-->
Proses Pembelajaran Pada Anak Dini Usia

Selama masa pertumbuhan anak dari semenjak lahir, perkembangan minat dan permainan anak terkait dengan perkembangan kemampuannya. Namun, setelah koordinasi dasar kaki, tangan dan pecahan tubuh yang terkait sudah mantap pertumbuhannya demikian pula dengan kemampuan bahasanya, maka anak sudah mulai bisa mengeksplorasi lebih jauh dengan merancang aneka macam alternatif sikap lain, semakin bertambah usia penyaluran pilihan melatih kemampuannya untuk mengeksplorasi lingkungan juga di pengaruhi oleh peluang dan peluang yang diperolehnya dari lingkungan yang yaitu hasil dari pengalamannya. Oleh sebab itu aneka macam contoh permainan sebaiknya sanggup dirancang secara terstruktur semoga anak sanggup mencapai kemampuan yang optimal menurut pengalaman belajarnya (Chilhood Education).

Peristiwa saat bayi mencoba, terjadi suatu proses yang disebut ’peristiwa’. Seorang bayi yang gres saja berhasil bangun untuk pertama kalinya, secara otomatis akan berpegangan pada sesuatu dalam usaspesialuntuk untuk sanggup tetap bangun dan ia sudah menarikdanunik seluruh taplak meja, menjatuhkan alat makan, menumpahkan isi gelas serta memecahkan gelas , yang disebut sebagai insiden dan sebuah kenyataan fisik yang terjadi dari sebuah percobaan. Setiap percobaan bisa memunculkan berpuluh-puluh insiden yang tidak sama. Disini juga tampak bahwa kemampuannya bangun dipertamai dengan satu proses tercapainya kemampuan protective diri yang di tandai dengan adanya kemampuan dari kedua tangannya yang muncul sebagai kemampuan yang mendukung kemampuannya bangun (berpegangan tangan untuk mempertahankan diri dan akan menahan tubuhnya kalau ia terjatuh).
    
Untuk mencapai tujuan tersebut, perlu dilakukan aktivitas yang di sebut stimulasi terstruktur dan bertahap, yang disebut aktivitas stimulasi.  Pembelajaran pada proses pertama dilakukan melalui proses
mencoba (to try). Mencoba segala sesuatu sebelum dipahami tiruananya. contohnya : dalam proses berguru berjalan, bayi akan melalui puluhan atau ratusan kali percobaan atau eksperimen hingga jadinya ia bisa berjalan. Tanpa adanya percobaan dan resiko yang menyertainya, tidak akan ada pembelajaran yang pernah terjadi.
    Sebagai tanggapan adanya percobaan dan peristiwa, akan terjadi respon atau umpan balik dalam bentuk kesiapan panca indra, menyerupai : pelihatan, pendengaran, rasa/penghidu yang mempersembahkan rangsangan berkembangnya panca indra utama termasuk kulit dan kemampuan gerak (motoriknya). Sesudah mendapatkan umpan balik, otak bayi akan berkembang dengan pesat mencatatkan atau menyimpan berjuta-juta data gres yang diterimanya yang akan menjadi alat untuk menjelajahi dunia selanjutnya, bayi akan menyesuaikan perilakunya pada satu hal dengan tujuan dan pengalaman yang sudah di dapati.

Kesiapan bayi untuk melaksanakan proses pembelajaran tersebut diatas, sanggup di persiapkan melalui aktivitas stimulasi aktif yang dilakukan untuk mempersiapkan dan meningkatkan panca indra semoga sanggup mendapatkan rangsangan dari lingkungan atau menyadarkan anak dari lingkungan melalui aktivitas stimulasi dasar dengan melaksanakan aktivitas sebagai diberikut:

1. Kegiatan Stimulasi Bertahap:

Tahapan kegiatan:
Stimulasi dasar untuk meningkatkan kemampuan pengindraan
stimulasi lanjutan untuk Kegiatan terintegrasi antara fungsi  pelihatan, pendengaran, gerak, rasa dan emosi (multimodal) dan membuat lingkungannya terstruktur  dengan baik sehingga memungkinkan berkembanganya potensi kecerdasan jamak dan kemampuan dasar prasekolah (persiapan menulis, membaca dan berhitung serta berkreasi)

Kegiatan stimulasi, mencakup :

a.Stimulasi Dasar

Kegiatan stimulasi yang dilakukan untuk mempersiapkan dan meningkatkan kemampuan panca indera semoga sanggup mendapatkan rangsang dari lingkungan (menyadarkan anak akan lingkungan) dengan kegiatan-kegiatan, sebagai diberikut:

Meningkatkan kemampuan pengindraan

1.Stimulasi indra pelihatan.

melaluiataubersamaini mengenalkan bayi dengan aneka macam macam intensitas cahaya: bayi dipindahkan dari kawasan petang ke kawasan terperinci dan sebaliknya secara sedikit demi sedikit dan berulang-ulang sambil memdiberi rangsang dengan memperlihatkan  alat permainan dengan bentuk dan warna mainan yang masih sanggup dikenali serta tetap menjaga kenyamanan bayi.  Pada petes ini juga rasa sensorik bayi dikenalkan dengan intensitas suhu yang tidak sama-beda pada kawasan yang gerah (terang), sejuk/dingin (petang).

Petes pelihatan dengan alat permainan
Peningkatan serius mata semoga mata terserius pada
warna-warna
bentuk-bentuk
tempat-tempat tertentu
Benda dengan  warna kontras bentuk beda-beda
Benda dengan warna kontras yang bergerak (mobil-mobilan atau boneka yang berjalan sendiri).
Dikombinasikan dengan bunyi-bunyian dari aneka macam arah sudut pandang
Stimulasi kemampuan gerakan bola mata yang diharapkan proses membaca dengan memakai gambar-gambar yang berurutan (memindahkan benda-benda yang menarikdanunik perhatian dari aneka macam sudut pelihatan).

2. Stimulasi indra pendengaran.            

Melalui kegiatan, sebagai diberikut:
Mengalihkan perhatian bayi terhadap bunyi dengan selalu menjaga kenyamanan bayi
Memdiberikan aneka macam rangsang bunyi (suara ibu, keluarga, bunyi alam) dan perhatikan reaksi terhadap rangsang bunyi tersebut, dan lkukan berulang-ulang, bunyi keras-lemah secara bergantian dan dilakukan berulang-ulang.
Melatih indera pendengaran sanggup dilakukan melalui aktivitas mendongeng pribadi oleh ibu atau mendengarkan radio dengan alat-alat bermain yang bergerak-gerak, menjauh-mendekat
Bereaksi terhadap rangsang suara
Dilakukan secara berulang-ulang
Tingkatkan perbedaan intensitas dari masing-masing jenis rangsang tersebut dengan melibatkan perhatian anak.


3.Stimulasi kinaestetik sensory.

Melalui kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan proses tumbuh kembang senso-motorik, sebagai diberikut:
Mengenal bagian-bagian tubuh
Mengenal lingkungan dengan memseriuskan perhatian pada indera-indera tertentu dengan melakukannya secara berulang-ulang (ada pengulangan)
Melakukan stimulasi dengan menghubung-hubungkan dengan gosip yang sudah diterima dengan gosip baru, berupa: situasi dan lingkungan yang tertata dengan baik (metode bermain sentras, gerak, lagu, dll)
Pada proses sensomotorik, rangsang dilakukan melalui sentuhan/belaian pada permukaan kulit dengan gerakan halus.


b. Stimulasi Lanjutan

Dilakukan setelah koordinasi kaki, tangan dan bahasa yang terkait sudah agak mantap sehingga anak sanggup siap untuk dilakukan stimulasi lanjutan untuk merangsang berkembangnya aneka macam kemampuan lainnya.
Kegiatan terintegrasi antara fungsi pelihatan, pendengaran, gerak, rasa dan emosi (multimodal) dan membuat lingkungannya tertata dengan baik sehingga memungkinkan berkembanganya potensi kecerdasan jamak (senam kupu-kupu dan metode pendekatan bermain dalam metode sentra) dan mempersiapkan fungsi-fungsi yang berkaitan dengan kemampuan membaca, menulis, berhitung dengan contoh bermain spesifik.

LihatTutupKomentar