
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT yang sudah mempersembahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami sanggup menuntaskan kiprah pembuatan makalah ini. Dalam pembuatan makalah ini, banyak kesusahan yang kami alami terutama disebabkan oleh kurangnya pengetahuan. Namun berkat bimbingan dan menolongan dari tiruana pihak kesudahannya makalah ini sanggup terselesaikan tepat pada waktunya. Oleh lantaran itu, kami mengucapkan terima kasih kepada tiruana pihak yang sudah memmenolong dalam penyusunan makalah ini, khususnya kepada Dosen mata kuliah Sosiologi Ibu Sri Yamti, Rekan-rekan mahasiswa geografi, dan lain-lain. Semoga makalah ini sanggup bermanfaa bagi kita tiruana.
Tak ada gading yang tak retak. Begitu pula dengan makalah yang kami buat ini yang masih jauh dari kesempurnaan. Oleh lantaran itu kami mengharapkan Koreksi dan masukan supaya makalah ini menjadi lebih baik serta berdaya guna dimasa yang akan hadir.
Jakarta, Februari 2009
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Selama hidupnya, insan senantiasa mempelajari dan melaksanakan perubahan-perubahan terhadap kebudayaannya sesuai dengan kebutuhan dan kondisi lingkungan. Hal ini ialah sesuatu yang masuk akal alasannya ialah kebudayaan diciptakan dan diajarkan dari satu generasi ke generasi diberikutnya untuk memenuhi kebutuhan insan itu sendiri, baik secara perorangan maupun berkelompok. Dari kenyataan ini, tidak ada satupun kebudayaan dan perwujudan kebudayaan yang bersifat statis (tidak mengalami perubahan).
Pengertian perubahan sosial budaya ialah perubahan yang terjadi akhir ketidaksaman atau ketidaksesuaian diantara unsur-unsur sosial dan kebudayaan yang saling tidak sama.
Menurut para hebat sosiologi dan antropologi antara lain :
John Lewin Gillin dan John Phillip Gillin
Perubahan sosial ialah suatu variasi dari cara-cara hidup yang diterima yang disebabkan oleh perubahan-perubahan kondisi geografis, kebudayaan materiil, komposisi penduduk, ideologi, maupun lantaran difusi dan inovasi gres dalam masyarakat.
Samuel Koening
Perubahan sosial menawarkan pada modifikasi-modifikasi yang terjadi dalam pola-pola kehidupan manusia. Modifikasi-modifikasi tersebut terjadi lantaran sebab-sebab internal maupun eksternal.
Koentjaraningrat
Kebudayaan ialah keseluruhan gagasan dan karya insan yang harus dibiasakan dengan belajar, serta keseluruhan hasil budi dan karya tersebut.
Kebudayaan mempunyai tiga wujud yaitu :
- Ide-ide, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang abstrak.
- Kompleks acara kelakuan berpola dari insan dalam masyarakat (sistem sosial).
- Benda-benda hasil karya insan yang berupa fisik.
Selo Soemardjan
Perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk didalam nilai-nilai, sikap dan pola sikap diantara kelompok–kelompok dalam masyarakat.
Hubungan perubahan sosial dengan perubahan kebudayaan yang menyangkut perubahan masyarakat dan kebudayaannya, seringkali kesusahan memisahkan antara perubahan sosial dengan perubahan budaya. Sebab tidak ada masyarakat yang tidak mempunyai kebudayaan dan sebaliknya. Perubahan sosial dan budaya mempunyai satu aspek yang sama. Dari bentuk perubahan dibedakan dari segi perubahan sosial lambat dan cepat, perubahan sosial kecil dan perubahan sosial direncanakan dan tidak direncanakan.
Faktor yang bisa mengakibatkan terjadinya proses perubahan sosialisasi dari perubahan jumlah penduduk, penemuan-penemuan baru, perperihalan masyarakat, pemberontakan dan reformasi. Modernisasi bisa merubah dari masa pra modern menuju masa modern. Modernisasi mencakup beberapa aspek proses sosial budaya yang ruang lingkupnya sangat luas sehingga batas-batasnya tidak bisa diputuskan secara mutlak.
Globalisasi ialah suatu tatanan populer diseluruh dunia yang tercipta akhir adanya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, sehingga unsur-unsur budaya suatu kelompok masyarakat bisa dikenal dan diterima oleh kelompok masyarakat lainnya.
Adanya pertukaran unsur-unsur budaya lantaran globalisasi ini menjadikan dampak-dampak yang besar bagi masyarakat. Hal ini ialah tantangan bagi bangsa Indonesia untuk sanggup menyikapi secara bijaksana. Globalisasi ialah suatu tanda-tanda terbentuknya sistem organisasi dan komunikasi yang mengikuti sistem nilai dan kaidah yang sama antara masyarakat di seluruh dunia lantaran adanya kemajuan transportasi dan komunikasi sehingga memperlancar interaksi antar masyarakat dunia. Selain proses modernisasi dan globalisasi, ada juga proses yang disebut reformasi, proses dimana perbaikan atau penataan ulang terhadap faktor rehabilitasi yang terdapat pada masyarakat. melaluiataubersamaini kemajuan teknologi dan komunikasi yang bisa merubah tiruananya untuk lebih baik dan terarah. Dan didasarkan pada perencanaan pada proses disorganisasi, problem, konflik antar kelompok dan hambatan-hambatan terhadap perubahan.
MEDIA DAN PERUBAHAN SOSIAL
MEDIA DAN PERUBAHAN SOSIAL
Mereka beranggapan bahwa kebanyakan masyarakat spesialuntuk memalsukan pada masyarakat atau negara lain yang sudah modern. Ini menunjukkan, seharusnya negara modern menolong mereka melalui social engineering baik secara pribadi maupun tidak langsung, ialah pecahan dari perkembangan masyarakat dengan modernisasi dan globalisasi yang sanggup merubah untuk menjadi lebih baik dan maju.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian tersebut, sanggup ditarik rumusan duduk masalah sebagai diberikut :
- Faktor-faktor apa saja yang bisa mempengaruhi perubahan sosial budaya di masyarakat ?
- Bagaimana perubahan sosial budaya terhadap perkembangan masyarakat?
- Bagaimana efek modernisasi dan globalisasi terhadap perkembangan wacana pengetahuan dan teknologi ?
C. Tujuan dan Manfaat
Tujuan penulisan makalah ini ialah untuk mengetahui perubahan sosial budaya pada perkembangan masyarakat Indonesia untuk menghadapi modernisasi dan globalisasi dengan mengetahui :
- Dampak perubahan sosial budaya pada modernisasi dan globalisasi.
- Perkembangan masyarakat dengan adanya kemajuan teknologi.
- Manfaat dari modernisasi dan globalisasi di masyarakat.
Manfaat penulisan makalah ini ialah untuk kepentingan praktis, yaitu sebagai rujukan untuk memmenolong pengambilan keputusan bagi pembuat kebijakan wacana perubahan sosial budaya yang terjadi pada masyarakat Indonesia sehingga bisa dilakukan langkah-langkah supaya perubahan sosial budaya yang diperlukan bisa dilakukan dan dilaksanakan terutama pada perkembangan masyarakat.
Dan manfaat penulisan makalah ini untuk kepentingan teoritis, yaitu bisa menjadi masukan dalam kajian ilmiah wacana perubahan sosial budaya yang terjadi dalam masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Proses Perubahan Sosial dan Budaya
Perubahan sosial dan budaya dipengaruhi oleh aneka macam faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan kebudayaan terdiri dari faktor yang mendorong dan faktor yang menghambat terjadinya perubahan sosial budaya ibarat sudah dijelaskan pada pecahan sebelumnya. Faktor-faktor itu bisa berasal dari dalam maupun dari luar masyarakat. Berikut diuraikan faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan sosial budaya.
Diantara aneka macam faktor yang mendorong terjadinya perubahan sosial budaya :
- Kontak dengan kebudayaan lain. Masyarakat yang sering melaksanakan kontak dengan kebudayaan lain akan mengalami perubahan yang cepat. Kontak dengan kebudayaan lain ini bekerjasama dengan difusi, yaitu proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan dari individu ke individu lain atau dari satu masyarakat ke masyarakat lain.
- Sistem pendidikan formal yang maju. Pada jaman modern sekolah semakin memegang kiprah penting dalam melaksanakan perubahan-perubahan pada para anakdidik yang juga ialah anggota masyarakat secara keseluruhan. Melalui pendidikan, seseorang diajarkan aneka macam kemampuan dan nilai-nilai yang berkhasiat bagi manusia, terutama untuk membuka pikirannya terhadap hal-hal baru.
- Toleransi. Perubahan sosial budaya yang cepat akan terjadi pada masyarakat yang sangat toleran terhadap perbuatan atau masyarakat yang berperilaku menyimpang, baik yang positif maupun negatif, dengan catatan bukan ialah pelanggaran hukum. Masyarakat yang mempunyai toleransi cenderung lebih mudah mendapatkan hal-hal yang baru.
- Sistem stratifikasi terbuka. Sistem pelapisan sosial terbuka pada masyarakat akan mempersembahkan peluang sebesar-besarnya kepada individu untuk naik ke kelas sosial yang lebih tinggi melalui aneka macam perjuangan yang diperbolehkan oleh kebudayaannya.
- Penduduk yang heterogen. Pada masyarakat yang heterogen atau masyarakat yang berbasis latar belakang kebudayaan, ras, dan ideologi yang bermacam-macam akan mudah mengalami perperihalan-perperihalan yang mengundang perubahan. Keadaan ini akan mendorong terjadinya perubahan dalam masyarakat.
- Ketidakpuasan masyarakat terhadap aneka macam bidang kehidupan. Ketidakpuasan ini, baik dalam sistem kemasyarakatan, ekonomi, politik, dan keamanan, akan mendorong masyarakat melaksanakan perubahan sistem yang ada dengan cara membuat sistem gres supaya sesuai dengan kebutuhan-kebutuhannya.
- Orientasi ke masa depan. Umumnya masyarakat beranggapan bahwa masa yang akan hadir tidak sama dengan masa sekarang, sehingga mereka berusaha menyesuaikan diri, baik yang sesuai dengan keinginannya, maupun keadaan yang jelek sekalipun. Untuk itu, perubahan-perubahan harus dilakukan supaya sanggup mendapatkan masa depan.
- Pandangan bahwa insan harus senantiasa berusaha untuk memperbaiki hidupnya. Terdapat suatu pedoman atau keyakinan di masyarakat yang sebut bahwa yang sanggup mengubah atau memperbaiki keadaan nasib insan ialah insan itu sendiri, dengan bimbingan Tuhan. Jika seseorang ingin berubah pasti ia harus berusaha. Usaha ini ke arah penemuan-penemuan gres dalam bentuk cara-cara hidup atau pun pola interaksi di masyarakat.
Selain dari itu faktor-faktor yang bisa menghambat perkembangan di masyarakat dari perubahan sosial budaya diantaranya :
- Kurang bekerjasama dengan masyarakat lain. Masyarakat yang kurang mempunyai kekerabatan dengan masyarakat lain umumnya ialah masyarakat terasing atau terpencil. melaluiataubersamaini keadaan ibarat ini, mereka tidak mengetahui perkembangan-perkembangan yang terjadi pada masyarakat lain.
- Perkembangan ilmu pengetahuan yang terlambat. Keterlambatan perkembangan ilmu pengetahuan di suatu kelompok masyarakat sanggup disebabkan lantaran masyarakat tersebut berada di wilayah yang terasing, sengaja mengasingkan diri atau usang dikuasai (dijajah) oleh bangsa lain sehingga menerima pembatasan-pembatasan dalam segala bidang.
- Sikap masyarakat yang sangat tradisional. Suatu sikap yang mengagung-agungkan tradisi usang serta anggapan bahwa tradisi tidak sanggup diubah akan sangat menghambat jalannya proses perubahan, keadaan tersebut akan menjadi lebih parah apabila masyarakat yang bersangkutan dikuasai oleh golongan konservatif.
- Adanya kepentingan-kepentingan yang sudah tertanam kuat. Dalam suatu masyarakat, selalu terdapat kelompok-kelompok yang menikmati kedudukan tertentu. Biasanya, dari kedudukan itu mereka mendapatkan keuntungan-keuntungan tertentu dan hak-hak istimewa.
- Rasa takut akan terjadi kegoyahan pada integrasi sosial yang sudah ada. Integrasi sosial mempunyai derajat yang tidak sama. Unsur-unsur luar dikhawatirkan akan menggoyahkan integrasi sosial dan mengakibatkan perubahan-perubahan pada aspek tertentu dalam masyarakat.
- Hambatan-hambatan yang bersifat ideologis. Di dalam masyarakat menganggap pandangan hidup atau keyakinan yang sudah menjadi ideologi dan dasar integrasi mereka dalam waktu usang sanggup terancam oleh setiap perjuangan perubahan unsur-unsur kebudayaan.
- Prasangka pada hal-hal gres atau abnormal (sikap tertutup). Prasangka ibarat ini umumnya terdapat pada masyarakat yang pernah dijajah oleh bangsa-bangsa asing, mereka menjadi sangat curiga terhadap hal-hal yang hadir dari luar alasannya ialah mempunyai pengalaman pahit sebagai bangsa yang pernah dijajah, umumnya unsur-unsur gres yang masuk berasal dari dunia barat.
- Adat istiadat (kebiasaan). Adat istiadat atau kebiasaan ialah pola sikap anggota masyarakat dalam memenuhi tiruana kebutuhan pokoknya. Jika kemudian pola-pola sikap tidak lagi efektif memenuhi kebutuhan pokok, maka akan muncul krisis moral atau kebiasaan, yang mencakup beberapa aspek bidang kepercayaan, sistem pencaharian, pembuatan rumah dan cara berpakaian.
B. Perubahan Sosial dan Budaya terhadap perkembangan masyarakat.
Kebudayaan ialah suatu sistem. Artinya, bagian-bagian dari kebudh itu saling berkaitan satu dengan lainnya. Perubahan satu unsur kebudayaan akan mempengaruhi unsur-unsur yang lainnya. Hal ini bisa kita lihat contohnya dikala acara listrik masuk desa mula-mula dijalankan. Masuknya listrik ke pedesaan yang sebelumnya tidak ada listrik, membawa perubahan besar dalam kehidupan penduduk desa yang sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani atau pengrajin tradisional. Perubahan itu begitu terasa pada peningkatan bermacam-macam kebutuhan akan barang-barang elektronik (radio, televisi, kulkas).
melaluiataubersamaini mempunyai perangkat elektronik tersebut, pola hidup mereka mengalami perubahan. Waktu pulas bermetamorfosis semakin larut, pranata-pranata hiburan juga ikut mengalami perubahan. Ikatan-ikatan sosial masyarakat desa menjadi semakin mengendur, lantaran mereka lebih banyak menghabiskan waktunya di depan pesawat televisi dibandingkan lampau yang lebih banyak diberinteraksi di luar dengan sesama masyarakat. Pertunjukan seni tradisional lebih banyak ditonton di televisi dari pada melalui pertunjukan pribadi di panggung-panggung. Selain itu juga, dengan adanya penerangan lampu. Dari kenyataan ini, perubahan-perubahan lainnya akan semakin terbuka dan berlangsung secara beruntun.
Menurut Gillin dan Koenig, perubahan kebudayaan disebabkan oleh beberapa faktor internal maupun eksternal sebagai diberikut :
a. Faktor-faktor internal antara lain :
- Adanya kejenuhan atau ketidakpuasan individu terhadap sistem nilai yang berlaku di masyarakat.
- Adanya individu yang menyimpang dari sistem sosial yang berlaku. Apabila hal ini dibiarkan, maka akan diikuti oleh individu-individu lainnya sehingga mendorong perubahan.
- Adanya perubahan dalam jumlah dan komposisi penduduk. Pertumbuhan penduduk akan mengakibatkan terjadinya perubahan unsur penduduk lainnya, ibarat rasio jenis kelabuin dan beban tanggungan hidup. Banyaknya penhadir dari etnis dan budaya lain juga akan merubah struktur sosial lantaran penduduk menjadi lebih heterogen.
b. Faktor-faktor eksternal antara lain :
- Bencana alam antara lain pegunungan meletus, banjir, gempa bumi, atau tsunami. Bencana alam sanggup mengakibatkan terjadinya perubahan lingkungan fisik sehingga menuntut insan melaksanakan pembiasaan terhadap lingkungan yang sudah berubah tersebut. Biasanya untuk bertahan ataupun mengalami suatu tragedi alam, insan terkadang terlupa atau mungkin terpaksa melanggar nilai-nilai dan norma sosial yang sudah ada. Hal ini dilakukan semata-mata untuk tetap bertahan dalam menghadapi perubahan lingkungan akhir petaka tersebut.
- Peperangan selalu berdampak pada tingginya angka kematian, rusaknya aneka macam masukana dan pramasukana kebutuhan hidup sehari-hari, terjadinya kekacauan ekonomi dan sosial, serta tergoncangnya mental penduduk sehingga merasa putus asa dan tidak berdaya. Dalam kenyataan yang lebih memprihatinkan, peperangan seringkali diakhiri dengan penaklukan yang diikuti pemaksaan ideologi dan kebudayaan oleh pihak atau negara yang menang. Semua ini akan mengubah kehidupan masyarakat dan kebudayaannya.
- Kontak dengan masyarakat lain yang tidak sama kebudayaannya. Kontak sanggup terjadi antar etnis di dalam suatu daerah atau yang berasal dari tempat yang berjauhan. Interaksi antara orang atau kelompok yang tidak sama etnis dan kebudayaan yang tinggi akan memperluas pengetahuan dan wawasan wacana budaya masing-masing, sehingga sanggup menimbulkan sikap toleransi dan penyesuaian diri terhadap budaya lain tersebut. Sikap toleransi dan penyesuaian diri ini pada kesudahannya akan mendorong terjadinya perubahan kebudayaan.
C. Pengaruh Globalisasi Terhadap Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
Globalisasi mempunyai efek yang positif, yaitu membawa kemajuan, kesejahteraan, dan keselamatan bangsa dan negara. Namun globalisasi juga membawa efek negatif, ibarat adanya budaya hedonisme, pendewaan pikiran nasionalisme, ilmu dan teknologi, sekularisme, dan tipisnya iman.
Kita menyadari bahwa efek globalisasi mustahil sanggup dihindari, kecuali kita dengan sengaja menghindari interaksi dan komunikasi dengan pihak yang lain. Ketika seseorang masih membaca surat kabar, menonton televisi, atau memakai alat lainnya, terlebih lagi dengan memakai internet, ia tetap akan terperangkap dalam proses dan model pergaulan global.
Dalam kala globalisasi sudah terjadi pertemuan dan tabrakan nilai-nilai budaya dan agama di seluruh dunia yang memanfaatkan jasa telekomunikasi, transformasi dan informasi sebagai hasil dari modernisasi teknologi. Pertemuan dan tabrakan tersebut akan menghasilkan kompetisi liar yang berarti saling mempengaruhi dan dipengaruhi, saling berperihalan dan bertabrakannya nilai-nilai yang tidak sama yang berakhir dengan kalah atau menang, saling bekerja sama yang akan menghasilkan sintesa dan antitesa baru.
Pengertian globalisasi sanggup dibedakan atas dua hal yaitu :
1) Sebagai Alat
Globalisasi ialah wujud keberhasilan ilmu dan teknologi, terutama di bidang komunikasi. Globalisasi sebagai alat juga mengandung hal-hal yang positif apabila dipergunakan untuk tujuan yang baik. Namun hal tersebut juga sanggup mengandung hal-hal negatif bila dipergunakan untuk tujuan yang tidak baik. Makara tergantung siapa yang memakai dan apa tujuannya.
2) Sebagai Ideologi
Globalisasi sebagai ideologi berarti sudah mempunyai arti tersendiri dan netralitasnya sangat sedikit. Globalisasi sebagai ideologi pasti memihak suatu kepentingan sehingga akan menimbulkan akibat, baik yang oke maupun yang tidak setuju. Disinilah timbulnya benturan dan perperihalan.
a) Ancaman
melaluiataubersamaini alat komunikasi ibarat TV, parabola, telepon, VCD, DVD, dan internet, kita sanggup bekerjasama dengan dunia luar. melaluiataubersamaini parabola atau internet, kita sanggup menyaksikan hiburan porno dari kamar pulas. Kita sanggup terpengaruh oleh segala macam bentuk yang sangat konsumtif. Anak-anak kita sanggup terpengaruh oleh segala macam film kartun dan film-film yang seharusnya tidak dilihat. Kita pun sanggup dengan mudah terpengaruh oleh gaya hidup ibarat yang terjadi di sinetron-sinetron kita (terutama sekali yang bertemakan keluarga) yang lebih dari 90% menebar nilai-nilai negatif dengan ukuran keberagaman dari setiap agama. Meskipun harus disadari pula bahwa televisi juga banyak menayangkan program-program penpenghasilanan, ceramah, diskusi, dan diberita yang mengandung nilai positif bahkan agamis. Adegan kekerasan (violence) akan lebih berkesan di benak belum dewasa dibandingkan dengan petuah agama.
b) Tantangan
Pengaruh globalisasi yang mempersembahkan nilai-nilai positif wajib kita serap, terutama yang tidak mengakibatkan benturan dengan budaya kita, contohnya disiplin, kerja keras, menghargai orang lain, rasa kemanusiaan, demokrasi dan kejujuran. Kita wajib menyaring yang baik dan sesuai dengan kepribadian dan moral bangsa kita terima, sebaliknya yang jelek kit atolak.
D. Aspek-aspek Positif dan Negatif dari Globalisasi
Pengaruh globalisasi harus kita hadapi dan direspons. Ada tiga sikap dalam merespons globalisasi.
- Respons dengan sikap anti modernisasi atau anti barat. Kita menolak tiruana efek barat. Bahkan ada pandangan ekstrem yang menganggap kebudayaan barat sebagai musuh.
- Respons yang menjadikan kebudayaan barat menjadi kiblat dan “role model” untuk masa depan, bahkan menjadikannya way of life mereka.
- Respons yang bersikap selektif, artinya tidak secara otomatis mendapatkan atau menolak kebudayaan barat, mereka sanggup mendapatkan kebudayaan barat selama tidak harus mengorbankan agama, kepribadian, dan kebudayaan yang ada. Sebaliknya mereka akan menolak kebudayaan barat yang tidak sesuai dengan kebudayaan yang dimiliki.
Berdasarkan hal tersebut, kesudahannya kita sanggup memilih sikap sebagai diberikut :
a. Aspek-aspek positif yang diterima
1) Di bidang sosial budaya
Perkembangan yang demikian cepat dalam ilmu dan teknologi, terutama di bidang komunikasi, transportasi, dan informasi akan sanggup menebus batas-batas wilayah, budaya dan waktu. Di kala globalisasi ini berarti terjadi pertemuan dan tabrakan nilai-nilai sosial budaya. Melalui proses seleksi nilai-nilai sosial budaya yang positif wajib kita terima, ibarat kerja keras, disiplin, kejujuran, penghargaan terhadap karya atau kerja orang lain, optimistis, kemandirian, kesungguhan, tanggung jawaban, law enforcement, ketaatan terhadap aturan, dan nilai-nilai agama. Nilai-nilai yang diterima akan diserap sehingga memperkaya budaya kita.
2) Di bidang ilmu dan teknologi
Kita menyadari bahwa di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi masih tertinggal jauh dari negara-negara yang sudah maju. Justru kala globalisasi ini ialah peluang baik untuk sanggup menyerap ilmu dan teknologi, sehingga kita akan sanggup bersaing (berkompetisi) dalam menghasilkan barang-barang yang berkarakter dengan harga murah
3) Di bidang mental
Sikap mental ibarat pasrah, menyerah, ketergantungan, kongkow-kongkow, dan santai wajib kita ubah menjadi sikap kerja keras, disiplin dalam segala hal, serta menghargai dan memakai waktu sebaik-baiknya.
Proses Perubahan Sosial Dan Dampaknya
Proses Perubahan Sosial Dan Dampaknya
Hal tersebut ialah kunci kemajuan dan keberhasilan dalam pembangunan bangsa, bangsa yang maju pasti mempunyai sikap mental tersebut. Sebagai pola negara Jepang, Korea, Hongkong, dan Singapura.
4) Di Bidang Ekonomi
Kompetisi atau persaingan bebas ialah kunci, ibarat AFTA (Asean Free Trade Agreement) atau perjanjian daerah perdagangan bebas ASEAN yang berlaku di tahun 2003 dan APEC (Asian Pacific Economy Cooperation) atau kolaborasi ekonomi Asia Pasifik yang berlaku di tahun 2020. Lalu timbul pertanyaan : sudah siapkah kita menghadapi kala liberalisme perdagangan tersebut ? jikalau sudah, berarti kita akan tetap survive (hidup) akan dicukupi dari produksi luar negeri. Akibatnya bangsa kita akan tergantung sepenuhnya pada bangsa kita.
5) Di Bidang Ideologi (politik)
Salah satu konsekuensi dari kala globalisasi ialah keharusan untuk bekerjasama dengan bangsa lain. Kita akan dihadapkan dengan aneka macam ideologi bangsa lain, ibarat separatisme. Oleh alasannya ialah itu, harus mempunyai ketahanan ideologi dan kesaktian Pancasila melalui sejarah. Pancasila ialah ideologi nasional, pandangan hidup bangsa (falsafah bangsa), dan dasar negara yang harus dipertahankan. Sejarah sudah menandakan bahwa menyimpang dari Pancasila akan membawa tragedi bagi bangsa dan negara, ibarat pada tahun 1949 – 1959 (masa liberalisme) dan pada tahun 1959 – 1965 (masa demorasi terpimpin).
6) Di bidang Pertahanan dan Keamanan
Persatuan dan kesatuan akan membawa kejayaan bangsa, sebaliknya perpecahan akan membawa kehancuran terhadap negara ini. Persatuan dan kesatuan akan membawa rasa aman, damai, tentram dan sejahtera. Banyak faktor di kala globalisasi yang akan menimbulkan benturan dan tabrakan dengan budaya lain, ibarat individualistis, sekularisme, dan gaya hidup serba bebas (dalam arti negatif). Oleh alasannya ialah itu kita harus waspada, kita harus sanggup mengatasi setiap hambatan, ancaman, gangguan, dan tantangan.
b. Aspek-aspek Negatif yang wajib ditolak
Kita sudah masuk pada kala globalisasi, dimana dunia seperti tidak mempunyai lagi batas-batas wilayah, waktu dan budaya. Apa yang terjadi di sana, terjadi juga di sini dalam waktu yang sama dan tidak ada sensor. Kita dihadapkan pada suatu pilihan, mendapatkan atau menolak. Dalam memilih pilihan wajib mempunyai filter (penyaring), yaitu agama (iman), Pancasila, norma-norma budaya, dan kepribadian bangsa. Apabila tidak, maka nilai-nilai kemaksiatan akan masuk dan merusak bangsa kita.
1) Di bidang sosial budaya
Dalam kala globalisasi pergesekan dan saling mempengaruhi antar nilai budaya mustahil dihindari. Apabila kita bertahan, maka akan menimbulkan sikap isolasi, ketertutupan, khusus, dan inferior (rasa rendah diri). Tetapi apabila kita berperan aktif berarti akan menghasilkan keterbukaan dan rasa lebih. Paling tidak kita sanggup bersikap akomodatif terhadap hal-hal yang masih bisa ditolerir.
Kita harus waspada lantaran imperialisme budaya jauh lebih berbahaya, akhir prosesnya yang usang dan apabila sudah tergoda akan menghilangkan nilai-nilai dan identitas bangsa.
2) Di bidang ilmu dan teknologi
Kita menyadari ilmu dan teknologi dari dunia barat memang lebih maju daripada yang kita miliki. Namun kita harus selektif, apakah ilmu dan teknologi itu sesuai dengan norma-norma, kondisi, dan situasi bangsa kita. Misalnya apakah penerapannya akan berdampak negatif terhadap lingkungan dan menimbulkan pengangguran? Semua itu perlu pengkajian lebih lanjut.
3) Di bidang mental
Gaya hidup kebarat-baratan wajib kita tolak, meskipun dikatakan “modern”, ibarat efek model pakaian, rambut, makanan, dan minuman tanpa memperhatikan yang halal atau yang haram.
4) Di bidang ekonomi
Salah satu ciri kala globalisasi ialah adanya kompetisi (persaingan) secara sehat, artinya menurut peraturan yang berlaku. Kompetisi sanggup berlaku dalam kualitas, harga (murah), dan pelayanan (cepat, tepat, dan sopan). melaluiataubersamaini kompetisi akan terjadi pengelompokan perusahaan, yang berpengaruh dan baik tetap hidup, yang lemah dan tidak baik akan mati (gulung tikar). Terjadilah kesentidakboleh ekonomi dan sosial yang semakin lebar dan dalam, sehingga sistem ekonomi dan sosial menurut Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 33 mustahil tercapai. Pertanyaan ialah kemana perekonomian Indonesia akan dibawa dan oleh siapa?
5) Di bidang ideologi politik
pergeseran akan terjadi di bidang ideologi (politik) dalam kala globalisasi, lantaran maraknya paham-paham lain masuk ke bumi Indonesia, ibarat liberalisme, komunisme, sekularisme, individualisme, egoisme, dan sebagainya. Semua ideologi abnormal tersebut tentu berperihalan dengan ideologi Pancasila yang menurut Ketuhanan Yang Maha Esa, kekeluargaan, gotong royong, musyawarah untuk mufakat, dan lain sebagainya.
6) Di bidang pertahanan dan keamanan
Era globalisasi juga membawa budaya kekerasan dan tindakan kejahatan yang makin meningkat, baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya, sehingga pendidikan agama perlu kita tingkatkan pula. Pendidikan agama bukan spesialuntuk dalam segi pengetahuan, tetapi lebih menekankan pada pengalaman yang dimulai semenjak sedini mungkin.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari uraian pembahasan diatas sanggup saya simpulkan sebagai diberikut :
- Globalisasi ialah suatu tatanan populer diseluruh dunia yang tercipta akhir adanya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, sehingga unsur-unsur budaya suatu kelompok masyarakat bisa dikenal dan diterima oleh kelompok masyarakat lainnya.
- Globalisasi diambil dari kata globe, yang berarti bola dunia. Globalisasi ialah suatu tanda-tanda terbentuknya sistem organisasi dan komunikasi yang mengikuti sistem nilai dan kaidah yang sama antara masyarakat di seluruh dunia lantaran adanya kemajuan transportasi memperlancar interaksi antar masyarakat dunia.
- Pengaruh globalisasi yang memdiberi nilai-nilai positif wajib kita serap, terutama yang tidak mengakibatkan benturan dengan budaya kita, contohnya disiplin, kerja keras, menghargai orang lain, rasa kemanusiaan, demokrasi.
- Tidak tiruananya efek globalisasi dan modernisasi membawa keburukan tetapi juga ada sisi mudah yang bisa diambil dari itu.
B. Saran
- Filter (penyaring) yang paling fundamental ialah kita kembali kepada pedoman agama. Keimanan dan ketakwaan yang teguh akan menyaring efek kebudayaan barat dan kebudayaan bangsa lain. Hal ini harus dilakukan oleh segenap tokoh agama, masyarakat, pendidik dan para pemimpin.
- melaluiataubersamaini penguasaan Iptek, kita tidak akan tertinggal dari negara-negara maju. Bahkan kita sejajar/sederajat dalam percaturan internasional.
- melaluiataubersamaini Iptek akan membawa efisiensi tenaga dan biaya.
- melaluiataubersamaini adanya Iptek, kita akan lebih mudah mengoperasikan peralatan.
DAFTAR PUSTAKA;
- Azizy, A. Qodri, MA. 2003. Melawan Globalisasi – Reinterpretasi Ajaran Islam. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
- Mu’in, Idianto. 2005. Sosiologi Jilid III. Jakarta : PT. Erlangga.
- Samsudin. 2006. Kewargguagaraan. Surakarta : PT. Widya Duta Grafika.
- Soekanto, Soerjono. 1990. Sosiologi : Suatu Pengantar. Jakarta : Raja Grafindo.
- Susanto, Phil, Astrid. 1978. Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial. Bandung : Bina Cipta.