwal apa yng mereka lihat dan dengar ihwal insan secara individu maupun kelompok. Penilaian-penilaian tersebut berdasarkan fakta, tapi ada juga yang berdasarkan : sentimen, prinsip, keinginan dan lain sebagainya. Apa yang dilakukan oleh masing-masing individu tersebut tanpa disadarinya, sudah terlibat dalam “proses pembentukan opini publik”.
3.6. Perubahan Opini (Opini Change)
Opini akan cepat berkembang dan cepat pula berubah. Opini akan berubah apabila terjadi suatu stimulasi dari luar dan berkaitan dengan interest-interest yang ada dalam diri seseorang. Suatu teori yang diketengahkan oleh Leon Festinger yaitu “Cognitif Dissonance” perlu dikemukakan untuk memmenolong memahami kecenderungan-kecenderungan kejiwaan dalam membentuk deretan opini dan perubahan-perubahan sikap.
Festinger ibarat yang dikutip oleh Ali Syarief menyatakan teorinya sebagai diberikut :
“Setiap ketika seseorang yang mempunyai isu atau opini dengan pertimbangan dirinya untuk bergabung ke dalam suatu tindakan tertentu, kemudian isu atau opini ini tidak mempunyai keharmonisan untuk bergabung dalam tindakan tersebut. Ketika ketidakharmonisan eksis, seseorang akan mencoba untuk menurunkannya atau mengalihkan keyakinan dan opininya. Apabila ia tidak bisa merubah tindakan-tindakannya, perubahan opini akan mengikuti hasil-hasilnya. Proses psikologis ini yang sanggup disebut sebagai dissonance reduction, membuktikan dalam penelaahan sikap orang sebagai justifikasi terhadap tindakan-tindakan…..Apabila dissonance muncul, dissonance reduction berupaya pula muncul” (syarief, 1989:76).
Menurut Cutlip dan Center ibarat yang dikutip oleh Ali Syarief, perubahan opini ini dilihat dari aspek lain, sehingga terjadi alasannya dua hal, yaitu :
1. Komunikasi
Suatu kehidupan sosial ditandai oleh ciri-ciri pokok yaitu tindakan-tindakan komunikasi dan pengoperan pesan-pesan antar individual. Adapun aktifitas kelompok tidak akan terjadi tanpa adanya suatu andil pengalaman-pengalaman dari sikap-sikap. Komunikasi dimaksud ialah termasuk di dalamnya symbol of mind atau lambing pikiran, penyampaian maksud-maksud kepada mereka dan sekaligus pelestarian atas nilai-nilai mereka tersebut.
2. Sensor
Sensor ialah suatu upaya mensugesti opini melalui pemilihan apa yang orang lihat, apa yang dibaca atau didengarnya. Kaarena sesungguhnya opini itu terbentuk atas dasar sebagai fakta-fakta atau data-data secara lengkap dan utuh. Tentu saja opini yang didasakan pada sebagian data dengan fakta yang lengkap akan melahirkan opini yang tidak sama. (syarief, 1989:76)
Menurut James B Orrick “Opinion Change” harus dititik beratkan pada prinsip-prinsip psikologis. Adapun faktor-faktor yang bermanfaa, yang sanggup dijadikan petunjuk di dalam Humas ialah sebagai diberikut :
1. “Never Argue” (Jangan berbantah-bantahan atau berdebat)
Bagi seorang PRO petunjuk ini penting sekali untuk dipahami dan ditaati alasannya suatu argumen atau pendapat sanggup membangkitkan emosi dan antagonisme.
2. “Present Facts” (Kemukakan fakta-fakta)
Dapat menghindari perdebatan-perdebatan dan juga lebih efektif dari pada mempersembahkan analisa-analisa yang abstrakperihal suatu hal. Apabila publik mendapatkan fakta-fakta dan perubahan-perubahan yang nyata dan adil, maka publiknya pun akan bersedia merubah opininya.
3. “Positive Statement” (Pernyataan yang positif)
Pernyataan yang positif lebih efektif dari pada pernyataan-pernyataan yang negatif.
3.7. Pengaruh Opini Publik
Pengaruh opini publik yang dikembangkan oleh jago psikologi Hadley Cantril ibarat yang sudah diterjemahkan elvinaro, mencakupkan apa yang disebut the 15 “laws of public opinion”, yaitu :
- Opini sangat sensitif terhadap aneka macam kejadian penting.
- Peristiwa-peristiwa yang besar (luar biasa) sanggup mengubah opini publik seketika. Opini publik itu tidak akan stabil sebelum kejadian itu menunjukkan perkembangan yang pasti.
- Opini secara umum lebih banyak ditentukan oleh peristiwa-peristiwa daripada kata-kata, kecuali kata-kata itu ialah suatu peristiwa.
- Pernyataan verbal dan tindakan penanggulangan spesialuntuk bisa dilakukan pada ketika opini terbentuk dan sewaktu orang-orang masih dalam keadaan resah dan mencarai keterangan dari sumber yang kredibel (layak dipercaya)
- Secara umum, opini publik tidak mengantisipasi suatu keadaan darurat, tetapi spesialuntuk bereaksi terhadap keadaan.
- Opini intinya ditentukan oleh kepentingan pribadi. Berbagai peristiwa, kata-kata dan hal-hal lain spesialuntuk sanggup mensugesti opini bila ada hubungannya dengan kepentingan eksklusif (diri sendiri).
- Opini tidak bisa bertahan pada suatu periode panjang (gampang berubah), kecuali kalau orang-orang merasa bahwa kepentingan pribadinya benar-benar tersangkut atau kalau opini yang dimunculkan oleh kata-kata diperkuat oleh suatu kejadian nyata.
- Jika kepentingan eksklusif sudah melekat, tidak praktis mengubah opini.
- Sewaktu kepentingan eksklusif sudah tersangkut, opini public dalam suatu negara demokrasi cenderung untuk menlampaui atau mengaarahkan kebijakan pemerintah atau pihak lain yang berwenang
- Sewaktu opini didukung lebih banyak didominasi yang tidak begitu kuat atau opini dibuat tidak solid, kejadian diberikutnya praktis sekali untuk mengubah opini.
- Pada ketika krisis, setiap orang menjadi lebih sensitif terhadap kecakapan pemimpin mereka.
- Orang-orang segan untuk menentang aneka macam keputusan yang diambil oleh pemimpin mereka dalam keadaan kritis, apalagi bila mereka mereka merasa dilibatkan dalam mengambil keputusan.
- Orang-orang mempunyai dan bisa membentuk opini yang ada kaitannya dengan tujuan tertentu akan lebih praktis dibandingkan dengan membentuk opini ihwal metode-metode yang diharapkan untuk mencapai tujuan tersebut.
- Opini publik, sama halnya dengan opini individu, mengandung suatu keinginan. Apalagi opini spesialuntuk berdasarkan keinginan bukan suatu informasi, maka hak itu cenderung untuk menunjukkan perhatian yang sangat besar terhadap suatu peristiwa.
- Semakin orang-orang melihat terhadap demokrasi alasannya didiberinya peluang mengikuti pendidikan lebih tinggi dan siap mengakses informasi, maka opini publik akan mengacu kepada nalar sehat dan cenderung mengemukakan opini publik yang lebih adil. (elvinaro, 2003:109)
4. Tinjauan Tanggapan Terhadap Opini Publik
Komunikator ialah orang yang akan memberikan isu kepada komunikan untuk selanjutnya ditanggapi. Tanggapan ialah respon atau umpan balik yang didiberikan komunikan kepada komunikator sehabis mendapatkan informasi. Tanggapan yang didiberikan komunikan sanggup berupa pernyataan, sikap atau perilaku.
Menurut Kotler dalam bukunya Dasar-dasar Pemamasukan mengemukakan bahwa :
“Tanggapan ialah serangkaian reaksi dari akseptor sehabis melihat atau mendengar ihwal pesan yang dikirim oleh pihak pengirim. Pendengar akan menanggapi atau mengambil tindakan sehabis mendengar iklan tersebut.” (Kotler, 1992:107).
Onong Uchjana Effendy beropini bahwa :
“Tanggapan ialah sikap atau sikap seseorang dalam proses komunikasi ketika mendapatkan pesan yang ditujukan” (Effendy, 1989:30).
Dari beberapa definisi balasan di atas, menunjukkan bahwa balasan ialah pendapat yang didiberikan komunikan sehabis mendapatkan pesan, balasan tersebut sanggup berupa pernyataan, wangsit dan perubahan sikap baik positif maupun negatif.
Bertolak dari pengertian opini publik dan uraian di atas, peneliti sanggup melihat bahwa balasan sangat dekat hubungannya dengan opini publik, dimana opini publik ialah pengintegrasian pendapat seseorang ihwal suatu hal kepada seseorang atau suatu forum yang bermaksud untuk mendapatkan balasan dari seseorang atau forum yang didiberi opini tersebut.