-->
Mengenal Priode Emas Anak Usia Dini
 ialah bab pertama perkembangan yang sangat berharga dalam kehidupan insan MENGENAL PRIODE EMAS ANAK USIA DINI
Periode emas pada masa usia dini (golden ages) ialah bab pertama perkembangan yang sangat berharga dalam kehidupan manusia. Dimana seiring dengan bertambahnya usia perkembangan, insan menuju kearah kemampuan yang lebih meningkat dan sempurna. Dan ini ialah suatu kelebihan yang membedakan insan sebagai makhluk yang diciptakan oleh sang Pencipta dengan makhluk lainnya, hal tersebut sanggup terjadi alasannya adanya suatu alat atau organ dalam tubuh insan yang mempunyai kemampuan yang unik disebut otak.


Pada proses tumbuh sesuai dengan usia anak, informasi yang masuk ke otak di terima oleh berbagai macam panca indera kemudian di rekam dan disimpan sebagai ingatan. Banyaknya informasi yang diterima otak secara sadar atau tanpa disadari. Lingkungan secara tidak langsung ialah stimulasi pada berbagai pusat di otak yang akan memacu perkembangan fungsi otak itu sendiri dan berpengaruh terhadap perkembangan fisik dan mental anak. Selain rangsang yang adequat dan terstruktur, otak dalam perkembangannya juga membutuhkan asupan gizi yang cukup supaya struktur-struktur fisik otak dapat berkembang sesuai dan berfungsi secara optimal.

 
OTAK SEBAGAI MODALITAS DASAR PROSES TUMBUH KEMBANG

Pertumbuhan anak terjadi sesuai dengan pertambahan usia. Berat otak akan bertambah semenjak lahir dari 300 gram dan mencapai ukuran maksimum dikala dewasa. Bertambqah beratnya otak diakibatkan oleh bertambahnya juluran saraf yang berhubungan, bertambahnya sel-sel lemak di otak, dan bertambahnya jaenteng antar sel saraf atau Neuroglia yang akan meningkatkan akselerasi proses berfikir menjadi lebih cepat, (Thomson, Berger, Berry, 1980 dalam Clark 1986).

Pada proses tumbuh kembang, bertambahnya informasi yang diterima otak melalui panca indera dalam lingkungan sekitar tidak terstruktur maupun terstruktur akan direkam otak sebagai ingatan pertama yang ialah modal pertama bagi anak pada tahapan pertumbuhan dikala itu untuk menjelajah dunia sekitarnya (eksplorasi kemampuannya) dan selanjutnya hasil perekaman informasi tersebut akan membentuk hubungan-hubungan gres antar sel saraf.

Semakin banyak kekerabatan antar sel saraf itu terbentuk, semakin banyak kemampuan fungsional/kemampuan anak yang sanggup diamati pada tahap pertumbuihan usia anak, seiring dengan terpenuhinya pertumbuhan fisik struktural otak dengan adanya asupan gizi yang cukup.


PROSES PEMBELAJARAN PADA ANAK DINI USIA

Selama masa pertumbuhan anak dari semenjak lahir, perkembangan minat dan permainan anak terkait dengan perkembangan kemampuannya. Namun, setelah koordinasi dasar kaki, tangan dan bab tubuh yang terkait sudah mantap pertumbuhannya demikian pula dengan kemampuan bahasanya, maka anak sudah mulai bisa mengeksplorasi lebih jauh dengan merancang aneka macam alternatif sikap lain, semakin bertambah usia penyaluran pilihan melatih kemampuannya untuk mengeksplorasi lingkungan juga di pengaruhi oleh peluang dan peluang yang diperolehnya dari lingkungan yang ialah hasil dari pengalamannya. Oleh alasannya itu aneka macam rujukan permainan sebaiknya sanggup dirancang secara terstruktur supaya anak sanggup mencapai kemampuan yang optimal berdasarkan pengalaman belajarnya (Chilhood Education).

Peristiwa ketika bayi mencoba, terjadi suatu proses yang disebut ’peristiwa’. Seorang bayi yang gres saja berhasil bangun untuk pertama kalinya, secara otomatis akan berpegangan pada sesuatu dalam usaspesialuntuk untuk sanggup tetap bangun dan beliau sudah menarikdanunik seluruh taplak meja, menjatuhkan alat makan, menumpahkan isi gelas serta memecahkan gelas , yang disebut sebagai insiden dan sebuah kenyataan fisik yang terjadi dari sebuah percobaan. Setiap percobaan bisa memunculkan berpuluh-puluh insiden yang tidak sama. Disini juga tampak bahwa kemampuannya bangun dipertamai dengan satu proses tercapainya kemampuan protective diri yang di tandai dengan adanya kemampuan dari kedua tangannya yang muncul sebagai kemampuan yang mendukung kemampuannya bangun (berpegangan tangan untuk mempertahankan diri dan akan menahan tubuhnya jika ia terjatuh).

Untuk mencapai tujuan tersebut, perlu dilakukan aktivitas yang di sebut stimulasi terstruktur dan bertahap, yang disebut aktivitas stimulasi. Pembelajaran pada proses pertama dilakukan melalui proses mencoba (to try). Mencoba segala sesuatu sebelum dipahami tiruananya. contohnya : dalam proses mencar ilmu berjalan, bayi akan melalui puluhan atau ratusan kali percobaan atau eksperimen hingga karenanya ia bisa berjalan. Tanpa adanya percobaan dan resiko yang menyertainya, tidak akan ada pembelajaran yang pernah terjadi.

Sebagai akhir adanya percobaan dan peristiwa, akan terjadi respon atau umpan balik dalam bentuk kesiapan panca indra, menyerupai : pelihatan, pendengaran, rasa/penghidu yang mempersembahkan rangsangan berkembangnya panca indra utama termasuk kulit dan kemampuan gerak (motoriknya). Sesudah mendapatkan umpan balik, otak bayi akan berkembang dengan pesat mencatatkan atau menyimpan berjuta-juta data gres yang diterimanya yang akan menjadi alat untuk menjelajahi dunia selanjutnya, bayi akan menyesuaikan perilakunya pada satu hal dengan tujuan dan pengalaman yang sudah di dapati.

Kesiapan bayi untuk melaksanakan proses pembelajaran tersebut diatas, sanggup di persiapkan melalui aktivitas stimulasi aktif yang dilakukan untuk mempersiapkan dan meningkatkan panca indra supaya sanggup mendapatkan rangsangan dari lingkungan atau menyadarkan anak dari lingkungan melalui aktivitas stimulasi dasar dengan melaksanakan aktivitas sebagai diberikut:

1. Kegiatan Stimulasi Bertahap:


Tahapan kegiatan:


Stimulasi dasar untuk meningkatkan kemampuan pengindraan


stimulasi lanjutan untuk Kegiatan terintegrasi antara fungsi pelihatan, pendengaran, gerak, rasa dan emosi (multimodal) dan membuat lingkungannya terstruktur dengan baik sehingga memungkinkan berkembanganya potensi kecerdasan jamak dan kemampuan dasar prasekolah (persiapan menulis, membaca dan berhitung serta berkreasi)

Kegiatan stimulasi untuk anak usia dini mencakup hal-hal sebagai diberikut :

a. Stimulasi Dasar

Kegiatan stimulasi yang dilakukan untuk mempersiapkan dan meningkatkan kemampuan panca indera supaya sanggup mendapatkan rangsang dari lingkungan (menyadarkan anak akan lingkungan) dengan kegiatan-kegiatan, sebagai diberikut:

Meningkatkan kemampuan pengindraan

Stimulasi indra pelihatan

melaluiataubersamaini mengenalkan bayi dengan aneka macam macam intensitas cahaya: bayi dipindahkan dari daerah petang ke daerah terang dan sebaliknya secara sedikit demi sedikit dan berulang-ulang sambil memdiberi rangsang dengan menunjukkan alat permainan dengan bentuk dan warna mainan yang masih sanggup dikenali serta tetap menjaga kenyamanan bayi. Pada petes ini juga rasa sensorik bayi dikenalkan dengan intensitas suhu yang tidak sama-beda pada daerah yang gerah (terang), sejuk/dingin (petang).

Petes pelihatan dengan alat permainan

Peningkatan serius mata supaya mata terserius pada
warna-warna, bentuk-bentuk, tempat-tempat tertentu

Benda dengan warna kontras bentuk beda-beda

Benda dengan warna kontras yang bergerak (mobil-mobilan atau boneka yang berjalan sendiri).

Dikombinasikan dengan bunyi-bunyian dari aneka macam arah sudut pandang.

Stimulasi kemampuan gerakan bola mata yang diharapkan proses membaca dengan memakai gambar-gambar yang berurutan (memindahkan benda-benda yang menarikdanunik perhatian dari aneka macam sudut pelihatan)

Stimulasi indra pendengaran.

Melalui kegiatan, sebagai diberikut:

• Mengalihkan perhatian bayi terhadap bunyi dengan selalu menjaga kenyamanan bayi

• Memdiberikan aneka macam rangsang bunyi (suara ibu, keluarga, bunyi alam) dan perhatikan reaksi terhadap rangsang bunyi tersebut, dan lkukan berulang-ulang, bunyi keras-lemah secara bergantian dan dilakukan berulang-ulang.

• Melatih indera pendengaran sanggup dilakukan melalui aktivitas mendongeng eksklusif oleh ibu atau mendengarkan radio dengan alat-alat bermain yang bergerak-gerak, menjauh-mendekat

• Bereaksi terhadap rangsang suara

• Dilakukan secara berulang-ulang

Tingkatkan perbedaan intensitas dari masing-masing jenis rangsang tersebut dengan melibatkan perhatian anak.

Stimulasi kinaestetik sensory

Melalui kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan proses tumbuh kembang senso-motorik, sebagai diberikut:

  • Mengenal bagian-bagian tubuh
  • Mengenal lingkungan dengan memseriuskan perhatian pada indera-indera tertentu dengan melakukannya secara berulang-ulang (ada pengulangan)
  • Melakukan stimulasi dengan menghubung-hubungkan dengan informasi yang sudah diterima dengan informasi baru, berupa: situasi dan lingkungan yang tertata dengan baik (metode bermain sentras, gerak, lagu, dll).

Pada proses sensomotorik, rangsang dilakukan melalui sentuhan/belaian pada permukaan kulit dengan gerakan halus

Stimulasi Lanjutan

Dilakukan setelah koordinasi kaki, tangan dan bahasa yang terkait sudah agak mantap sehingga anak sanggup siap untuk dilakukan stimulasi lanjutan untuk merangsang berkembangnya aneka macam kemampuan lainnya.

Kegiatan terintegrasi antara fungsi pelihatan, pendengaran, gerak, rasa dan emosi (multimodal) dan membuat lingkungannya tertata dengan baik sehingga memungkinkan berkembanganya potensi kecerdasan jamak (senam kupu-kupu dan metode pendekatan bermain dalam metode sentra) dan mempersiapkan fungsi-fungsi yang berkaitan dengan kemampuan membaca, menulis, berhitung dengan rujukan bermain spesifik.

STIMULASI POTENSI KEMAMPUAN JAMAK DILAKUKAN MELALUI KEGIATAN SPESIFIK MODALITAS OTAK

Melakukan stimulasi kinaestetik sensorik, intra dan inter personal, emosi, musik dalam bermain tugas dengan tes gerak dan lagu.

Bermain tugas sebagai tokoh:

    Aku seorang pelaut
    Aku seorang kapiten
    Aku seorang penerbang
    Aku penebang kayu
    Aku seorang petani
    Aku seorang nelayan

Bermain tugas sebagai kelompok binatang:( Kinaestetik sensory, Musical, Emosional, visual, visuospatial):

    Si kancil anak badung
    Si kodok
    Si Komo
    Kupu-kupu yang lucu
    Dll

Bermain tugas mengenal lingkungan: (auditory, kinaestetik, sensory, visual, visuospatial):

    Lihat kebunku
    Lihat rumahku
    Dengar burung berkicau
    Dll

Bermain tugas untuk memvisualisasikan apa yang dilihat, dengan benda padat, bermain balok dengan aneka macam ukuran, bentuk dan warna. melaluiataubersamaini bahan-bahan tradisional.

    Membuat kereta dari kulit jeruk

Bermain tugas untuk memvisualisasikan apa yang dilihat, dengan benda cair (air)

    Mencampur-campur air
    Menuang air
    Memindahkan air dari gelas ke botol (kecil, sedang, besar)

Bermain tugas dengan memvisualisasikan apa yang dilihat dengan pasir.

    Membuat pegunungan-pegununganan
    Membuat jalan
    Membuat terowongan dengan pasir

Bermain sambil mendengar (untuk persiapan membaca)

    Mendengarkan dongeng
    Menghafal dan mengulang dongeng
    Bercerita pengalaman
    Mendengar sajak
    Menghafal dan mengulang sajak (prosodi bahasa)

Melatih logik matematika

a. Mengenal urut-urutan (sequencing):

    Berbaris dengan urutan hitung
    Berbaris dengan urutan bertambah
    Berbaris dengan urutsn berkurang
    Berbaris dengan urutan yang dikaitkan dengan simbol-simbol huruf/angka

b. Mengenal konsep ukuran (measurement):

    Berat – enteng (raba tubuh)
    Panjang – pendek (visual)
    Besar – kecil (visual/rasa)
    Padat – cair (rasa)
    Panas – hangat – hirau taacuh (rasa).

I. Persiapan Kemampuan Membaca
 
Membaca ialah aktifitas mencar ilmu yang lebih banyak didominasi memerlukan indera visual dan juga melibatkan fungsi penginderaan lain di otak, yaitu :

Fungsi luhur (High Brain Function), menyerupai visual, auditory dan sensomotorik. Mengenal bunyi huruf, mengenal rangkaian kata yang sederhana-komplek, mengenal perbedaan intonasi yang dilakukan melalui bernyanyi, membacakan buku, bertepuk tangan mengikuti irama, menyebut nama dengan perlahan berdasarkan suku kaya dengan intonasi yang jelas.

Biasanya pada anak, sanggup ditandai dengan adanya ketertarikan terhadap:

Bahasa verbal (Kosa kata, mengatakan bahasa, mendengar, paham)
Mulai tertarik dengan fonologi (irama, campuran, potongan)
Mulai sadar pada tulisan
Pengetahuan tentang abjad

Persiapan dipertamai melatih:

Visual
Meningkatkan serius mata, dengan mengenalkan huruf-huruf yang diseriuskan pada pelihatan dalam waktu tertentu pada waktu yang tidak sama-beda (Visual Attention)
Memperlihatkan kembali huruf-huruf yang pernah diperlihatkan untuk dikenali kembali (Visual Recognition)

• Melakukan tes didalam ruangan dengan menggerakan bola mata keatas, kebawah, kekiri dan kekanan serta melihat benda dalam jarak yang jauh dan dekat, memseriuskan mata pada sesuatu pandangan yang (Visual motorik otot mata 3,4,6)

• Mengenal huruf melalui gerakan anggota tubuh sendiri atau anggota tubuh mitra bermain, membentuk kalimat melalui huruf-huruf yang dibentuk dalam kelompok bermain (Visual Spatial)

• Melakukan tes menyerupai diatas, spesialuntuk saja dilakukan di luar ruangan, menyerupai di taman yang luas (Luas Lapang Pandang)

Audiomotorik

Melakukan pengenalan bunyi-bunyi huruf melalui indera pendengaran dan mengulang-ulang dalam bentuk bunyi baik dengan mata terbuka maupun dengan mata tertutup. Dapat dilakukan dengan bernyanyi dan menari/gerak badan.


II. Persiapan Logik matematik dan Berhitung

Kemampuan berhitung ialah kemampuan logik matematik berupa symbol-simbol yang dikongretkan melalui kegiatan-kegiatan yang memerlukan kemampuan visual dan sensorik yaitu:

· mengenalkan konsep ukuran (measurement), melalui raba (berat-enteng, padat-cair)

· mengenalkan konsep suhu (gerah, dingin)

· melalui pelihatan (visual), menyerupai : tinggi-rendah, panjang-pendek, besar-kecil

· mengenalkan urutan (sequencing), melalui urutan-urutan warna-warna sebagai simbol

· mengenalkan dengan cara bermain dengan baris (baris bertambah-baris berkurang dan mengkaitkan urut-urutan berbaris dengan angka dan huruf.


III. Persiapan Kemampuan Menulis

Dalam upaya mempersiapkan anak menuju kemampuan menulis maka perlu diperhatikan tahapannya menuju kemampuan menulis, sbb:

a. Kemampuan motorik halus :

Yaitu kemampuan memegang dengan jari, dilatih dengan proses tes menggunting. Dalam aktivitas menggunting, anak secara eksklusif mengalami proses pembelajaran untuk memperkuat koordinasi tangan dan kemampuan genggaman penjepit, dimana anak memulai dengan tes mengambil benda-benda dengan penjepit, memainkan jari untuk menulis (ibu jari, telunjuk, dan jari tengah). Tahapan aktivitas pertama menggunting untuk memperkuat koordinasi jari tangan, menjepit dengan ibu jari dan telunjuk, ialah :

  • Memungut obyek-obyek kecil
  • Menggunakan ibu jari dantelunjukMain jari memakai jari-jari menulis (ibu jari, telunjuk, dan jari tengah)
  • Meraup
  • Merobek. dan sebagainya

melaluiataubersamaini seluruh tangan

melaluiataubersamaini ibu jari dan telunjuk

Hal lain yang sanggup dilakukan untuk memperkuat koordinasi tangan pada anak usia dini lainnya ialah dengan tes meremas, merobek sepenuh tangan dan merobek dengan tangan.

Selanjutnya dikembangkan dengan melatih motorik halus dengan tes mencoret. Latihan mencoret sangat penting bagi anak usia dini, dengan memperhatikan beberapa tahapan mencoret yang dimulai dari :

· Coretan pertama/coretan acak

· Coretan terarah, menyerupai garis-garis atau titik-titik yang dilakukan secara berulang-ulang

· Pengulangan garis dan bentuk khusus

· Berlatih huruf

· Menulis nama

· Menyalin kata-kata yang ada di lingkungan

· Menemukan ejaan

· Ejaan baku

Dilanjutkan dengan tes koordinasi antara pelihatan (mata dengan tangan). Dapat dilakukan melalui aktivitas meronce manik-manik dan tali yang mempunyai tahapan, sebagai diberikut :

1. Main mengosongkan/mengisi

2. Merangkai–digunakan sebagai materi main tugas (kalung)

3. Merangkai terus menerus

4. Merangkai berdasarkan warna

5. Merangkai berdasarkan bentuk

6. Merangkai berdasarkan warna dan bentuk

7. Merangkai berdasarkan warna, bentuk dan ukuran]
8. Membuat rujukan sendiri
9. Membaca rujukan kartu dari majemuk tingkat kesusahan
  • Serta meningkatkan kemampuan menggambar, yaitu dengan menjiplak, menyerupai tahapan diatas ditambah dengan tes visualisasikan apa yang dilihat, menjiplak, menggandakan dan membuat rujukan sendiri.
  • Visual Attention/recognition: mengenal bentuk huruf melalui aktivitas perabaan dan menjiplak
  • Melatih gerakan-gerakan motorik halus, melalui gerakan tarian yang menggutamakan pada gerakan tangan, meronce, memegang benda-benda kecil, benda-benda halus, menempatkan benda pada posisi-posisi susah, merobek, meremas-remas, coret-coretan tidak teratur, coret-coretan tidak teratur, pengulangan garis dan bentuk-bentuk khusus, latihan huruf, menulis nama, menyalin kata lengkap, menemukan ejaan pertama, tengah, akhir, meraup, menggunting, dll 
  • Melakukan stimulasi kinaestetik, musik, emosi, kemampuan intrapersonal dalam satu aktivitas bermain gerak dan lagu
  • Bermain peran, melalui gerak dan lagu.

Sumber: Disarikan dari aneka macam sumber!!

LihatTutupKomentar