-->
Makalah Membangun Nilai Pancasila Dengan Membuatkan Akademik Di Sekolah
BAB I
PENDAHULUAN


Pendidikan secara eksklusif berkaitan dengan nilai. Pendidikan harus terlebih lampau menentukan nilai mana yang akan dianut sebelum menentukan kegiatannya. Hal ini berarti bahwa nilai terletak dalam tujuan. Nilai-nilai pendidikan terletak di dalam rumusan dan uraian wacana tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan dari suatu masyarakat pada hakikatnya ialah perwujudan dari impian ideal suatu masyarakat tersebut.
            Nilai-nilai ideal tersebut akan dimanifestasikan dalam sikap kehidupan setiap masyarakat dari masyarakat. Perilaku setiap orang dari suatu masyarakat ialah citra atau cerminan dari nilai-nilai ideal tersebut yang sudah menyatu dalam setiap diri pribadi seseorang sebagai suatu hasil proses pendidikan.
            Tujuan pendidikan nasional pada hakikatnya ialah perwujudan impian ideal bangsa Indonesia. Yang tidak lain yakni nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Pancasila sebagai dasar negara yang ialah nilai dasar bagi kehidupan bernegara dan berbangsa bagi seluruh bangsa Indonesia. Pancasila yang ialah penggalan dari kehidupan manusia, dengan sendirinya harus menjadi dasar dari pelaksanaan pendidikan secara nasional di Indonesia.
Tujuan pendidikan nasional yaitu meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan, keterampilan, mempertinggi akal pekerti, memperkuat kepribadian, mempertebal semangat kebangsaan, cinta tanah air biar sanggup menumbuhkan insan pembangunan yang bertanggung tanggapan sebagai masyarakat Pancasila.
Tujuan pendidikan nasional didasarkan kepada kajian metafisik, epistemologis, aksiologis Pancasila. Metafisik dalam filsafat pendidikan dibutuhkan untuk mengontrol secara implisit tujuan pendidikan. Aksiologis sebagai cabang filsafat yang mengulas nilai baik dan jelek erat berkaitan dengan pendidikan, sebab dunia nilai akan selalu dipertimbangkan, atau akan menjadi dasar pertimbangan dalam menentukan tujuan pendidikan.


BAB II
PEMBAHASAN


Dalam hidup berbangsa dan bernegara sampaumur ini terutama dalam masa reformasi, bangsa Indonesia sebagai bangsa harus mempunyai visi serta pandangan hidup yang berpengaruh biar tidak terombang-ambing ditengah-tengah masyarakat internasional. melaluiataubersamaini kata lain bangsa Indonesia harus mempunyai nasionalisme serta rasa kebangsaan yang kuat. Hal ini sanggup terealisasi bukan melalui suatu kekuasaan atau hegonomi ideologi melainkan suatu kesadaran berbangsa yang berakar pada sejarah bangsa.
Berbeda dengan bangsa-bangsa lain, bangsa Indonesia mendasarkan pada pandangan hidupnya dalam masyarakat, berbangsa dan bernegara pada suatu azas kultural yang dimiliki dan menempel pada bangsa itu sendiri. Pandangan hidup atau filosofi bangsa Indonesia yakni Pancasila. Oleh sebab itu sudah ialah suatu keharusan moral untuk secara konsisten merealisasikannya dalam setiap aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Hal ini menurut pada suatu kenyataan secara filosofis dan obyektif bahwa bangsa Indonesia dalam hidup bermasyarakat dan bernegara mendasarkan pada nilai-nilai yang tertuang dalam sila-sila Pancasila yang secara filosofis ialah filosofi bangsa Indonesia sebelum mendirikan negara.
Filosofi Pancasila dalam pendidikan, ialah suatu hasil kecerdasan pemikiran bangsa Indonesia. Pancasila mencerminkan nalar bangsa Indonesia yang digali dari bumi Indonesia dari kebudayaan bangsa, atau dari nilai-nilai budaya Indonesia yang diberintikan harmoni dan keseimbangan.
Filosofi pancasila dalam pendidikan ialah nilai dan keyakinan-keyakinan filosofis yang menjiwai, mendasari, dan mempersembahkan identitas pada suatu sistem pendidikan. Sistem pendidikan nasional Indonesia dijiwai, didasari, dan mencerminkan identitas Pancasila. Visi dan misi tujuan pendidikan nasional sebagai sistem, bertumpu dan dijiwai oleh suatu keyakinan, pandangan hidup atau filosofi Pancasila  yang dilaksanakan dalam banyak sekali sub sistem kehidupan nasional bangsa Indonesia secara keseluruhan.
Di dalam filosofi Pancasila terkandung nilai-nilai yang mendasari pendidikan, bahkan tiruana kegiatan kehidupan masyarakat Indonesia di mana dinamika sistem nilai terkandung di dalamnya sebagai landasan dan pandangan hidup bangsa Indonesia. Melalui kajian pemahaman, falsafah Pancasila mendasari sistem pendidikan nasional.
Dalam implementasinya, simpel pembelajaran di sekolah yang sempurna yakni pembelajaran berbasis nilai-nilai Pancasila dalam setiap mata pelajaran dimana kajian materinya ialah petunjuk pemahaman internalisasi atau personalisasi nilai serta bagaimana simpel kehidupan menjadi insan Indonesia seutuhnya yang sehat, baik melalui proses kematangan mental spiritual yang utuh dan mantap, juga matang yang akan mempunyai kegunaan bagi dirinya sendiri, keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara yang harmoni.
Kurikulum disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional sesuai dengan jenjang pendidikan dalam kerangka negara Kesatuan Republik Indonesia, dengan memperhatikan :
  1. Peningkatan iktikad dan takwa
  2. Peningkatan tabiat mulia
  3. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat penerima didik
  4. Keragaman potensi tempat dan lingkungan
  5. Tuntutan pembangunan tempat dan nasional
  6. Tuntutan dunia kerja
  7. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
  8. Agama
  9. Dinamika perkembangan global, dan
  10. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan

Sejak simpulan dasawarsa 1970-an, para andal pendidikan secara sungguh-sungguh berbagi teori pendidikan yang mempersembahkan perhatian pada aspek nilai dan sikap. Pendidikan seharusnya dibangun untuk meningkatkan harkat dan martabat insan dalam memelihara dan berbagi nilai-nilai kemanusiaan.
Kurikulum dikembangkan untuk mempersembahkan keterampilan dan keahlian bertahan hidup dalam perubahan, perperihalan, ketidakpastian, dan kerumitan-kerumitan dalam kehidupan. Upaya kurikulum ditujukan untuk membuat tamatan yang kompeten dan cerdas dalam membangun identitas budaya bangsanya, serta sanggup mempersembahkan dasar-dasar pengetahuan, keterampilan, juga pengalaman berguru yang membangun integritas sosial serta mewujudkan huruf nasional.
Dalam rangka mencari contoh yang ideal, cocok, sistematis, dan sistemik, model pembelajaran yang baik mempunyai beberapa karakteristik, yaitu :
  1. Memiliki mekanisme ilmiah
  2. Hasil berguru yang spesifik
  3. Kejelasan lingkungan belajar
  4. Kriteria hasil belajar
  5. Proses pembelajaran yang jelas
Suatu model pembelajaran sanggup mempersembahkan beberapa manfaat, yaitu pertama mempersembahkan pedoman bagi guru dan siswa bagaimana proses pencapaian tujuan pembelajaran. Kedua memmenolong dalam pengembangan kurikulum bagi kelas dan mata pelajaran lain. Ketiga memmenolong dalam menentukan media dan sumber, dan keempat memmenolong meningkatkan efektivitas pembelajaran.
Model pembelajaran berbasis nilai-nilai Pancasila bertujuan menjadi acuan/petunjuk simpel yang terjadwal bagi guru dalam membina penerima didik, biar mempunyai tatanan nilai melalui pendekatan penjelasan nilai dan nilai-nilai yang berkaitan dengan kegiatan dasar insan yang dipersonalisasikan pada penerima didik, sehingga penerima didik sanggup memaknai, beraktivitas dengan proses menilai, dan memmenolong penerima didik menguasai keterampilan menerapkan proses menilai.

  



BAB III
PENUTUP


Pada hakekatnya proses pendidikan di sekolah memerlukan kurikulum sebagai wahana untuk mengintegrasikan proses berguru penerima didik dalam memahami dan menyerap pengetahuan secara teoritis, menginternalisasi tatanan nilai, dan terampil dalam memecahkan problem yang ada di lingkungan kehidupan penerima didik sendiri.
Penanaman nilai-nilai Pancasila yang diintegrasikan dalam kurikulum di sekolah sangat berperan penting. Sebagai salah satu masukana untuk melestarikan nilai-nilai luhur budaya bangsa yang sudah berkembang di masyarakat semenjak doloe. Selain itu, dengan adanya integrasi nilai-nilai Pancasila dalam kurikulum di sekolah akan memmenolong penerima didik dalam memahami dan mengamalkan nilai-nilai tersebut.
Kurikulum di sekolah dipakai sebagai contoh dalam kegiatan berguru mengajar sehingga kegiatan pembelajaran yang dilakukan akan menghasilkan penerima didik yang diharapkan. Peserta didik yang diharapkan yakni yang mempunyai kecerdasan, keterampilan dan huruf masyarakat negara Indonesia.
5
 

DAFTAR PUSTAKA





Aryani, Ine K., Markum S., 2010. Pendidikan Berbasis Nilai. Bogor: Ghalia Indonesia

Sulasmono, B.S., 2000. Panduan Belajar PPKn SMU. Jakarta: Erlangga

LihatTutupKomentar