-->
Jenis Relasi Sosial Dalam Bentuk Interaksi Sosial

Rounded Rectangle: Fokus Proses asosiatif mencerminkan gerak pendekatan atau penyatuan             Pada prinsipnya bentuk proses interaksi sosial ada dua macam, yakni proses interaksi sosial yang berbentuk asosiatif dan proses interaksi sosial yang berbentuk disosiatif.
1. Proses Interaksi Sosial Asosiatif
            Pada interaksi ini mengidentifikasikan adanya gerak pendekatan atau penyatuan. Proses interaksi sosial asosiatif cenderung membuat persatuan dan meningkatkan solidaritas di antara masing-masing anggota kelompok.
a. Kerja Sama atau Kooperasi
Rounded Rectangle: Fokus Kerja sama yakni bentuk interaksi  yang pokok             Kerja sama yakni bergabungnya individu-individu atau sekelompok individu untuk mencapai tujuan bersama. Sehubungan dengan pelaksanaan kerja sama, ada lima bentuk kolaborasi yaitu kerukunan, bargaining, kooptasi, dan joint venture.
1)      Kerukunan
Kerukunan mencakup beberapa aspek bersama-sama dan tolong menolong.
2)      Bargaining
Bargaining, yaitu pelaksanaan perjanjian terkena pertukaran barang dan jasa antara dua organisasi atau lebih.
3)      Kooptasi (Cooptation)
Kooptasi, yakni suatu proses penerimaan unsur-unsur gres dalam kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam suatu organisasi. Kooptasi ialah salah satu cara untuk menghindari terjadinya kegoncangan terhadap stabilitas organisasi yang bersangkutan.
4)      Koalisi (Coalition)
Koalisi, yakni kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan sama. Karena maksud utamanya yakni untuk mencapai tujuan bersama maka sifatnya yakni kooperatif.
5)      Joint Venture
Joint Venture, yaitu kolaborasi dalam pengusahaan proyek-proyek tertentu. misal Joint Venture, yaitu pertambangan dan perhotelan.
      Beberapa hal yang mengakibatkan bertambah kuatnya kerja sama, antara lain adalah
1)      adanya orientasi yang sama;
2)      adanya ancaman atau ancaman dari luar;
3)      ketersinggungan berkaitan dengan hal-hal yang tertanam berpengaruh dalam kelompok;
4)      mencari keuntungan;
5)      semata-mata menolong.
b. Akomodasi (Accomodation)
            Istilah kemudahan dipergunakan dalam dua arti, yang menunjuk pada suatu keadaan dan menunjuk pada suatu proses.
1)      Menunjuk pada suatu keadaan
Akomodasi, artinya adanya suatu keseimbangan dalam interaksi antara orang-per orang atau kelompok-kelompok insan dalam kaitannya dengan norma dan nilai sosial yang berlaku di dalam masyarakat.
2)      Menunjuk pada suatu proses
Akomodasi artinya perjuangan insan untuk meredakan perperihalan atau konflik guna mencapai kestabilan.
            Kaprikornus kemudahan yakni suatu interaksi ke arah terciptanya kesepakatan yang sanggup diterima kedua belah poihak yang tengah bersengketa. Tanpa kemudahan dan kesediaan berakomodasi, dua pihak yang berselisih paham tersebut tidak akan mungkin bekerja sama untuk selama-lamanya.
            Akomodasi bergotong-royong ialah suatu cara untuk menuntaskan perperihalan tanpa menghancurkan pihak lawan. melaluiataubersamaini demikian, pihak lawan tidak kehilangan kepribadiannya. Tujuan kemudahan sanggup tidak sama-beda sesuai dengan situasi yang dihadapinya. Tujuan akomodasi, antara lain sebagai diberikut :
1)      mengurangi perperihalan antara orang-per orang atau kelompok akhir perbedaan paham;
2)      mencegah meledaknya suatu perperihalan untuk sementara waktu atau secara temporer;
3)      memungkinkan terjadinya kolaborasi antar kelompok-kelompok sosial yang hidupnya terpisah sebagai akhir faktor-faktor sosial psikologis;
4)      mengupayakan peleburan antara kelompok-kelompok sosial yang terpisah.
Akomodasi sebagai suatu proses mempunyai beberapa bentuk, yaitu pemaksaan, kompromi, arbitrase, mediasi, konsiliasi, toleransi, ajudikasi, dan stalemate.
1)      Pemaksaan (Coercion)
Pemaksaan ialah suatu bentuk kemudahan yang berlangsung dengan cara pemaksaan sepihak baik eksklusif (fisik) mauun tidak eksklusif (psikologis). Pemaksaan menyerupai itu spesialuntuk mungkin terjadi apabila kedua belah pihak yang tengah berakomodasi mempunyai kedudukan sosial dan kekuatan yang tidak seimbang sehingga salah satu pihak berada dalam posisi lemah.
            misal pemaksaan, antara lain perbudakan
2)      Kompromi (Compromise)
Kompromi ialah suatu bentuk kemudahan di mana pihak-pihak yang terlibat perselisihan saling mengurangi tuntutannya supaya tercapai penyelesaian terhadap perselisihan yang ada.
3)      Arbitrase (Arbitartion)
Arbitrasi ialah suatu cara mencapai kompromi lantaran pihak-pihak yang bertikai tidak sanggup menuntaskan sendiri perperihalan itu. Keputusan yang disampaikan pihak ketiga tersebut bersifat mengikat.
4)      Mediasi (Mediation)
Mediasi ialah menuntaskan perperihalan (konflik) dengan mengundang pihak ketiga yang netral. Tugas utama pihak ketiga yakni mengusahakan suatu penyelesaian secara damai. Kedudukan pihak ketiga yakni sebagai penasihat.



5)      Konsiliasi (Conciliation)
Konsiliasi yakni suatu perjuangan untuk mempertemukan keinginan-keinginan dari pihak-pihak yang berselisih demi tercapainya persetujuan bersama.
misalnya, forum tripat, yaitu panitia tetap yang khusus bertugas menuntaskan duduk kasus perburuhan, di dalamnya terdapat wakil perusahaan, wakil buruh, dan wakil departemen tenaga kerja.
6)      Toleransi (Toleransi)
Toleransi juga sering dinamakan Tolerant-Participation. Kadang-kadang toleransi timbul secara tidak sadar dan tanpa direncanakan.
7)      Ajudikasi (Adjudication)
Ajudikasi ialah penyelesaian kasus atau sengketa melalui pengadilan.
8)      Stalemate
Stalemate ialah suatu bentuk kemudahan dengan pihak-pihak yang berperihalan berhenti pada titik tertentu dalam melaksanakan perperihalannya. Hal itu lantaran pihak-pihak yang berperihalan mempunyai kekuatan seimbang.
c. Asimilasi (Assimilation)
            Asimilasi ialah proses sosial yang ditandai dengan adanya usaha-usaha mengurangi perbedaan yang terdapat antara beberapa orang atau kelompok.
1)      Syarat Munculnya Asimilasi
Asimilasi timbul apabila syarat-syarat dibawah ini terpenuhi, yaitu :
a)      adanya kelompok – kelompok insan yang tidak sama kebudayaan;
b)      orang perorangan sebagai masyarakat kelompok saling bergaul secara eksklusif dan intensif untuk waktu yang lama;
c)      kebudayaan-kebudayaan dari kelompok saling menyesuaikan diri.
2)      Interaksi Sosial yang mengakibatkan Asimilasi
Ada beberapa bentuk interaksi sosial yang memdiberi arah ke suatu proses asimilasi (interaksi yang asimilatif).

a)      Interaksi sosial bersifat suatu pendekatan terhadap pihak lain.
misal interaksi sosial yang bersifat suatu pendekatan yaitu seorang siswa yang jujur, pandai, dan baik tidak akan mungkin sanggup bergaul bersama rekannya yang licik dan nakal di sekolah.
b)      Interaksi sosial tidak mengalami halangan-halangan atau pembatasan-pembatasan. Halangan atau pembatasan itu menyerupai halangan unntuk melaksanakan perkawianan campuran. Selain itu, halangan atau pembatasan untuk memasuki lembaga-lembaga pendidikan tertentu.
c)      Interaksi sosial bersifat eksklusif dan primer.
Interaksi sosial bersifat eksklusif dan primer, contohnya interaksi untuk membentuk sebuah organisasi multilateral atau bilateral akan terhalang oleh adanya kesukaran melaksanakan interaksi eksklusif dan primer antarnegara yang bersangkutan.
d)     Frekuensi interaksi sosial tinggi dan tetap, serta ada keseimbangan antara pola-pola asimilasi tersebut.
Frekuensi interaksi sosial tinggi dan tetap, artinya stimulans dan tangapan-tanggapan dari pihak-pihak yang mengadakan asimilasi harus sering dilakukan dan suatu keseimbangan tertentu harus dicapai dan dikembangkan.
Misalnya, perlu pertemuan rutin antaranggota kelompok atau organisasi demi tercapainya suatu asimilasi khususnya antara anggota gres dan lama.
3)      Faktor-faktor Pendorong Terjadinya Asimilasi
Asimilasi sanggup terjadi apabila ada faktor-faktor pendorong sebagai diberikut :
a)      Toleransi
Toleransi terhadap kelompok-kelompok insan yang mempunyai kebudayaan tidak sama dengan kebudayaan sendiri spesialuntuk mungkin tercapai dalam suatu akomodasi. Apabila toleransi bisa mendorong terjadinya komunikasi maka sanggup mempercepat asimilasi.
b)      Kesempatan-peluang yang seimbang di bidang ekonomi. Adanya peluang yang seimbang di bidang ekonomi bagi aneka macam golongan masyarakat dengan latar belakang kebudayaan yang tidak sama akan mempercepat proses asimilasi.
c)      Sikap menghargai orang absurd dan kebudayaannya.
Sikap saling menghargai kebudayaan yang didukung oleh masyarakat yang masing-masing mengakui kelemahan dan kelebihannya. Apabila ada prasangka maka hal demikian itu akan menjadi penghambat berlangsungnya proses asimilasi.
d)     Sikap terbuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat
Hal ini contohnya diwujudkan dengan mempersembahkan peluang yang sama bagi golongan minoritas untuk memperoleh pendidikan, pemeliharaan kesehatan dan penerapan tempat-tempat rekreasi.
e)      Persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan
Pengetahuan berlainan akan lebih mendekatkan masyarakat pendukung kebudayaan yang satu dengan lainnya. Pengenalan yang mendalam dan luas terhadap kebudayaan-kebudayaan khusus (subgroups) menjadi pendukung masing-masing kebudayaan tersebut.
f)       Perkawinan campuran
Perkawinan adonan (amalgamation) ialah faktor yang paling menguntungkan bagi lancarnya proses asimilasi. Hal itu terjadi apabila seorang masyarakat dari golongan tertentu berkeluarga dengan masyarakat golongan lain.
4)      Faktor-Faktor Penghambat Asimilasi
Faktor-faktor yang menghambat terjadinya asimilasi, antara lain :
a)      terisolasinya kebudayaan suatu golongan tertentu di dalam masyarakat;
b)      kurangnya pengetahuan suatu golongan tertentu terkena kebudayaan golongan lain di dalam masyarakat;
c)      perasaan takut kepada kekuatan kebudayaan kelompok lain yang dirasakan oleh masyarakat suatu kelompok tertentu;
d)     perasaan bahwa suatu kebudayaan golongan atau kelompok tertentu lebih tinggi daripada golongan atau kelompok lainnya;
e)      perbedaan ciri badaniah antar kelompok.
d. Akulturasi
            Akultrasi ialah suatu proses di mana kelompok insan dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan pada unsur kebudayaan absurd yang tidak sama. Unsur-unsur kebudayaan  absurd ini lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri, tanpa mengakibatkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri.
            Ada unsur kebudayaan yang praktis dan ada pula yang sukar diterima oleh masyarakat dalam proses akulturasi.
1)      Unsur-unsur kebudayaan yang praktis diterima
Unsur-unsur kebudayaan yang praktis diterima dalam proses akulturasi, antara lain sebagai diberikut.
a)      Unsur kebudayaan kebendaan, menyerupai peralatan yang sangat praktis digunakan dan dirasakan sangat bermanfaa bagi masyarakat yang menerimanya. Misalnya, traktor untuk membajak sawah, penggiling padi, blender dan komputer.
b)      Unsur-unsur yang terbukti membawa manfaat besar contohnya televisi dan radio.
c)      Unsur-unsur yang praktis diadaptasi dengan keadaan masyarakat yang mendapatkan unsur-unsur tersebut, contohnya kesenian dan pakaian.
2)      Unsur-unsur kebudayaan yang susah diterima
Unsur kebudayaan yang susah diterima dalam proses akulturasi, antara lain sebagai diberikut.
a)      Unsur yang menyangkut sistem kepercayaan menyerupai ideologi dan falsafah hidup.
b)      Unsur-unsur yang dipelajari pada taraf pertama proses sosialisasi.
Misalnya kasus makanan pokok. Makanan pokok sebagian besar masyarakat Indoensia yakni nasi. Hal ini akan sukar sekali diubah dengan makanan pokok yang lain contohnya roti atau jagung.
Rounded Rectangle: Fokus Proses interaksi sosial disosiatif mencerminkan gerak perbenturan atau perpecahan 2. Proses Interaksi Sosial Disosiatif
            Proses sosial disosiatif cenderung membuat perpecahan dan merenggangkan solidaritas diantara anggota kelompok.
            Bentuk dan coraknya tentu saja akan bervariasi, tergantung keadaan budaya masyarakat yang bersangkutan.
            Proses-proses interaksi sosial disosiatif dibedakan dalam tiga bentuk, yaitu persaingan, kontravensi dan perperihalan.
a.       Persaingan (Competition)
Persaingan atau competition sanggup diartikan sebagai suatu proses sosial, dengan ciri individu atau kelompok-kelompok insan bersaing mencari laba melalui bidang-bidang kehidupan.
Persaingan mempunyai dua tipe umum, yakni persaingan yang bersifat pribadi dan tidak pribadi. Persaingan yang bersifat pribadi terjadi jikalau orang perorangan atau individu secara eksklusif bersaing.
Adapun persaingan yang bersifat kelompok sanggup terjadi antara dua perusahaan besar yang bersaing untuk mendapatkan monopoli di suatu wilayah tertentu.
Tipe-tipe persaingan tersebut menghasilkan beberapa bentuk persaingan,antara lain persaingan ekonomi, persaingan kedudukan dan peran, persaingan kebudayaan dan persaingan ras.
1)      Persaingan Ekonomi
Persaingan di bidang ekonomi timbul lantaran terbatasnya persediaan yang ada apabila dibandingkan dengan jumlah konsumen.
2)      Persaingan kebudayaan
Persaingan kebudayaan, contohnya persaingan yang terjadi dikala kebudayaan Barat yang dibawa oleh orang-orang Belanda pada selesai era ke-15 berhadapan dengan kebudayaan Indonesia.
3)      Persaingan Kedududukan dan peran
Kondisi ini terjadi lantaran di dalam diri seseorang dan kelompok terdapat keinginan-keinginan untuk diakui sebagai orang atau kelompok yang mempunyai kedudukan serta peranan yang terpandang.

4)      Persaingan Ras
Persaingan ras bergotong-royong juga ialah persaingan di bidang kebudayaan. Perbedaan ras baik lantaran perbedaan warna kulit, bentuk tubuh, maupun corak rambut spesialuntuk ialah suatu perlambang adanya kesadaran dan sikap atas perbedaan-perbedaan dalam kebudayaan.
Beberapa fungsi dari persaingan, antara lain sebagai diberikut.
1)                 Menyalurkan keinginan-keinginan individu atau kelompok yang bersifat kompetitif.
2)                 Sebagai jalan di mana keinginan, kepentingan serta nilai-nilai yang ada pada suatu masa menjadi sentra perhatian dan tersalurkan dengan baik oleh mereka yang bersaing.
3)                 Merupakan alat seleksi untuk mendudukan individu pada kedudukan serta pesanan yang sesuai dengan kemampuannya.
4)                 Alat untuk menyaring para pekerja sehingga akan menghasilkan tunjangan kerja yang efektif.
b.      Kontravensi (Contravention)
Kontravensi terutama ditandai oleh adanya ketidakpastian terkena diri seseorang, perasaan tidak suka yang disembunyikan, kebencian atau keraguan. Sikap tersembunyi tersebut sanggup berkembang menjadi kebencian, tetapi tidak hingga menjadi perperihalan atau pertikaian.
1)      Bentuk-Bentuk Kontravensi
Bentuk-bentuk kontravensi ada lima, yakni kontravensi umum, kontravensi sederhana, kontravensi intensif, kontravensi rahasia, dan kontravensi statis.
a)      Kontravensi Umum
Kontravensi umum mencakup perbutan-perbuatan, menyerupai penolakan, keengganan, perlawanan, perbuatan menghalang-halangi, protes, gangguan-gangguan, perbuatan kekerasan, dan mengacaukan planning pihak lain.


b)      Kontravensi sederhana
Kontravensi sederhana sanggup berupa perbuatan menyangkal pernyataan orang lain di muka umum, memaki-maki melalui surat selebaran, mencerca, memfitnah dan melemparkan beban pembuktian kepada pihak lain.
c)      Kontravensi Intensif
Kontravensi intensif mencakup beberapa aspek penghasutan, mengembangkan desas-desus, dan mengecewakan pihak-pihak lain.
d)     Kontravensi Rahasia
Kontravensi rahasia, contohnya mengumumkan belakang layar pihak lain dan perbuatan khianat.
e)      Kontravensi Statis 
Kontavensi statis, contohnya mengejutkan lawan atau membingungkan pihak lawan.
2)      Tipe-tipe Kontravensi
Ada tiga tipe kontravensi, yakni kontravensi generasi dalam masyarakat, kontravensi seksual, dan kontravensi parlemen.
a)      Kontavensi Generasi dalam Masyarakat
Kontravensi generasi dalam masyarakat lazim terjadi lantaran adanya perubahan-perubahan yang begitu cepat. misalnya, pola-pola hubungan antara orang renta dan anak-anaknya. Meningkatnya usia dan kedewasan anak mengakibatkan terjadinya suatu sikap kegalauan terhadap pendirian orang renta yang dianggap kolot dan kuno. Sementara itu, orang renta yang sudah terikat tradisi, tidak begitu saja akan sanggup mendapatkan perubahan-perubahan dalam masyarakat.
b)      Kontravensi Seksual
Kontravensi seksual terutama menyangkut hubungan suami dan istri dalam keluarga. Nilai-nilai masyarakat remaja ini cenderung untuk menempatkan suami dan istri pada kedudukan dan peranan yang sejajar. Akan tetapi, kadang kala masih timbul kegalauan terhadap para wanita, terutama menyangkut kemampuan, mengingat latar belakang sejarah dan kedudukan perempuan pada umumnya.
c)      Kontravensi Parlemen
Kontravensi dewan legislatif berkaitan dengan golongan secara umum dikuasai dan golongan minoritas dalam masyarakat, antara lain menyangkut hubungan dalam legislatif, keagamaan, dan pendidikan.
c.       Rounded Rectangle: Fokus Perperihalan atau pertikaian yakni proses sosial individu atau kelompok yang berusaha memenuhi tujuannya dengan disertai ancaman atau kekerasan Perperihalan atau Pertikaian (Conflict)
Perperihalan atau pertikaian yakni suatu proses sosial. Misalnya, perbedaan unsur-unsur kebudayaan, ciri-ciri badaniah, emosi, dan pola-pola perilaku.
Perasaan itu biasanya berwujud amarah dan rasa benci yang mengakibatkan dorongan untuk melukai, menyerang pihak lain, menekan bahkan menghancurkan individu atau kelompok yang menjadi lawan.
1)      Sebab-sebab terjadinya perperihalan atau konflik
Penyebab terjadinya perperihalan antara lain perbedaan antarindividu antarkelompok, perbedaan kebudayaan, perbedaan kepentingan dan perubahan sosial.
a)      Perbedaan antarindividu
Perbedaan pendirian dan perasaan antara individu satu dengan individu yang lain mungkin akan melahirkan bentrokan di antara mereka.
b)      Perbedaan kebudayaan
Perbedaan kebudayaan mengakibatkan perbedaan kepribadian antara individu satu dengan lainnya.
c)      Perbedaan kepentingan
Perbedaan kepentingan sanggup terjadi baik antarindividu maupun kelompok. Wujud perbedaan kepentingan diantaranya dalam bidang ekonomi, politik, dan sosial.
d)     Perubahan sosial
Perubahan sosial yang berlangsung dengan cepat untuk sementara waktu akan mengubah nilai-nilai yang ada dalam masyarakat.
2)      Bentuk perperihalan atau konflik
a)      Perperihalan pribadi
Perperihalan pribadi artinya konflik yang terjadi antara dua orang.
b)      Perperihalan rasial
Perperihalan yang terjadi antara ras yang satu dengan ras lainnya, menyerupai diskriminasi ras yang pernah terjadi di Afrika Selatan yang disebut Politik apartheid.
c)      Perperihalan antarkelas sosial
Perperihalan antarkelas sosial terjadi antara kelas satu dengan kelas yang lain dalam masyarakat.
d)     Perperihalan politik
Biasanya konflik ini menyangkut kelompok-kelompok dalam suatu masyarakat atau negara yang berdaulat.
e)      Perperihalan internasional
Konflik yang terjadi antarnegara dan disebabkan perbedaan kepentingan. contohnya konflik yang terjadi di Irak.
3)      Akibat Perperihalan
Perperihalan menjadikan hal-hal sebagai diberikut.
a)      bertambah kuatnya rasa solidaritas antara sesama anggota;
b)      goyah atau retaknya kesatuan kelompok;
c)      hancurnya harta benda dan jatuhnya korban manusia;
d)     adanya perubahan kepribadian para individu;

e)      adanya akomodasi.

LihatTutupKomentar