-->
Gizi And Adversity Quotient Anak
Gizi ialah salah satu aspek yang sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.
Pemenuhan gizi yang cukup pada anak di usia-usia pertama (0-8 tahun) sanggup mempengaruhi perkembangan mental, termasuk kecerdasan anak. Salah satu kecerdasan yang sanggup dipengaruhi ialah kecerdasan adversity (adversity intelligence). Kecerdasan adversity ialah sebuah bentuk kecerdasan yang mempersembahkan ketahanan terhadap stres (daya resiliensi) tinggi, kemampuan merespon stres (coping mechanism) yang baik serta membangkitkan kemauan dan kemampuan untuk mencapai puncak prestasi.

Kecerdasan adversity akan mempersembahkan dasar bagi anak untuk tumbuh dan berkembang dalam lingkungan yang kompleks. melaluiataubersamaini mempunyai kecerdasan adversity yang tinggi anak akan bisa mengatasi aneka macam permasalahan dan tantangan dengan sangat baik, dan bahkan mencapai prestasi puncak. Semakin dini kecerdasan ini ini diasah, akan semakin menetap dan simpel untuk dikembangkan. melaluiataubersamaini kecerdasan ini, seorang anak akan melihat suatu dilema sebagai tantangan untuk maju dan bukan sebagai hambatan. Dia akan mempunyai daya kreativitas dan penemuan yang tinggi dalam menghadapi lingkungan. Anak-anak yang mempunyai kecerdasan adversity yang tinggi akan menjadi seorang climber, yang bisa menularkan ’virus’ faktual ke lingkungan sekitarnya, sehingga beliau yang akan mempengaruhi lingkungan dengan besar lengan berkuasa dan bukan beliau yang malah akan terpengaruh oleh lingkungan. Semangat dan daya juangnya yang tinggi bisa mengubah lingkungannya secara signifikan.

Anak yang mempunyai kecerdasan adversity yang tinggi bisa melaksanakan pemrosesan informasi dari lingkungan secara efektif, sehingga dalam menghadapi tantangan bawah umur ini simpel dan kreatif untuk mencari aneka macam alternatif pemecahan masalah, mengelola sikap dengan baik, bisa melindungi diri dari aneka macam efek buruk, serta mencar ilmu dari pengalaman dengan baik.

Biasanya, bawah umur ini mempunyai kepribadian yang ramah dan simpel bersahabat dengan lingkungan. Anak-anak ini juga kreatif, inovatif, percaya diri dan mempunyai motivasi yang kuat. Mereka sanggup menemukan sumber kebahagiaan yang positif, yakin akan kemampuannya untuk mengatasi aneka macam tantangan dan hambatan, serta mempunyai semangat juang tinggi dalam menjalani kehidupan dan pantang menyerah. Anak-anak ini biasanya tampil sebagai bawah umur yang sehat, tidak simpel terjangkit penyakit, tidak simpel mengalami gangguan pencernaan, tidak mengalami kesusahan pulas, serta tidak mengalami gangguan sikap menyerupai suka menggigit-gigit kuku, menarikdanunik-narik rambut, murka dan menagis meraung-raung tanpa lantaran yang jelas, rewel, menarikdanunik diri dari pergaulan, dan sebagainya.

Anak-anak yang mempunyai kecerdasan adversity baik juga tidak akan simpel mengalami stres, sehingga produksi hormon adrenalin akan berada dalam jumlah wajar. Bagi bawah umur yang simpel stres, akan mengalami gangguan keseimbangan hormonal, vitamin dan mineral terkuras, serta sistem kekebalan tubuh melemah, sehingga simpel terjangkit penyakit. Hormon adrenalin diproduksi dalam jumlah yang sangat banyak atau melebihi normal, sehingga zat-zat gizi menyerupai aneka macam vitamin B, mineral seng, kalium, dan kalsium akan terkuras untuk memproduksi hormon ini. Dalam kondisi menyerupai ini, anak yang simpel stres memerlukan asupan vitamin dan mineral tersebut dalam jumlah banyak. Laju penerapan vitamin C juga meningkat, sehingga asupan vitamin C juga dibutuhkan dalam jumlah banyak.

Di samping itu, bawah umur yang simpel stres biasanya juga mengalami susah makan, sehingga mengalami belum sempurnanya zat besi, yang akan memperburuk daya tahan tubuh untuk menghadapi serangan penyakit. Untuk mengantisipasi belum sempurnanya zat besi dianjurkan biar mengkonsumsi materi pangan hewani macam daging, telur, dan hati. Zat besi dari hewani disebut heme-iron yang sanggup diserap jauh lebih baik daripada zat besi nabati, nonheme-iron. Pangan kaya zat besi tadi akan lebih baik kalau dikonsumsi bersama-sama dengan masakan sumber vitamin C (sayuran atau buah).

Kecerdasan adversity yang tinggi sangat tergantung pada kualitas otak anak, dan kualitas otak ini sangat dipengaruhi oleh asupan nutrisi yang tepat bagi anak. Asupan nutrisi ini tidak spesialuntuk ketika anak sudah dilahirkan, tetapi juga ketika masih berada dalam kandungan. Asupan karbohidrat, protein, lemak dan mineral yang cukup dari ibu akan mempengaruhi kualitas perkembangan otak janin. Komposisi yang tepat harus benar-benar diperhatikan oleh ibu ketika sedang hamil, bahkan ketika beliau mempersiapkan diri untuk hamil. melaluiataubersamaini nutrisi yang tepat, ibu juga akan mempunyai kesehatan yang baik, sehingga tidak simpel terjangkit penyakit. Kalau terjangkit penyakit, seorang anak dengan gizi cukup akan simpel pulih kembali dan manifestasi penyakit tidak akan seberat bawah umur dengan gizi kurang.

Dari sisi ibu, juga akan siap secara fisik untuk mengandung, sehingga sanggup menjalani proses kehamilan dengan baik dan dalam kondisi kesehatan prima. Ibu yang sehat akan sanggup mempersembahkan pertolongan yang cukup bagi pertumbuhan dan perkembangan janin serta bawah umur yang dilahirkannya. Oleh lantaran itu, proses merangsang dan mengoptimalkan kecerdasan anak ialah perjalanan panjang yang cukup kompleks. Ada aneka macam faktor yang mempengaruhi, terutama yang berasal dari orang tua.

Anak-anak yang dilahirkan oleh orang renta yang cukup nutrisinya serta dipenuhi nutrisinya dengan tepat sehabis kelahirannya akan tumbuh dan berkembang secara optimal. Otak anak akan bisa merangsang bangkitnya hormon-hormon timbulnya perasaan senang, pikiran positif, kreatif dan inovatif. INI modal dasar bagi peningkatan kecerdasan adversity pada anak. Gizi yang cukup akan sanggup merangsang kerja hormon secara efektif, termasuk hormon-hormon yang berfungsi dalam mengendalikan emosi.

sepertiyang diuraikan di atas, asupan gizi yang seimbang sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas perkembangan otak. Tanpa asupan gizi yang cukup, energi yang dibutuhkan oleh anak untuk tumbuh dan berkembang juga tidak cukup. Energi yang tersimpan dalam tubuh anak tidak akan banyak dipakai untuk tumbuh dan berkembang, tetapi akan disimpan sebagai cadangan (conserve energy), sehingga bawah umur yang berada dalam kondisi ini akan malas untuk melaksanakan aktivitas, cenderung tidak aktif, malas berpikir dan berkreasi. Kemampuan anak untuk mengendalikan emosi juga sangat rendah, anak simpel pesimis, sehingga kecerdasannya juga tidak sanggup berkembang optimal, bahkan kemungkinan sanggup mengalami kemunduran, termasuk kecerdasan adversity.

Kecerdasan adversity salah satunya dipengaruhi oleh produksi serotonin di dalam otak, lantaran serotonin ini mempengaruhi ketahanan seseorang di dalam menghadapi tantangan. Untuk meningkatkan produksi serotonin dibutuhkan masakan sumber protein menyerupai pangan hewani asal ternak, ikan, dan kacang-kacangan. Pangan sumber protein itu diketahui kaya akan asam amino tryptophan. Di dalam tubuh tryptophan akan mendorong produksi serotonin.
Karbohidrat dalam diet merangsang pembuatan hormon insulin, yang menarikdanunik asam amino lain sehingga triptofan mendapat peluang untuk masuk ke otak, yang kemudian diubah menjadi serotonin. Serotonin, suatu pemancar saraf yang penting dalam otak, kalau dikurangi sanggup menimbulkan susah pulas, kelesuan, kehilangan tenaga, ketidakmampuan untuk serius dan depresi. Oleh lantaran itu, karbohidrat menimbulkan rasa santai (karena serotonin) dan protein menimbulkan ketajaman penglihatan. Sejumlah kecil protein dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan. Sebagian besar sereal yang biasa dipakai pada waktu sarapan dan sumber karbohidrat kompleks (zat tepung) mempunyai cukup protein untuk mengurangi stres sepanjang hari. Agar pulas damai di malam hari, masakan kecil yang mengandung zat tepung sebelum pulas dan sejumlah kecil protein, contohnya roti dan susu/jus sanggup memmenolong. Vitamin juga B6 dibutuhkan untuk membuat serotonin.

Selain konsumsi karbohidrat, protein dan lemak dalam jumlah seimbang, dibutuhkan juga konsumsi vitamin dan mineral dalam jumlah yang tepat. Di bawah ini ialah daftar vitamin dan mineral yang dibutuhkan untuk optimalisasi kecerdasan adversity pada anak, lantaran vitamin dan mineral ini terutama diyakini berkaitan dengan pengendalian emosi, sebagai komponen utama dalam kecerdasan adversity.
VITAMIN dan MINERAL untuk MENINGKATKAN KECERDASAN ADVERSITY PADA ANAK
Zat Gizi
Sumber Makanan
Vitamin B1
Hati, daging, serealia
Riboflavin (Vit B2)
Susu, hati, daging, ikan
Niacin
Ikan, kacang-kacangan, daging
Vitamin B12
Susu, ikan laut, telur
Vitamin C
Tomat, mangga, nanas, jeruk, jambu biji
Kalsium
Ikan laut, susu, teri
Seng
Daging, ikan laut, buncis

Dalam hal memenuhi asupan gizi yang seimbang, bawah umur juga sebaiknya dihindarkan dari konsumsi alkohol, kopi dan masakan kaleng. Konsumsi gula juga dibatasi, lantaran alkohol, kopi dan gula sanggup menimbulkan gejala-gejala menyerupai gangguan emosional.

Alkohol ialah salah satu jenis minuman yang sebaiknya dihindari, lantaran spesialuntuk mengandung energi dan bersifat diuretik, serta dalam metabolismenya memerlukan vitamin B1 dan niasin. Apabila kedua zat gizi tersebut terkuras lantaran untuk mencerna alkohol, maka metabolisme karbohidrat akan mengalami gangguan, sehingga kadar gula dalam darah akan menurun atau rendah. Rendahnya kadar gula ini akan menimbulkan gejala-gejala yang berupa pandangan kabur, mual, berkeringat, sakit kepala, dan sebagainya. Sifat diuretik alkohol akan mengurangi vitamin-vitamin B, vitamin C, mineral kalsium, kalium, dan magnesium. Alkohol diserap pribadi oleh perut dan mencapai sel otak, selaput lendir sel meluas dan berubah sehingga komunikasi dalam sel otak menjadi buruk. Dalam jangka panjang, alkohol sanggup menimbulkan ketergantungan (adiktif). Ketergantungan terhadap alkohol dalam jangka panjang sanggup mengubah fungsi jiwa, dan tanda-tanda lepas zat (sakaw) sanggup menimbulkan halusinasi. Alkohol memperlambat produksi enzim yang dibutuhkan untuk mencerna makanan, terutama lemak. Alkohol menghabiskan persediaan vitamin C, asam folat, vitamin B-lain, zat seng dan vitamin A dalam tubuh. Alkohol juga memperberat kerja hati untuk bisa berfungsi sebagaimana mestinya.

Kopi juga harus dihindari lantaran mengandung kafein yang cepat diserap oleh tubuh, merangsang sistem saraf sentra dan membuat tubuh kita terjaga lebih lama. Kafein menghalangi peresapan zat besi kalau dikonsumsi dengan masakan atau dalam satu jam sehabis makan. Kafein sanggup meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah dan dalam jumlah berlebihan sanggup menimbulkan iritasi lambung. Kafein bersifat diuretik, yaitu menimbulkan seseorang sering membuang air kecil, sehingga menimbulkan ikut termembuangnya vitamin-vitamin yang larut dalam air, yaitu vitamin B dan C. Perlu diingat bahwa bersama-sama kafein tidak spesialuntuk terdapat dalam kopi, tetapi ada juga dalam teh, coklat dan minuman enteng lainnya.

Pada bawah umur gula banyak dikonsumsi dalam bentuk coklat, biskuit, camilan anggun dan makan enteng lainnya, bahkan dalam minuman. Gula sanggup menimbulkan reaksi pada beberapa anak menyerupai lekas marah. Gula ialah salah satu bentuk dari karbohidrat, yang ialah salah satu sumber energi. Dalam proses metabolisme karbohidrat menjadi energi memerlukan vitamin B. Apabila kita mengkonsumsi banyak gula, maka jumlah vitamin B yang dibutuhkan akan semakin banyak. Apabila vitamin B terkuras dan tubuh kita tidak mempunyai cadangan yang cukup banyak, maka akan timbul gangguan terhadap fungsi saraf dan timbul gejala-gejala gangguan pada emosi, contohnya kelelahan secara emosional, depresi, simpel terusik atau simpel marah, dan sebagainya.

Makanan kaleng diawetkan dengan memakai aneka macam materi pengawet, dan ditambah dengan bahan-bahan kimia lainnya, contohnya pewarna, penguat rasa, dan sebagainya. Berbagai materi kimia ini disinyalir mempunyai imbas negatif terhadap fungsi-fungsi tubuh, terutama fungsi otak, sehingga sebaiknya dihindarkan dari konsumsi anak-anak.

Suasana makan juga perlu diperhatikan, sehingga nutrisi yang masuk sanggup dicerna dengan baik dan bermanfaa bagi tubuh secara optimal. Makan sebaiknya dilakukan dalam rileks, tidak terburu-buru dan dicerna dengan baik. Kondisi psikologis yang aman perlu diciptakan sehingga bawah umur menikmati waktu makan dengan nyaman, bukan dengan keterpaksaan. Makanan harus dicerna dengan baik, sehingga lambung tidak dipaksa mencerna masakan yang masih kasar, sehingga proses pencernaan menjadi tidak sempurna. melaluiataubersamaini demikian, masakan akan simpel diserap oleh darah dan dialirkan ke seluruh tubuh.

Dalam menyendok masakan juga sebaiknya tidak terlalu banyak. Kita harus ajarkan kepada bawah umur untuk menyuap sesendok demi sesendok dan tidak terlalu penuh, serta mengunyah dengan sempurna. melaluiataubersamaini mengunyah secara baik dan tidak tergesa-gesa juga mempersembahkan peluang kepada enzim-enzim yang ada di verbal untuk bekerja dengan baik. Apabila anak sudah merasa kenyang, sebaiknya tidak kita paksa untuk menghabiskan makanan, lantaran anak sanggup mengalami stres, perut yang tidak nyaman akhir kekenyangan dan merasa bahwa waktu makan ialah waktu yang sangat tidak sangat bahagia, sehingga cenderung dihindari. Di samping itu, sebaiknya kita juga tidak memaksa bawah umur memakan masakan yang tidak disukai, lantaran akan mengganggu anak secara psikologis, apalagi apabila paksaan tersebut diikuti dengan bahaya atau menakut-nakuti anak. Anak-anak sebaiknya makan dalam porsi yang tidak terlalu banyak, tetapi sering, sehingga metabolisme masakan berjalan sempurna.
Untuk mengetahui bahwa bawah umur mendapat asupan gizi yang tepat, maka yang perlu dipantau terus ialah berat tubuh dan tinggi tubuh berdasarkan usia. Berat tubuh anak sesungguhnya ialah hasil pribadi dari tumpuan makan anak, gaya hidup (termasuk di dalamnya tumpuan pengasuhan yang diterima anak, tingkat stres) dan aneka macam acara anak secara fisik (termasuk kualitas bermain, usang waktu bermain, jenis permainan, dan sebagainya). Berat tubuh anak dalam kondisi normal perlu terus dipertahankan, sehingga mempersembahkan kondisi kesehatan anak yang ideal.

Asupan gizi yang sehat seimbang mempengaruhi kecerdasan adversity, lantaran kecerdasan ini menuntut tubuh yang prima, bebas dari segala macam penyakit dan gangguan psikologis. Gizi yang cukup sanggup membuat anak bertahan terhadap penyakit. Persediaan gizi yang cukup akan membuat anak tahan terhadap tantangan dan permasalahan yang terjadi. Pada ketika anak menghadapi hal yang baru, tantangan, dan permasalahan, tubuh kita memproduksi banyak sekali adrenalin, dan proses ini memakai cadangan energi yang berada dalam tubuh anak. Pada bawah umur yang mengalami belum sempurnanya gizi, tidak mempunyai cukup cadangan energi untuk melaksanakan ini, sehingga akan mengalami kehabisan energi, yang ditampakkan dengan gejala-gejala susah pulas, kelelahan, tubuh yang lesu, sehingga tidak bisa beraktivitas dengan optimal. Dalam kondisi menyerupai ini, zat-zat gizi yang dibutuhkan bagi perkembangan otak menjadi sangat kurang, sehingga perkembangan kecerdasan anak juga tidak berkembang optimal.
Makanan sangat mempengaruhi fungsi otak, lantaran ada beberapa unsur penting dari masakan yang mempengaruhi kimia otak, yang disebut sebagai neurotranssmitter. Neurotranssmitter sangat penting bagi perkembangan fisik dan psikis, terutama dalam mempersembahkan kenyamanan dan ketenangan pulas serta pengendalian diri secara emosional.

Dari uraian di atas, sanggup disimpulkan bahwa gizi sangat mempengaruhi perkembangan kecerdasan adversity seorang anak, dan ini perlu diperhatikan semenjak pertama, bahkan jauh sebelum seorang anak dilahirkan. Kecerdasan adversity mempersembahkan bekal pada anak untuk menjalani kehidupan dengan penuh optimisme, gizi, mempersembahkan landasan untuk membuatkan dan menguatkan bekal tersebut, sehingga anak akan lebih siap mengarungi kehidupan global yang semakin kompleks dan kompetitif.

Sumber : 
Widya Ayu Puspita, S.K.M., M.Kes. Balai Pengembangan Pendidikan Non Formal dan Informal (BPPNFI) Regional IVm Jl. Gebang Putih No. 10 Sukolilo Surabaya

LihatTutupKomentar