-->
Perbedaan Disabilitas Dan Difabilitas

PAUD-Anakbermainbelajar--Dalam Naskah Terjemahan Resmi Lampiran Undang-undang Nomor 19 tahun 2011 salah satu isi hasil konvensi Hak-hak Penyandang Disabilitas ditetapkan : " Disabilitas yakni suatu konsep yang terus berkembang dan disabilitas yakni hasil dari interaksi antara orang-orang dengan keterbatasan kemampuan dan perilaku dan lingkungan yang menghambat partisipasi penuh dan efektif mereka di dalam masyarakat menurut kesetaraan dengan yang lainnya.

Apakah Perbedaan Disabilitas dan Difabilitas ?
 
Disabilitas : dari kata dis abilities : kurang

Difabilitas : dari kata Diferen : Berbeda

Undang-undang nomor 19 tahun 2011 perihal Konvensi Hak-hak Penyandang Disabilitas

Istilah difabel pada pertamanya marak digunakan oleh para penggagas informasi disabilitas di tempat Yogyakarta dan Jawa. Difabel yakni adonan dari dua kata yaitu Differently able, atau sanggup juga Different ability. Maksud dari istilah tersebut untuk mengatakan bahwa difabel itu bukan cacat atau belum sempurnanya, tapi mempunyai kemampuan yang tidak sama, atau melaksanakan sesuatu dengan cara yang tidak sama. Kaprikornus konotasinya lebih faktual dibandingkan kata cacat atau disabled.

Sedangkan istilah penyandang disabilitas muncul menjelang pengesahan Konvensi PBB Mengenai Hak-Hak Penyandang Disabilitas (UN Convention on The rights of Person with Disability). Menjadi serapan dari kata Person with Disability (PWD), dipakailah kata Penyandang Disabilitas untuk menggantikan kata penyandang cacat yang secara resmi ada di UU no 19 tahun 2011.

Ada perbedaan konseptual bahwasanya antara kata difabel dan penyandang disabilitas. Difabel mengacu pada diri si subjek yang memang mempunyai kemampuan tidak sama dibanding orang lain pada umumnya. Sedangkan kata penyandang disabilitas yang istilah aslinya Person with Disability, mengacu pada lingkungan di luar si subjek yang belum akomodatif sehingga menyebabkan disabilitas. Ketika lingkungan di sekitar sudah akomodatif dan si subjek sanggup berkegiatan tanpa halangan lagi, maka ia akan jadi person yang seutuhnya, tanpa perhiasan disabilitas lagi.

Tinggal bagaimana Anda ingin melihat seorang difabel atau penyandang disabilitas dari sudut pandang yang mana. Semuanya punya sisi faktual apabila memang ingin dipandang secara positif. Yang terpenting bukan istilah mana yang digunakan, tapi bagaimana perilaku kita untuk mendukung kawan-kawan penyandang disabilitas. Bahwa mereka juga insan atau person yang seutuhnya, punya banyak sekali potensi, kelebihan, dan belum sempurnanya masing-masing, kemudian apakah mereka mau dilihat dari belum sempurnanyanya, atau apa-apa yang sanggup mereka lakukan?

Demikian Semoga bermanfaa, terimakasih sudah berkunjung ke PAUD-Anakbermainbelajar. Wassalam.. 

LihatTutupKomentar