-->
Contoh Makalah Kuliah Mahasiswa : Bermain Dan Permainan Anak Paud
misal Cover Makalah PAUD
 

KATA PENGANTAR

melaluiataubersamaini mengucap puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas petunjuk dan bimbingan serta hidayah-Nya, makalh ini sanggup kami selesaikan tepat pada waktunya.

Adapun tujuan penulisan makalah ini yakni untuk memenuhi kiprah dari Mata Kuliah Perkembangan penerima didik.

Penulisan makalah ini sanggup selesai dengan baik berkat menolongan dan pertolongan aneka macam pihak yang senantiasa memotivasi dan Koreksi membangun. Oleh lantaran itu pada peluang ini penulis memberikan terima kasih sedalam-dalamnya kepada :

1. .................................
2. .......................................
3. ..............................
4. ..........................................
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh lantaran itu penulis mengharapkan Koreksi dan masukan yang konstruktif untuk perbaikan dan penyempurnaa lebih lanjut.
Meskipun ini sifatnya sederhana semoga bermanfaa bagi pembaca pada umumnya dan bagi penulis pada khususnya.

............, ................2014


Penulis


DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ……………………………………………………………. i
KATA PENGANTAR …………………………………………………………… ii
DAFTAR ISI …………………………………………………………… iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ……………………………………………………. 1
B. Rumusan Masalah ………………………………………………….. 2
C. Tujuan Pembuatan Makalah ………………………………….. 2
D. Manfaat Pembuatan Makalah ……………………………….. 2

BAB II KAJIAN TEORI
A. Hakekat Bermain ……………………………………………… 3
1. Definisi Bermain ………………………………………….. 3
2. Karakteristik Bermain Anak ……………………………. 3
3. Tujuan Bermain atau Permainan ……………………… 3
4. Manfaat Bermain …………………………………………… 4
5. Pendapat Pakar Tentang Permainan …………………. 4

BAB III RAGAM PERMAINAN ANAK
A. Bermain Bebas ……………………………………………………. 7
B. Bermain Terpimpin ……………………………………………… 9

BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ……………………………………………………. 13
B. Saran ……………………………………………………………. 13

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kita tiruana gemar bermain terutama ketika kita masih kanak-kanak. Bermain yakni aktifitas yang khas, tidak sama dengan bukan bermain, dalam hal ini yakni bekerja atau aktifitas lain yang fokus fungsional dan selalu dilakukan dalam rangka suatu hasil. Bermain tidak memperdulikan hasil simpulan tetapi yang lebih penting disini yakni proses bermain itu sendiri. Bermain selalu sangat senang dan tidak pernah menjadi beban. Bila anak sudah menganggap bermain sebagai suatu beban, artinya yang ia lakukan bukanlah bermain.
Orang berakal balig cukup akal mengenal kegiatan “bekerja” selain kegiatan “bermain”. Kendati bukan bekerja mempunyai fungsi tersendiri sebagai cuilan dari keseimbangan kehidupannya. Anak-anak dilain pihak, spesialuntuk mengenal kegiatan bermain. Hal ini disebabkan perbendaharaan antara kegiatan bekerja dan bermain pada masa kanak-kanak masih amat tipis. Bermain yakni sesuatu yang sangat bahagia. Apabila kita ingin memahami pengertian bermain, kita perhatikan saja wajah belum dewasa bila wajah mereka menampilkan percikan air muka yang cerah dan berseri-seri, itulah bermain. Namun bila wajah mereka muram dan cemberut maka itu bukan lagi bermain.
melaluiataubersamaini ketrampilan dan kemampuannya yang masih serba terbatas anak melaksanakan acara bermain (justru) untuk mendapat informasi wacana dunia sekitarnya serta wacana siapa dirinya. Bermain memungkinkan belum dewasa mengeksplorasi aneka macam pengalaman dalam aneka macam situasi dan sudut kehidupan. melaluiataubersamaini demikian, kegiatan bermain ialah cuilan yang penting dalam proses tumbuh kembangnya ditiruana bidang kehidupan diantaranya mencakup beberapa aspek fisik, intelektual, emosi, sosial.
Kegiatan bermain memdiberi anak pengalaman berhadapan dengan masalah-masalah dan menganggapnya sebagai tantangan-tantangan yang menggairahkan. melaluiataubersamaini demikian diharapkan, kelak ia tumbuh menjadi orang berakal balig cukup akal yang optimistic dan kreatif dalam menghadapi kendala-kendala kehidupan.
Dalam kehidupan anak, bermain mempunyai arti yang sangat penting. Dapat dikatakan bahwa setiap anak yangsehat selalu mempunyai dorongan untuk bermain sehingga sanggup dipastikan bahwa anak yang tidak bermain-main pada umumnya dalam keadaan sakit, jasmaniah maupun rohaniah.
Para jago berkesimpulan bahwa anak yakni makhluk yang aktif dan dinamis. Kebutuhan-kebuthan jasmaniah dan rohaniahnya anak yang mendasari sebagian besar dipenuhi melalui bermain (kelompok) bermain sendiri maupun itu ialah kebutuhan anak. Bermain bagi anak yakni mutlak dibutuhkan untuk membuatkan daya cipta, imajinasi, perasaan, kemauan, motivasi, dalam suasana riang gembira.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan paparan diatas, dalam makalah ini penulis menentukan rumusan problem sebagai diberikut :
“Apakah permainan bebas dan terpimpin sudah dilakukan di PAUD / Taman Kanak-kanak mengikuti hukum ada ?”

C. Tujuan Pembuatan Makalah
Tujuan pembuatan makalh ini yakni untuk kiprah mata kuliah Pengembangan Peserta Didik.

D. Manfaat Pembuatan Makalah
Adapun manfaat pembuatan makalah ini yakni :
Bagi mahasiswa, makalah ini diharapkan sanggup mempersembahkan pengalaman dalam meningkatkan ketrampilan membuat makalah dan bertambah wawasan wacana aneka macam permainan.


BAB II
KAJIAN TEORI

A. Hakekat Bermain

1. Definisi Bermain

Berdasarkan pengamatan, pengalaman dan hasil penelitian para ahli, bahwa bermain mempunyai arti sebagai diberikut :
a. Anak memperoleh peluang membuatkan potensi-potensi yang ada padanya.
b. Memdiberikan peluang bagi anak untuk berkembang seutuhnya, baik fisik, intelektual bahasa dan sikap (psiksososial serta emosional)
c. Anak terbiasa menggunakan seluruh aspek panca indranya sehingga terlatih dengan baik.
d. Secara alamiah memotivasi anak untuk mengetahui sesuatu lebih mendalam lagi.

2. Karakteristik Bermain Anak

Karakteristik bermain anak antara lain :
a. Bermain relatif bebas dari aturan-aturan, kecuali belum dewasa membuat hukum mereka sendiri.
b. Bermain dilakukan seolah-olah kegiatan itu dalam kehidupan kasatmata (bermain drama)
c. Bermain lebih memseriuskanpada kegiatan atau perbuatan dari pada hasil simpulan produknya.
d. Bermain memerlukan interaksi dan keterlibatan anak-anak.

3. Tujuan Bermain atau Permainan

Tujuan dari bermain atau permainan antara lain :
a. Menanamkan kebiasaan disiplin dan tanggung balasan dalam kehidupan sehari-hari
b. Melatih sikap ramah, suka bekerja sama menawarkan kepedulian
c. Menanamkan budi pekerti yang baik
d. Melatih anak untuk berani dan mempunyai rasa ingin tahu yang besar
e. Melatih anak untuk mengasihi lingkungan dan ciptaan Tuhan
f. Melatih anak untuk mengeri aneka macam konsep moral yang mendasar, ibarat salah, benar, jujur, adil dan fair

4. Manfaat Bermain Bagi Anak
Manfaat bermain bagi anak antara lain :
1. Bermain bermanfat mencerdaskan otak
2. Bermain bermanfaa mengasah panca indra
3. Bermain bermanfaa sebagai media terapi
4. Bermain memacu kreatifitas
5. Bermain bermanfaa untuk melatih empati
6. Bermain itu melaksanakan penemuan
5. Pendapat Pakar Tentang Permainan

a. Aristoteles
Berpendapat bahwa belum dewasa perlu didorong untuk bermain dengan apa yang mereka tekuni berakal balig cukup akal nanti. Pendidikan untuk anak perlu diubahsuaikan dengan minat serta tahap perkembangan anak.

b. Frohel (abad 18)
Menekankan pentingnya bermain dalam belajar. Menurutnya kegiatan bermain dan mainan yang dinikmati anak sanggup dipakai untuk menarikdanunik perhatian serta membuatkan pengetahuan mereka.

c. Joan Freman dan Utami Menandar (1995)
Menyebutkan bahwa pada umumnya bermain ialah suatu acara yang memmenolong anak untuk mencapai perkembangan yang utuh, baik fisik, sosial, moral dan emosional.
d. Montessori (1961)
Menggambarkan kalau ketika anak bermain, dan berada dalam situasi keserasian, akan merekontroksi sebuah kreativitas.

e. Sigmund Freud
Freud memandang bermain sama ibarat fantasi atau lamunan. Melaluio bermain ataupun fantasi, seseorang sanggup memproyeksikan impian maupun konflik pribadi. Denagn demikian bermain mempunyai imbas katarsis yaitu anak sanggup mengambil kiprah aktif sebagai pemamasukan dalam memindahkan perasaan negatif ke objek atau orang pengganti..
Freud memandang bermain sebagai cara yang dipakai anak untuk mengatasi masalah, memanfaatkan bermain sebagai alat diagnosa terhadap problem dan masukana mengobati jiwa anak yang dimanifestasikan dalam terapi bermain.

f. Frank dan Theresia Caplan, enam belas hakikat bermain antara lain yaitu:
1. Memmenolong pertumbuhan anak
2. Merupakan kegiatan yang dilakukan secara sukarela
3. Memdiberikan kebebasan anak untuk bertindak
4. Memdiberikan dunia khayal yang disukai anak
5. Mempunyai unsur berpetualang didalamnya
6. Meletakkan dasar pengembangan bahasa
7. Mempunyai dampak yang unik dalam pembentukan kekerabatan antar pribadi
8. Memdiberikan peluang-peluang untuk menguasai diri secara fisik
9. Memperluas minat dan pemusatan perhatian
10. Merupakan cara untuk menilik sesuatu
11. Merupakan cara untuk mempelajari kiprah orang dewasa
12. Merupakan dinamis untuk belajar
13. Menjernihkan pemikiran anak
14. Dapat distruktur secara akademis

g. Singer
Bermain, teutama bermain imajinatif sebagai kekuatan positif untuk perkembangan manusia, bermain mempersembahkan suatu cara bagi anak untuk memajukan kecepatan masuknya perangsangan (stimulasi) baik dari luar maupun dari dalam yaitu acara otak yang secara konstan memainkan kembali dan merekam pengalaman-pengalaman.

BAB III
RAGAM PERMAINAN ANAK

Aktivitas bermain ialah suatu rangkaian perjuangan kegiatan di PAUD. Kegiatan yang dilakukan membutuhkan pengaturan lingkungan bermain dan berguru serta alat-alat permaianan yang dibutuhkan. Di PAUD dikenal dua kategori bermain, yaitu bermain bebas dan bermain terpimpin.

A. Bermain Bebas
Dalam permainan bebas anak boleh menentukan sendiri kegiatan yang diinginkannya serta alat-alat yang ingin digunakannya. Bermain bebas ialah bentuk bermain aktif baik dengan alat maupun tanpa alat, didalam maupun diluar ruangan. Saat bermain bebas belum dewasa membutuhkan tempat, waktu, peralatan bermain, serta kebebasan. Kebebasan yang didiberikan yakni kebebsana yang tertib, yaitu kebebasan yang bertanggungjawaban. Kebebasan tersebut diarahkan pada tumbuhnya disiplin diri secara bertahap.
Tugas guru dalam kegiatan bermain bebas yakni melaksanakan observasi terhadap belum dewasa dan mendorong atau memotivasi anak untuk lebih aktif bermain. Adapun contoh-contoh aktifitas bermain bebas baik didalam maupun diluar ruangan :

Didalam Ruangan
- Bermain Balok
Saat bermain balok belum dewasa bebas mengeluarkan dan menggunakan imajinasi serta keinginannya untuk menemukan biar sanggup bermain dengan kreatif. Di PAUD hendaknya disediakan beberapa set dan jenis balok, ibarat balok-balok ukuran besar, ukuran kecil dan balok yang sanggup dimainkan dimeja (table blocks)
Balok meja biasanya terdiri dari balok-balok bujur kandang berwarna atau polos, yang sanggup dimainkan secara individual atau berpasangan sambil duduk mengelilingi meja. Dapat pula dimenambahkan bentuk-bentuk lain untuk lebih menstimulasi daya cipta dan daya eksplorasi anak.
- Bermain Alat Manipulatif
Alat manipulatif yakni tiruana alat permainan yang kecil dan sanggup diletakkan diatas meja sehingga membuat anak terampil bekerja dan membuatkan daya pikirnya.
Berbagai macam alat permainan manipulatif yakni papan hitung, puzzle, mozaik, balok ukur, menara gelang, papan jahit, lotto, manik-manik, roncean, biji-bijian, tutup botol, sendok es krim, benda-benda plastik.

Diluar Ruangan
Halaman sekolah yakni kawasan yang sangat senang bagi anak-anak. Mereka sanggup bersosialisasi serta membuatkan fisiknya baik dengan berlari maupun dengan memainkan alat lain yang disediakan ibarat : ayunan, papan jungkit, papan luncur, palang bertingkat, jembatan goyang, jaring-jaring laba-laba dan lain-lain.

Ketika belum dewasa bermain diluar, pengawasan oleh guru sangat diperlukan. Dibutuhkan kerjasama guru dalam mengawasi belum dewasa ketika bermain yang juga diubahsuaikan dengan luasnya area bermain.
Kegiatan ini ialah pembuka kegiatan fisik yang menarikdanunik dan mempunyai banyak manfaat, antara lain :
1. Dapat dipindah-pindahkan
2. Tidak terlalu berat
3. Menarik untuk belum dewasa yang tidak berani memulai sesuatu
4. Memmenolong belum dewasa berguru dimana memulai kegiatan dan bagaimana merencanakan gerakannya secara berurutan
5. Memdiberi kesadaran akan ruang bagi badan anak sendiri
6. Mendorong anak mengambil resiko
7. Memmenolong guru mengenali belum dewasa yang memerlukan lebih banyak peluang untuk memanjat, menyeimbangkan serta membuatkan ketrampilan dalam agenda motorik sudah disusun.

B. Bermain Terpimpin

Dalam kegiatan bermain terpimpin anak tidak bebas, melainkan terikat pada peraturan permainan atau kegiatan tertentu. Biasanya permainan dan alat permainan diciptakan ileh guru sendiri. Oleh lantaran itu gru Taman Kanak-kanak / PAUD harus kreatif mencipta (permainan dan alat) biar kegiatan pembelajaran tidak membosankan serta anak dan guru tidak mengalami kejenuhan.
Aktifitas permainan terpimpin yang sanggup membentu guru mencipta permainan, antar lain sebagai diberikut :
1. Permainan dalam lingkaran
2. Permainan dengan alat
3. Permainan tanpa alat
4. Permainan dengan angka
5. Permainan dengan nyanyian
6. Permainan bentuk lomba
7. Permainan mengasah panca indra

Dasar pemikiran yang melandasi permainan yang baik dan sehat bagi perkembangan anak, yaitu diberikut ini :
1. Permainan yang dirancang dengan baik sanggup menjadi masukana pengembangan kemampuan anak
2. Setiap anak mempunyai hak untuk mendapat pengalaman yang sehat dan bersifat positif
3. Anak-anak ialah unsur terpenting dalam setiap permainan anak.
4. Anak mempunyai kebutuhan yang harus dipenuhi.
5. Perilaku bermain sanggup mensugesti pandangan anak terkena dirinya sendiri, orang lain dan dunia sekelilingnya
6. Aktivitas bermain perlu dievaluasi secara terpola untuk melihat dampaknya bagi perkembangan anak (baik positif maupun negatif)

misal aktifitas bermain terpimpin :
Permainan dalam lingkaran
- Sapu tangan dan bola
1. Bola yang dipakai yakni bola besar (ukuran bola kaki)
2. Anak-anak berdiri dalam bulat dengan jarak sekitar 1 meter
3. Bola dioperkan dari satu anak kepada anak lainnya yang berada dalam lingkaran
4. Anak yang berada diluar bulat berusaha menyentuh bola dengan sapu tangan yang dipegangnya, namun dihentikan menyentuh belum dewasa yang mengoperkan bola
5. Anak yang mengoperkan bola berusaha biar bola yang dipegangnya tidak sanggup disentuh saputangan sehingga suasana menjadi riuh.
6. Anak yang bolanya disentuh saputangan (ketika dipegang atau sedang dioper) atau anak yang tidak sanggup menangkap bola yang dioper kepadanya harus keluar dari bulat dan menggantikan anak yang memegang saputangan.
7. Guru bertindak sebagai pemimpin di tengah lingkaran.
 
Permainan dengan alat
- Mana Sepatuku
1. Alat yang dipakai yakni sepatu belum dewasa dan guru
2. Semua sepatu dicampur dan diaduk-aduk dan diletakkan diujung ruangan. Diujung lainnya dibentuk garis memanjang.
3. Anak-anak dibagi menjadi 2 kelompok, kemudian tiap kelompok berbaris diatas garis
4. melaluiataubersamaini adanya arahan guru anak terdepan berlari kearah sepatu berada, mencari dan menggunakan sepatunya
5. Demikian seterusnya hingga anak terakhir menggunakan sepatunya
6. Kelompok yang anggotanya terakhirnya selesai labih doloe menggunakan sepatu yakni kelompok yang menang.
7. Sepatu sanggup dimenambahkan dengan sepatu belum dewasa yang menonton. Guru selalu mengumpulkan kembali sepatu yang bertebaran ketika anak mencari sepatunya.

Permainan tanpa alat
- Kata polisi
1. belum dewasa duduk dalam bulat menghadap ke tengah
2. Ditengah berdiri seorang anak menjadi pemimpin
3. Anak tersebut memdiberi perintah kepada anak lain yang harus di laksanakan perintah tersebut dilampaui dengan “kata polisi”. Misalnya, “kata polisi tepuk tangan 3 kali”
4. Bila pemimpin spesialuntuk menyampaikan “tepuk tangan 3 kali” belum dewasa dihentikan mengikutinya
5. Bila ada yang melaksanakan perintah tersebut beliau harus keluar dari bulat atau anak yang tidak melaksanakan perintah sesuai arahan atau salah melaksanakan “kata polisi” juga harus keluar dari lingkaran.
6. Begitu seterusnya hingga belum dewasa habis
7. Kata polisi sanggup diganti dengan “kata bu guru” atau “kata ayah” sesuai kesepakatan bersama.

Permainan dengan angka
- Berbasis berdasarkan angka
1. Permainan ini dimainkan sekurang-kurangnya 10 anak
2. Alat yang dipakai yakni kartu angka (1-10)
3. 10 anak maju masuk ke dalam bulat yang sudah disiapkan
4. Guru menebarkan kartu angka secara tertutup dilantai
5. Sesudah anak mendengar aba-aba, belum dewasa mengambil satu kartu angka, kemudian mulai mengatur barisan berderet ke samping sesuai urutan angka dalam kartu yang didapatnya
6. Kerjasama antar penerima sangat dibutuhkan untuk sanggup menuntaskan kiprah dengan baik
7. Agar ada tantangan sanggup dimainkan oleh 2 dan atau 3 kelompok sekaligus dan guru harus mempersiapkan beberapa set kartu angka. Kelompok yang lebih cepat menyusun barisan dengan urutan yang benar ialah kelompok pemenang.

Permainan dengan nyanyian
- Bermain sepatu
1. Anak-anak melepas sepatu dan duduk dilantai membentuk bulat menghadap ke dalam dengan jarak 1,5 m
2. Setiap anak meletakkan sepatunya dihadapannya. Salah satu anak sepatunya diganti sepatu guru
3. melaluiataubersamaini arahan guru, belum dewasa mulai menyanyi dengan tempo biasa sambil menggeser sepatumya mengikuti irama lagu. Sesudah lagu berakhir sepatu juga berhenti (satu putaran, lagu dinyanyikan 2 kali)
4. Anak yang mendapat sepatu guru didepannya harus berhenti bermain
5. Permainan dilanjutkan hingga spesialuntuk tertinggal satu pemain lagi. Makin sedikit jumlah pemain, lagu makin dipercepat.
Dan sebagainya.


BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan pada cuilan sebelumnya diatas sanggup ditarik kesimpulan bahwa permainan ialah hal yang harus diajarkan kepada anak lantaran permainan ialah dunia anak yang sanggup menunjang pada kehidupannya di masa depan lantaran di dalam permainan itu sendiri terdapat proses belajar.

B. Saran-masukan

Dimasukankan kepada penulis selanjutnya untuk memperkaya lagi materi referensi yang dipakai untuk memperluas cakrpertamaa ilmu yang didapat juga untuk memperkaya materi yang bisa dipelajari.

 
DAFTAR PUSTAKA

LihatTutupKomentar