-->
Komunikasi Dalam Pengasuhan Anak
Pengertian komunikasi dalam pengasuhan anak usia dini yaitu kekerabatan manusiawi antar individu baik lisan maupun non verbal, secara individu dan atau kelompok, sehingga terjadi saling memahami untuk membuat kekerabatan bersahabat dengan anak usia dini, pengasuh, pengelola, dan orang tua.

Perkembangan keterampilan berkomunikasi ialah kunci untuk pengendalian diri dan keberhasilan kekerabatan dengan yang lainnya.
Komunikasi produktif terjadi jikalau para pelaku komunikasi sama-sama merencanakan taktik komunikasinya untuk saling memdiberi rasa nyaman dan puas dalam berkomunikasi.  Namun demikian, komunikasi produktif akan susah atau jarang  sanggup  tercapai apabila pendidik lebih sering menampilkan gaya komunikasinya yang menonjolkan aspek otoritas dan kekuasaan. Karena teladan komunikasi yang adikara akan diserap oleh anak didiknya sehingga mereka akan tumbuh menjadi langsung yang otoriter. Dan ini akan menjadi lebih jelek lagi jikalau teladan komunikasi serupa diterapkan oleh para orang renta di keluarganya .
Oleh karenanya,  dalam kaitan ini, marilah sejenak kita menyimak sebuah puisi hasil karya  Dorothy Law Nolte yang berjudul “Children Learn What They Live” yang diterjemahkan bebas oleh Jalaludin Rachmat dengan  judul :

Anak Belajar dari Kehidupannya
Jika anak dibesarkan dengan celaan, ia berguru memaki
Jika anak dibesarkan dengan permusuhan, ia berguru berkelahi
Jika anak dibesarkan dengan cemoohan, ia berguru rendah diri
Jika anak dibesarkan dengan penghinaan, ia berguru meratapi diri

Jika anak dibesarkan dengan toleransi, ia berguru menahan diri
Jika anak dibesarkan dengan dorongan, ia berguru percaya diri
Jika anak dibesarkan dengan pujian, ia berguru menghargai
Jika anak dibesarkan dengan sebaik-baiknya perlakuan, ia akan berguru keadilan
Jika anak dibesarkan dengan rasa aman, ia berguru menaruh kepercayaan
Jika anak dibesarkan dengan dukungan, ia berguru menyenangi dirinya
Jika anak dibesarkan dengan kasih akung, dan perteman dekatan,
Ia berguru menemukan cinta delam kehidupan.

Bila ditilik isi puisi di atas, dalam kaitannya dengan komunikasi dan interaksi di dalam kelas, maka yang perlu menerima perhatian yaitu bagaimana pemilihan serta penerapan bahasa oleh para pendidik dalam berkomunikasi maupun diberinteraksi dengan anak didiknya, dan bagaimana pendidik membuat situasi yang mempersembahkan peluang pada anak untuk berbagi kemampuan bahasanya.  Kesempatan ini sanggup dilakukan melalui kegiatan; bercakap-cakap, menceritakan, dan tanya-jawaban. Disamping itu pendidik juga harus menyediakan masukana pendukung perkembangan bahasa, yaitu alat permainan yang menstimulasi perkembangan bahasa anak,  ibarat boneka-boneka, mobil-mobilan, atau alat-alat di pusat bermain peran. 

melaluiataubersamaini demikian, maka  peran pendidik di sini yaitu ‘guru bahasa“  dan bahkan dalam konteks yang lebih luas sanggup dikatakan bahwa orang renta adalah  “guru bahasa“  bagi anaknya. Hal ini sanggup dimengerti alasannya yaitu dalam diberinteraksi, kita memakai bahasa sebagai masukana untuk berkomunikasi. Oleh kesudahannya baik orang renta maupun pendidik memegang peranan penting dalam menciptakah situasi dan kondisi yang kondusif, sehingga teladan komunikasi produktif sanggup tercipta. Dalam hal demikian  para  pendidik  dituntut untuk memakai gaya bahasa dan teladan komunikasi yang sempurna sehingga tujuan komunikasi dan interaksi sanggup tercapai. 

Komunikasi sanggup berbentuk verbal: yaitu komunikasi dengan memakai kata-kata dan atau ungkapan, dan sanggup berbentuk non verbal: memakai isyarat, gerak tubuh, dan atau alat/media tertentu. Kedua bentuk komunikasi ini dipakai secara bergantian dan saling melengkapi dalam berkomunikasi atau diberinteraksi dengan anak. 

Para hebat menyatakan bahwa komunikasi orang renta dengan anaknya ialah hal paling penting dalam kehidupan anak.
Komunikasi sangat penting untuk menjalin kekerabatan social. melaluiataubersamaini berkomunikasi kita sanggup mengetahui, memahami dan mencicipi pikiran atau perasaan orang lain.

Komunikasi dilakukan semenjak anak dilahirkan. Bayi melaksanakan komunikasi dengan orang-orang sekitarnya melalui tangisan dan gerakan tubuhnya. Bayi sanggup memahami komunikasi orang sekitarnya, dari bunyi yang didengarnya terutama bunyi ibunya serta mimik wajah yang dilihatnya. Anak yang lebih besar melaksanakan komunikasi dengan bahasa. Celotehan anak walaupun belum dimengerti ialah pertama anak membangun komunikasi dengan bahasa.

Selama berkomunikasi terjadi proses belajar. Komunikasi membangun kekerabatan dengan sekeliling bahkan dengan dunia. melaluiataubersamaini berkomunikasi sanggup saling mengenal,saling bertukar pikiran, saling memberikan perasaan, sehingga tumbuh rasa saling percaya, saling mencintai dan saling memahami.

Komunikasi yang baik memmenolong anak untuk berbagi kepercayaan diri, harga diri, dan memahami orang lain. Komunikasi yang baik memmenolong anak tumbuh menjadi orang sampaumur yang mempunyai perasaan yang baik wacana dirinya dan orang lain.

Komunikasi yang baik membangun kekerabatan yang harmonis, kerjasama dan merasa nyaman. Sebaliknya komunikasi yang jelek sanggup membuat anak tidak menyukai orang dewasa, munculnya konflik dan ketidak nyamanan. 

Komunikasi yang efektif mempertajam kepekaan terhadap lawan bicara. Memahami keberadaan anak megampangkan kita menjalin hubungan  yang lebih erat dengannya. Anak yang hidup dalam keluarga yang mempunyai komunikasi yang sehat sanggup terhindari dari sikap yang menhadirkan konflik.

Sesungguhnya dalam setiap proses komunikasi tiruana kemampuan anak sedang dibangun. Artinya kemampuan atau kecerdasan anak tidak dirangsang terpisah-pisah, tetapi utuh saling terkait.

Baca selengkapnya di sini !!
 

LihatTutupKomentar