-->
Cara Mendongeng Bercerita Dengan Alat Peraga
Mendongeng atau menceritakan untuk belum dewasa sanggup dilakukan dengan memakai alat peraga. Ada beberapa metode alat peraga yang sanggup dipakai antara lain :

Peraga Gambar
Alat peraga gambar bisa terdiri dari ; gambar seri, gambar lepas, gambar plgual dll. Teknik memakai Peraga Gambar yaitu :
  1. Pilihlah gambar yang manis sesuai isi kisah berukuran agak besar, dicetak dalam kertas relatif tebal, mempunyai tata warna yang indah dannmenarikdanunik,
  2. Urutkan gambar terlebih lampau, kuasai dengan baik detail kisah yang dikandungi oleh gambar dalam setiap lembarnya
  3. Perlihatkan gambar pada anak secara merata sambil terus menceritakan, gambar harus selalu menghadap anak.
  4. Sinkronkan kisah dengan gambar, hati-hati tidakboleh salah mengambil gambar
  5. Gambar dalam posisi kiri atau di dada, dan tidak menutup wajah guru
  6. Jika perlu gunakan telunjuk untuk menawarkan objek tertentu dalam gambar demi kejelasan mirip menunjuk gambar binatang, pohon, atau benda lain.
  7. Sambil menceritakan, perhatikanlah reaksi anak, amati apakah mereka memperhatikan gambar atau tidak.
Bercerita dengan Peraga Gambar



Read a Story Read Aloud Story (Buku Cerita)
Teknik memakai Peraga Read a Story Read Aloud Story adalah;
  1. Bacalah terlebih lampau sebelum dibacakan didepan belum dewasa pastikan daerah duduk didepan biar sanggup dilihat dari banyak sekali arah
  2. Sampaikan tata tertib selama mendengar cerita  tidakboleh terpaku pada buku perhatikan juga reaksi anak-anak  pada ketika membacakan buku
  3. Sebutkan identitas buku, mirip judul dan pengarang supaya belum dewasa mencar ilmu menghargai karya orang lain
  4. Pegang buku disamping kiri bahu, bersikap tegak lurus ke depan
  5. Bacalah dengan lambat dengan kualitas tutur yang lebih dramatis daripada penuturan biasanya
  6. Saat ajudan menunjuk gambar, arah pehatian diadaptasi dengan urutan cerita
  7. Tetaplah menceritakan pada ketika tangan membuka halaman diberikutnya
  8. Pada bagian-bagian tertentu, berhentilah sejenak untuk mempersembahkan komentar, atau untuk mempersembahkan peluang anak berkomentar
  9. perhatikan tiruana anak dan berusahalah untuk menjalin kontak mata dengan mereka, cek apakah mereka masih berminat menyimak kisah atau sudah mulai menujukkan kebosanan
  10. Sering-seringlah berhenti untuk menawarkan gambar-gambar dalam buku pada anak, dan pastikan tiruana anak sanggup melihat gambar tersebut
  11. Pastikan tiruana jari selalu dalam posisi siap untuk membuka halaman selanjutnya
  12. Lakukan pembacaan sesuai rentang atensi anak. Jangan menceritakan lebih dari 10 menit
  13. Libatkan anak dalam kisah supaya terjalin komunikasi ketiruana arah anak.

Boneka
  1. Boneka yang sanggup dipakai dalam mendongeng yaitu ; Boneka gagang, tempel, gantung dan tangan.
  2. Jarak boneka tidak terlalu bersahabat dengan lisan pencerita
  3. Maksimalkan latar pada bgian depan dan belakang, bab depan depan diisi dengan hiasan kecil yang mirip wujud asli, mirip rumput, bunga-bunga kecil dan bab belakang diisi dengan gambar-gambar yang relatif permguan mirip pegunungan rumah-rumahan, gedung, gua, sawah atau hutan. Dapat dilengkapi pula dengan hiasan hidup mirip daun dan ranting.
  4. Tutup bab depan dan bawah dengan kain, kayu atau gambar bab depan bawah berfungsi sebagai epilog gerak pencerita sehingga perhatian anak sanggup tertuju sepenuhnya pada panggung dan boneka.
  5. Jika memungkinkan, sediakan peralatan pelengkap mirip tape recorder. Jika memungkinkan pula, hadirkan musik pengiring lagu yang sanggup dimanfaatkan ketika tokoh menyanyikan lagu bersama anak.
  6. Sandiwara boneka dangan panggung memerlukan dua orang. Satu sebagai pencerita utama, satu sebagai pencerita pendukung yang merangkap sebagi operator musik
  7. Manfaatkan musik pengiring dan penegas (disamping musik pembuka dan penutup) untuk menghidupkan latar cerita, sekaligus sebagai pembangkit suasana dramatik.

Papan Plgual
  1. Siapkan gambar sesuai dengan cerita. Buatlah gambar semenarikdanunik mungkin
  2. Tempelkan gambar tersebut pada papan plgual sempurna ditengah anak, biar terlihat tiruana anak
  3. Siapkan alat penunjuk gambar, dan manfaatkan sebagai pemandu cerita
  4. Setiap mulai menceritakan, tidakboleh salah sebut nama tokoh dan menunjukkannya pada gambar
  5. Sesudah digunakan, gambar yang sudah diceritakan segera dilipat ke belakang atau ditumpuk dengan rapi
  6. Sesekali adakan obrolan dengan anak-anak
  7. Libatkan anak dalam penghayatan karkter tokoh dengan cara menirukan arakter tolong-menolong mereka
  8. Tambahkan lagu-lagu jikalau perlu biar tercipta suasana bahagia dan  gembira
  9. Pastikan belum dewasa tetap memperhatikan gambar dan ekspresi guru dengan baik
  10. Apabila ada waktu dan dipandang perlu, susun kembali gambar di papan plgual, dan mintalah belum dewasa untuk menceritakan kembali dengan bahasa mereka sendiri.
Bercerita dengan Papan Plgual


Indikator Keberhasilan dalam Bercerita
  1. Anak-anak tenang, memperhatikan sungguh-sungguh, tidak kesibukan sendiri, tidak sibuk berbicara dengan kawan, atau memperhatikan guru dengan fokus.
  2. Anak-anak rileks, ceria dan tersenyum gembira, tidak bereaksi terlalu berlebihan
  3. Anak-anak mempersembahkan reaksi verbal yang meliputi menerimaan menanggapi kisah dengan logis
  4. Anak-anak tidak terlihat berpikir terlalu keras, terlihat santai dan tidak jenuh
  5. Anak-anak melihat kepada guru, membisu ketika guru menceritakan, dan sanggup menjawaban pertanyaan cerita, serta bisa mempersembahkan tanggapan terhadap pertanyaan ihwal cerita.
  6. Sesudah final kisah belum dewasa antusias membicarakan kisah yang disampaikan guru dengan kawan-kawannya. dan terjadi perubahan sikap sesuai dengan nilai moral yang disampaikan dalam cerita.

LihatTutupKomentar