-->
Kaitan Pendekatan Konstruktivisme Dengan Model Pembelajaran Cooperative Integrated Reading And Composition
1.    Koneksi Matematik
Koneksi berasal dari kata  connection yang dalam bahasa Inggris diartikan sebagai hubungan. Koneksi dalam kaitannya dengan matematika disebut dengan  koneksi matematika. Menurut Ruspiani (Gantinah, 2014) kemampuan koneksi matematik ialah kemampuan mengaitkan konsep-konsep matematika baik antar konsep dalam matematika itu sendiri maupun mengaitkan konsep matematika dengan konsep dalam bidang lainnya.
Menurut Sumarmo (Widayaningsih, 2014: 421) indikator koneksi matematik ialah sebagai diberikut:
1.    Mencari korelasi banyak sekali representasi konsep dan prosedur.
2.    Memahami korelasi antar topik matematika.
3.    Menggunakan matematika dalam bidang studi lain atau kehidupan sehari- hari.
4.    Memahami representasi ekuivalen konsep yang sama.
5.    Mencari koneksi satu mekanisme ke mekanisme lain dalam representasi yang ekuivalen.
6.    Menggunakan koneksi antar topik matematika dan antar topik matematika dengan topik lain.

2.    Pendekatan Konstruktivisme
Menurut Sutan (Hamid, 2011: 17) konstruktivisme artinya “kehidupan merancang atau membangun”. Asal kata konstruktivisme yaitu “to constructí” yang berarti “membentuk”. Konstruktivisme ialah salah satu aliran filsafat yang memiliki pandangan bahwa pengetahuan yang kita miliki ialah hasil konstruksi atau bentukan diri kita sendiri.
Menurut Hudoyo (Pradanawati, 2015: 14) ada tiga ciri yang harus dimunculkan dalam proses pembelajaran matematika berdasarkan pandangan konstruktivisme, yaitu sebagai diberikut :
1.    Pembelajaran harus terlibat aktif dalam belajarnya.
2.    Informasi gres harus diikutsertakan dengan warta usang sehingga menyatukan dengan skemata (struktur kognitif) yang dimiliki siswa.
3.    Orientasi pembelajarannya berdasarkan pemecahan masalah.

3.    Model Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition
Model CIRC menjadi model pembelajaran yang khusus dipakai dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Namun bersama-sama model CIRC bisa juga diterapkan dalam pembelajaran matematika. Langkah CIRC dalam matematika tidak spesialuntuk sekedar membaca dan menulis ikhtisar dari suatu bacaan akan tetapi perlu menemukan penyelesaian yang melibatkan perhitungan.
Menurut Suyatno (2009: 68) sintak dalam pembelajaran CIRC sebagai diberikut:
1.    Membentuk kelompok heterogen 4-5 orang.
2.    Guru mempersembahkan ihwal sesuai dengan materi materi ajar.
3.    Siswa bekerja sama saling membacakan, menemukan kata kunci, mempersembahkan jawaban terhadap ihwal lalu menuliskan dalam lembar kertas.
4.    Presentasi hasil kelompok.
5.    Refleksi.

4.    Kaitan Pendekatan Konstruktivisme dengan Model Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition
Salah satu taktik pembelajaran yang melibatkan penerima didik secara aktif ialah pembelajaran yang memakai pendekatan konstruktivisme. Konstruktivisme menempatkan siswa pada peranan utama dalam proses pembelajaran (student centered). Konstruktivisme mengharuskan siswa membangun pengetahuannya sendiri dengan mengaitkan apa yang mereka alami di dunia nyata. Sedangkan CIRC sendiri ialah model pembelajaran kooperatif yang dimaksud sebagai permintaan kepada siswa untuk berafiliasi dan berpartisipasi aktif dalam diskusi kelompok. Penggunaan model pembelajaran CIRC ini diperlukan siswa bisa berangasan dalam berguru dan memperkaya proses interaksi antar potensi siswa yang sanggup meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar. Oleh alasannya ialah itu, pendekatan konstruktivise apabila digabung dengan model pembelajaran CIRC bisa saling mendukung satu sama lain alasannya ialah memiliki inti tujuan yang sama.

LihatTutupKomentar