-->
Developmentally Appropriati Practise
PAUD-Anakbermainbelajar---Di dalam membuatkan aspek fisik, sosial, emosional dan kognitif dari seorang anak selain diharapkan lingkungan yang aman dan mempersembahkan pengasuhan yang baik maka hal lain yang perlu dipahami oleh orang renta dan para guru-pendidik PAUD yaitu prinsip perkembang yang mengacu pada Developmentally appropriate practice (tes yang sesuai dengan perkembangan).

Pengertian DAP (Developmentally Appropriate Practice) DAP atau dalam terjemahan bebas Bahasa Indonesia yaitu pendidikan yang patut dan sangat senang sesuai dengan tahapan perkembangan anak, mencerminkan proses pembelajaran yang bersifat interaktif. Konsep DAP yang dikembangkan melalui baragam acara yang sesuai dengan tahapan perkembangan anak menjadikan anak mempunyai pengalaman yang kongkrit serta sangat senang ketika terjadinya proses belajar, sehingga sanggup menumbuhkan kesadaran (awareness) pada anak.

Terjemahan bebas dari Developmentally Appropriate Practice (DAP) dalam bahasa Indonesia yaitu “ Pendidikan yang patut dan mneyenangkan”. Tiga dimiensi dalam konsep DAP yaitu (1) Patut berdasarkan umur, maksudnya sesuai dengan tahap- tahap perkembangan anak, (2) Patut berdasarkan lingkungan sosial dan budaya, yaitu sesuai dengan pengalaman berguru yang bermakna, relevan dan sesuai dengan kondisi social budaya, dan (3) Patut secara individual, yaitu sesuai dengan pertumbuhan dan karakteristik anak, kelebihannya, ketertarikannya dan pengalaman- pengalamannya. (Baca juga pengertian Developmentally appropriate practise dalam PAUD di sini !!

Pengalaman belum dewasa yaitu membedah perasaan, dan tidak spesialuntuk sikap terbuka dengan mediberikan belum dewasa suatu lingkungan dan emosi-emosi yang dikehendaki akan lazim dan emosi-emosi yang tidak dikehendaki menjadi jarang.

 emosional dan kognitif dari seorang anak selain diharapkan lingkungan yang aman dan membe DEVELOPMENTALLY APPROPRIATI PRACTISE

Konsep Developmentally appropriate practise  (tes yang sesuai dengan perkembangan), mencakup tida aspek yaitu :
  1. Kesesuaian Usia, dimana pertumbuhan dan perubahan yang terjadi pada anak di 9 tahun pertama kehidupan bersifat universal dan ada pada urutan yang sanggup diprediksi. Adapun perubahan yang terjadi secara terprediksi mencakup perubahan fisik, emosional, sosial dan kognitif. Sehingga orangtua maupun guru sanggup menyiapkan lingkungan pembelajaran dan pengalaman yang sesuai secara terencana.
  2. Kesesuaian secara individual. Setiap anak ialah makhluk yang unik ia mempunyai pola dan waktu untuk berkembang yang tidak sama satu sama lain, sama ibarat kepribadian, gaya berguru yang sangat individual. Dalam menyiapkan proses pembelajaran harus sanggup mengakomodasikan keunikan dari masing-masing anak.
  3. Kesesuaian secara sosial dan budaya. Latar belakang sosial dan budaya anak yang tidak sama harus dipahami oleh tenaga pendidik, dan keadaan ini sanggup dijadikan materi contoh dalam mempersiapkan materi yang sesuai dan berarti bagi kehidupan anak. Misalnya anak anak yang hidup di kawasan pantai akan lebih praktis memahami setiap isu gres kalau berkaitan dengan laut, pantai, ikan, pohon kelapa dan lain-lain.

Ketika menerapkan Develompentally appropriate practice (tes yang sesuai dengan perkembangan). maka ada 5 dimensi yang saling berkaitan yang harus menjadi perhatian yaitu :
  1. Menciptakan komunitas berguru yang kodusif; dimana sanggup terjadi korelasi baik antara anak dan orang dewasa, anak dengan anak, diantara guru-guru sendiri dan antara guru dan keluarga. Komunitas tersebut mewujudkan situasi pengasuhan yang aman yang sanggup menunjang anak berkembang dan belajar.
  2. Menciptakan cara pengajara yang sanggup meningkatkan dan memperbaiki perkembangan dan proses belajar; pendidik anak usia dini berusaha untuk mencapai keseimbangan antara membimbing anak untuk berguru dan juga mengikuti aba-aba mereka.
  3. Membangun kurikulum yang sesuai; isi dari sajian pembelajaran anak usia dini mencakup beberapa aspek subyek yang dipelajari, nilai-nilai sosial dan budaya, masukan dari orang tua, usia dan pengalaman dari belum dewasa sendiri. 
  4. Memdiberikan evaluasi terhadap perkembangan dan proses berguru anak; evaluasi terhadap perkembangan dan proses berguru masing-masing individu penting untuk membuat perencanaan dan implementasi sajian pembelajaran yang sesuai.
  5. Membangun korelasi yang saling menguntungkan dengan keluarga; Develompentally appropriate practice sangat memerlukan pengetahuan yang mendalam terkena kondisi individual anak dan konteks lingkungan dimana anak berkembang dan belajar. melaluiataubersamaini demikian menjalin korelasi yang erat dengan keluarga akan sangat menunjang.
 emosional dan kognitif dari seorang anak selain diharapkan lingkungan yang aman dan membe DEVELOPMENTALLY APPROPRIATI PRACTISE


DAP mencerminkan suatu pembelajaran yang interaktif dan berpandangan konstruktivisme. Kunci dari pendekatan ini yaitu prinsip bahwa anak intinya membangun atau mengkonstruk sendiri pengetahuannya melalui interaksi dengan lingkungan sosial dan fisik mereka. Dalam pendekatan ini diupayakan supaya anak sanggup memotivasi dan mengarahkan diri secara intrinsik, pembelajaran yang efektif yang bisa membangkitkan keingintahuan mereka melalui acara eksplorasi, eksperimen dan dalam pengalaman nyata.

Adapun Vogotsky beropini bahwa bermain dan aktifitas yang bersifat konkrit sanggup mempersembahkan momentum alami bagi anak untuk berguru sesuatu yang sesuai dengan tahap perkembangan umurnya (age appropriate), dan kebutuhan spesifik anak (individual needs). Bermain yaitu cara yang paling efektif untuk mematangkan perkembangan anak pada usia pra-sekolah (Pre-operatioanal thinking), dan pada masa sekolah dasar (Concrete operatioanal thinking).

Demikian perihal Developmentally appropriate practise  (tes yang sesuai dengan perkembangan),  Semoga bermanfaa. Terimakasih.


Baca juga pengertian DAP selengkapnya klik di sini !!

LihatTutupKomentar