-->
Pengertian, Konsep Dan Teori Bcct
Pengertian Sentra Paud yakni suatu pengertian yang berdasarkan penelusuran penulis belum ada definisi yang
terang wacana pusat Paud ini, kecuali merujuk kepada beberapa konsep dasar dan teori pengembangan metode pusat di Paud yang di kenal dengan BCCT (Beyond Centers and Circle Time) atau lebih jauh wacana pusat dan ketika lingkaran.


Beyond Centers and Circles Time (BCCT) yakni metode penyelenggaraan PAUD yang berpusat pada anak yang dalam proses pembelajarannya berpusat di pusat main dan ketika anak dalam lingkaran. Beyond Centers and Circles Time (BCCT) sanggup dikatakan sebagai konsep mencar ilmu dimana pendidik (guru) menghadirkan dunia faktual ke dalam kelas dan mendorong anak didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari.

Sentra main yakni zona atau area main anak yang dilengkapi seperangkat alat main yang berfungsi sebagai pijakan lingkungan yang diharapkan untuk mendukung perkembangan anak dalam tiga jenis permainan. Yakni main sensorimotor (fungsional), main peran, dan main pembangunan.

Sedangkan ketika bulat ialah ketika guru duduk bersama anak dengan posisi melingkar untuk mempersembahkan pijakan (arahan) kepada anak yang dilakukan sebelum dan sehabis main.

MetodenBeyond Centers and Circles Time (BCCT) yakni metode penyelenggaraan PAUD yang berpusat pada anak yang dalam proses pembelajarannya berpusat di pusat main dan ketika anak dalam bulat dengan memakai empat pijakan. empat pijakan tersebut akan penulis jelaskan pada pembahasan diberikutnya. Di Indonesia metode ini lebih dikenal dengan Sentra dan bulat (Seling). metode pengajaran yang menempatkan siswa pada posisi yang proposional. Pendekatan pusat dan bulat berserius pada anak.

Sentra main yakni zona atau area main anak yang di lengkapi dengan seperangkat alat main yang berfungsi sebagai pijakan lingkungan yang diharapkan untuk mendukung perkembangan anak dalam 3 jenis main. yaitu: main sensorimotor, main tugas dan main pembangunan. Saat bulat yakni ketika dimana pendidik (guru/kader/pamong) duduk bersama anak dengan posisi melingkar untuk mempersembahkan pijakan kepada anak yang dilakukan sebelum dan sehabis main. Pembelajaran yang berpusat pada anak dan tugas guru spesialuntuk sebagai fasilitator, motivator dan evaluator ialah ciri dari metode BCCT ini, Sehingga otak anak dirangsang untuk terus berfikir secara aktif dalam menggali pengalamannya sendiri bukan sekedar mencontoh dan menghafal saja.

Tujuan Metode Beyond Centers And Circles Time (BCCT)

Adapun tujuan dari metode Beyond Centers And Circles Time (BCCT) antara lain sebagai diberikut:

Dalam rangka melejitkan potensi kecerdasan anak. Howard Gardner menyatakan bahwa pada hakikatnya setiap anak ialah cerdas. Pandangan ini menentang bahwa kecerdasan spesialuntuk dilihat dari fakror IQ. Gardner melihat kecerdasan dari banyak sekali dimensi. Setiap kecerdasan yang dimiliki akan sanggup mengantarkan anak mencapai kesuksesan. Pendidik/guru perlu memfasilitasi setiap kecerdasan yang dimiliki anak dalam pembelajaran dan acara belajar. diantaranya :
  • Kecerdasan bahasa (Linguistik) berkaitan dengan keterampilan dan persepsi mengelola kata dan bahasa.Yakni kemampuan memakai kata'kata secara efektif
  • Kecerdasan Logika ' matematika berkaitan dengan keterampilan dan persepsi dalam bidang angka (Numerik) dan alasan logis.
  • Kecerdasan music berkaitan dengan keterampilan dan persepsi dalam bidang music dan suara
  • Kecerdasan gerak badan (kinestesis) berkaitan dengan ketrampilan dan persepsi dalam bidang mengolah dan mengendalikan gerak anggota tubuh.
  • Kecerdasan gambar dan ruang (Visual'spasial) berkaitan dengan keterampilan dan persepsi dalam bidang permainan, garis, warna, bentuk, dan ruang.
  • Kecerdasan diri (intrapersonal) berkaitan dengan keterampilan dan persepsi dalam bidang kesadaran dan pengenalan terhadap diri sendiri.
  • Kecerdasan berbaur (interpersonal) berkaitan dengan keterampilan dan persepsi dalam bidang membina hubungan dengan orang lain.
  • Kecerdasan alami (naturalis) berkaitan dengan keterampilan dan persepsi dalam bidang yang bekerjasama dengan alam dan lingkungan sekitar.
  • Kecerdasan rohani (spiritual) berkaitan dengan keterampilan dan persepsi dalam bidang mengolah rohani.
  • Kita harus mengingat bahwa setiap orang mempunyai sembilan kecerdasan ini dan setiap hari menggunakannya dengan kombinasi yang berlainan dan setiap orang juga mempunyai delapan kecerdasan ini dengan cara mereka masing-masing.

Penanaman Nilai-nilai Dasar

Anak-anak ialah individu yang gres mengenal dunia dan belum mengetahui tata eksekusi alam , sopan santun, aturan, norma, dan sebagainya. Anak perlu dibimbing biar bisa memahami banyak sekali hal. Usia dini ialah ketika yang sangat berharga untuk menanamkan nilai'nilai dasar dalam kehidupan yang meliputi:
  1. Nilai'nilai nasionalisme.
  2. Nilai'nilai agama.
  3. Nilai'nilai etika.
  4. Nilai'nilai moral.
  5. Nilai'nilai sosial.
Setiap orang mempunyai banyak sekali pengalaman yang memungkinkan beliau berkembang dan belajar. Dari pengalaman itu orang akan mendapat patokan'patokan umum untuk bertingkah laku. Misalnya bagaimana cara berhadapan dengan orang yang lebih tua, bagaimana menghormati orang lain, bagaimana membuat keputusan yang efektif, dan sebagainya. Patokan'patokan yang berupa nilai itu, kemudian cenderung mempersembahkan arah atau haluan dalam kehidupan. Nilai'nilai itu menawarkan apa yang cenderung kita lakukan dalam waktu dan daerah tertentu atas dasar keyakinan dan penghargaan tertentu. melaluiataubersamaini pemeliharaan dan pengasuhan yang baik dan sedini mungkin, maka potensi yang sudah ada itu sanggup dikembangkan ke arah perwujudan anak yang cerdas dan dengan menanamkan nilai-nilai dasar semenjak dini pada anak diharapkan akan menjadi bekal dalam menjalani kehidupan mereka dimasa yang akan hadir.

Pengembangan Kemampuan Dasar

Anak yang sedang berkembang yakni sebuah kesatuan psikososial dan biologi yang memerlukan gizi optimal bagi kerja optimal. Gizi terang didapat dari banyak sumber termasuk penglihatan, pendengaran, sentuhan, gerakan, pendampingan, kasih akung dan makanan. Pemenuhan kebutuhan tersebut akan menghasilkan anak usia dini yang sehat secara fisik, jasmani, tidak sakit, tidak cacat dan tidak lemah, tiruana organ badan dalam keadaan dan berfungsi normal, mempunyai emosi dan bisa diberinteraksi dengan lingkungannya sesuai dengan tahapan perkembangannya Untuk menghasilkan anak usia dini yang sehat dan cerdas dibutuhkan gizi seimbang yang sesuai dengan kebutuhan anak. melaluiataubersamaini pola kuliner yang sesuai dengan usia anak di harapkan gizi dan tumbuh kembang anak sanggup berjalan dengan normal, dan periode emas tidak akan terlewatkan.

Oleh alasannya yakni itu dalam proses mencar ilmu mengajar untuk anak usia dini diharapkan sanggup tercipta pembelajaran yang tidak membebani dan sangat bahagia, sehingga anak aka semakin simpel menyerap apa yang mereka pelajari yakni sesuai dengan prinsip pendidikan anak usia dini yaitu mencar ilmu sambil bermain dan bermain sambil belajar. melaluiataubersamaini demikian akan terbentuk aspek kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik anak. Dan sesuai dengan ruang lingkup kurikulum untuk anak prasekolah yang tercantum dalam kurikulum 2004 yang mencakup enam aspek perkembangan yang dicapai yaitu :
  1. Moral dan nilai'nilai agama.
  2. Sosial, emosional dan kemandirian.
  3. Kemampuan berbahasa.
  4. Kognitif.
  5. Fisik atau motorik.
  6. Kreatifitas atau seni.

Bentuk-Bentuk Sentra Dalam Beyond Centers And Circles Time (BCCT)

Dalam metode Beyond Centers and Circles Time bahan yang dikembangkan berupa sentra. Sentra dibentuk berdasarkan kebutuhan anak dengan mengobservasi setiap perkembangan anak. Makara kebutuhan pusat mungkin tidak sama di setiap forum pendidikan tergantung kesiapan perangkat dan tenaga pengajar yang ada. Sebagai teladan dibawah ini ada beberapa pusat yang banyak dikembangkan yaitu :

a. Sentra Bahan Alam.
Tempat bermain sambil mencar ilmu untuk berbagi pengalaman sensori motor dalam rangka menguatkan tiga jari untuk persiapan menulis, sekaligus pengenalan sains untuk anak. Efek yang diharapkan yakni Anak sanggup terstimulasi aspek motorik halus secara optimal, dan mengenal sains semenjak dini.

b. Sentra Main Peran Mikro atau Makro
Tempat bermain sambil belajar, dimana anak sanggup berbagi daya imajinasi dan mengekspresikan perasaan ketika ini, kemarin, dan yang akan hadir. Penekanan pusat ini terletak pada alur dongeng sehingga anak terbiasa untuk berfikir secara istimatis. Efek yang diharapkan yakni anak sanggup bersosialisasi dan diberinteraksi dengan mitra dan lingkungan sekitar dan berbagi kemampuan berbahasa secara optimal.

c. Sentra Balok
Tempat bermain sambil mencar ilmu untuk mempresentasikan wangsit ke dalam bentuk faktual (bangunan). Di pusat ini anak sanggup memainkan balok dengan perbandingan 1 anak ± 100 balok plus assesoris. Penekanan pusat ini pada start and finish, di mana anak mengambil balok sesuai kebutuhan dan mengembalikan dengan mengklasifikasi berdasarkan bentuk balok. Efek yang diharapkan yakni anak sanggup berfikir tipologi, mengenal ruang dan bentuk sehingga sanggup berbagi kecerdasan visual spasial secara optimal.

d. Sentra Persiapan
Tempat bermain sambil mencar ilmu untuk berbagi pengalaman keaksaraan. Di pusat ini anak difasilitasi dengan permainan yang sanggup mendukung pengalaman baca, tulis, hitung dengan cara yang sangat senang dan anak sanggup menentukan acara yang diminati. Efek yang diharapkan yakni Anak sanggup berpikir teratur, senang membaca, menulis dan menghitung.

e. Sentra Iman & Taqwa (Religion Center).
Tempat bermain sambil mencar ilmu untuk berbagi kecerdasan jamak dimana acara main lebih menitik beratkan pada acara keagamaan. Di pusat ini anak difasilitasi dengan acara bermain yang memseriuskan pada penyesuaian diberibadah dan mengenal Simbol dan huruf keagamaan contohnya untuk centra Agama Islam mengenal huruf hijaiyyah dengan cara bermain sambil belajar. Efek yang diharapkan yakni tertanamnya akhlakul karimah. Ikhlas, sabar, dan senang menjalankan perintah agama.

f. Sentra Seni dan Kreatifitas
Sentra ini menitik beratkan pada kemampuan anak dalam berkreasi. Kegiatan di pusat ini dilaksanakan dalam bentuk proyek, dimana anak diajak untuk membuat kreasi tertentu yang akan menghasilkan sebuah karya. Efek yang diharapkan yakni anak sanggup berfikir secara kreatif.

Penerapan metode BCCT ini bersifat fleksibel. Bisa dilakukan secara bertahap, sesuai situasi dan kondisi setempat. Lingkungan bermain yang berkarakter untuk anak usia dini setidaknya bisa mendukung tiga jenis main yang dikenal dalam penelitian anak usia dini. Tiga jenis main tersebut yakni :
  1. Main sensorimotor (Main Fungsional)
  2. Main Pembangunan
  3. Main Peran.

Baca Juga Metode dan Teknik Penerapan BCCT....disini !!

LihatTutupKomentar