Pendekatan dan pengembangan peribadian anak usia dini melingkupi 2 (dua) aspek ialah :
Pertama: Pendekatan teladan pikir, perasaan, reaksi terhadap suatu keadaan, kemampuan beradaptasi terhadap situasi kondisi lingkungan/masyarakat.
Kedua: Aspek yang bersifat lebih mendalam ialah : Jati diri, kemandirian, kreatifitas dan inisiatif.
Untuk sanggup menyelaraskan teladan asuh dangan perkembangan jiwa anak, maka orang bau tanah perlu memahami, mengenal ciri-ciri perkembangan jiwa anak yang tidak mengalami gangguan jasmani dan kejiwaan sebagai diberikut :
1. Masa Bayi (0 - 1 tahun)
Masa ini yakni Masa gerak sensomotori, masa dimana anak berkembang geraknya (motorik) dan inderanya. Ciri-ciri normal pada masa ini yakni :
- Pada masa bayi pancaindra mulai berkembang sehingga bayi mulai mengenal ibunya, tertarik oleh warna dan bunyi sekelilingnya.
- Bayi mulai bisa mengutarakan kebutuhan minum dan makan melalui gerakan tangan dan suaranya.
- Selanjutnya bayi sanggup mengutarakan perasaannya denagan menangis maupum ketewa, dan berceloteh.
- Menangis jika ingin menerima perhatian, baik lantaran keinginan makan/minum, merasa sakit, nyeri merasa risi (kotor).Bayi mulai mengenal bnetuk dan ciri-ciri ibunya atau orang-orang tertentu yang mengasihi dirinya.
2. Masa Balita (1 - 5 tahun)
Pada masa ini anak mulai membuatkan dirinya mengenal dan menguasai sekelilingnya dangan mempunyai ciri-ciri sebagai diberikut :
- Anak mualai berkahayal; dingklik dipakai sebagai mobil-mobilan, sapu sebagai kuda-kudaan.
- Anak mulai menjiplak sikap sikap arang lain, menjiplak tangis orang, menjiplak oarang menyanyi, menari, sering dikatakan anak sedang lucu-lucunya. Ia mulai sanggup membedakan dan membandingkan ukuran, keindahan/kebagusan : Yang kecil, lebih kecil dan terkecil. Yang indah, lebih indah dan terindah
- Anak mulai mengerti batasan-batasan yang didiberikan oleh orang lain (boleh tidak, baik jelek dan sebagainya).
- Anak kemudian masuk dalam masa bertanya : Apa ini ? Apa itu, Mengapa, Bagaimana. Meskipun sudah dijelaskan masih bertanya terus. Suka menagih akad yang tidak ditepati.
- Anak mulai berpusat pada akunya (egosentrik). Menganggap tiruana barang menjadi miliknya, minta selalu diperhatikan dan dilayani. Mementingkan diri sendiri tidak mau mengalah, suka merebut. Masa ini disebut juga masa bandel, masa kemratu-ratu (seperti ratu), masa krisis, lantaran pendiriannya sukar dipenggang, berubah-ubah dan suka menentang.
- Secara tidak sadar tidak mau mandi pada waktunya, dan bermain pada ketika pulas siang. Dikenal sebagai masa persiapan masuk sekolah.
- Perkembangan selanjutnya, anak tidak sabar menunggu pelaksanaan janji, contohnya problem pemdiberian hadiah, undangan pergi piknik, ia akan selalu menanyakan kapan dan selalu menagih.
- Anak tidak terlalu menghiraukan perperihalan dan seolah- olah tidak ada dendam, habis tubruk eksklusif berdamai.
3. Masa Makan mempunyai perasaan tajam/intuisi (5 -7 tahun)
melaluiataubersamaini ciri-ciri sebagai diberikut :
- Bahasa sosial mulai berkembang, ia sudah bisa berbicara dengan ibunya, kawannya, bahkan dengan bonekanya.
- Bahasa dipergunakan sebagai alat berkomunikasi dengan orang lain, ia mulai bisa bertanya jawaban.
- Mulai bisa bertanya : Apa itu bu ? Api mengapa bisa gerah, dan seterusnya. Tetapi ia juga bisa menjawaban pertanyaan, contohnya : jika ditanya namanya.
- Khayalan masih terus berkembang.
- Berbicara dengan bonekanya dan bahagia mendengarkan dongeng, cerita-cerita khayalan dan bohong-bohongan.
- Mulai mengerti dan mengenal simbol huruf, angka dan tanda- tanda contohnya 2 = jumlahnya dua.
- Mampu membedakan ukuran, warna yang berlawanan. Besar lawanya Kecil.
- Mulai berfikir logis (wajar), logika dan penalaran mulai berkembang; 2+2=4, Pisang 3 buah dibagi kepada 3 kawannya.
4. Masa berpikir konkrit (berdasarkan kenyataan) 7-12 tahun.
Ciri-cirinya sebagai diberikut :
- Mampu bekerja sendiri, melakukan dan menuntaskan kebutuhannya sendiri contohnya menggunakan baju sendiri, makan sendiri dan seterusnya.
- Mampu memecahkan masalah, contohnya berusaha memperbaikai mainannya yang rusak, menentukan baju.
- Mulai bisa membedakan sifat-sifat benda, contohnya gula itu manis, kopi pahit, garam asin.
- Mampu mengolong-golongkan ini rumah, ini taman, pria atau perempuan.
- Mulai mempunyai dan mengenal dasar norma peraturan yang berlaku, contohnya jika tidak mencar ilmu akan dimarahi ibu.
- Mulai bisa berdiskusi : mangapa insan perlu makan, mengapa perlu pulas siang, mengapa bangkit harus sempurna waktu.
- Mulai bisa membuat suatu kreasi/sesuatu mainan, mi- salnya : membuat mainan sendiri, membuat mainan melipat- lipat kertas, membuat sesuatu dari tanah liat.
- Mulai bisa berfikir wajar, menyusun kalimat yang betul, meminta makan pada waktuya.
- Mengamatan dan menanyakn benda-benda sekelilingnya secara teliti. Berpikir secara logis mengapa benda bisa jatuh. Kadang-kadang mempertanyakan kebenaran cerita-cerita/do-ngeng-dongeng yang pernah didengarnya.
5. Masa remaja (12 - 18 tahun)
melaluiataubersamaini ciri-ciri sebagai diberikut :
- Dapat berpikir masuk akal dan nyata.
- Sudah sanggup menganalisa dan menyimpulkan. contohnya : Menguraikan sebab-sebab menusia mengalami sakit perut.
- Menyimpulkan alasannya dab akhir sakit perut.
- Mulai memikir masa depan, contohnya : bercita-cita ingin menjadi administrator bank. Berusaha bekerja semoga sanggup memmenolong adik-adiknya.
- Timbul perubahan kejiwaan dari masa remaja ke dewasa.
- Senang pada situasi baru, suka rekreasi ditempat lain, bahagia menengok saudara dikota lain.
- Cenderung mencari tantangan hidup.
- Setia kepada kolompok usia sebayanya.
- Emosinya peka terhadap rangsangan.
- Merasa mendarita jika dimarahi, memberontak, penuh dinamika tetapi kadang kala tenang.
- Kadang-kadang bersifat radikal, agresif, cemooh (dengan nada mengejek) dan sinis.
- Tingkah lakunya sering nyerempet-nyerempet bahaya, sering menyimpang dari perasaan orang tua, guru atau pembinanya.
- Sering memuji orang yang dianggap idola.
- Masa ini disebut masa peralihan dari remaja menjadi dewasa.
- Masa pancaroba menggelora, meledak-ledak dalam upayamencari bentuk jati dirinya.
- Pada masa ini perlu orang yang berkerpibadian berwibawa, tegas dan penuh perhatian.
Demikian cara mengenal perkembangan kejiwaan anak usia dini, semoga dengan memahami hal ini kita sanggup mengetahui dan memahami wacana kondisi kejiwaan bawah umur kita, sehingga kita sanggup mempersembahkan bimbingan yang sesuai dengan kondisi kejiwaan anak kita tersebut.