-->
Segulung Tisu Untuk Belum Dewasa Di Paud
Dalam sebuah petes TOT Pendidik PAUD Angkatan Pertama pertama, lampau sekitar tahun 2007 di kota Semarang, saya bersama penerima lain pernah menerima kiprah dan pertanyaan dari salah satu narasumber, pertanyaannya adalah:  Sebutkan sepuluh benda yang paling penting di forum PAUD? dari kesepuluh benda tersebut ternyata salah satunya ialah tisu. Kok tisu? jawabanannya alasannya dalam tisu terdapat aspek-aspek penting dalam pendidikan dan pelatihan huruf anak usia dini. 

Karena itu forum PAUD harus menyediakan tisu, forum yang menyediakan tisu di tempatnya maka satu langkah sudah mengajarkan anak banyak hal positif yang mempunyai kegunaan bagi perkembangan anak serta pendidikan karakternya, dengan tisu kita sudah mempersembahkan :

- Melatih disiplin anak (mengambil tisu sendiri)
- Melatih hidup membersihkan bagi anak (memmembersihkankan dengan tisu sendiri)
- Melatih anak hidup sanggup bangkit diatas kaki sendiri (mencari cara memmembersihkankannya sendiri)
- Mengajarkan anak irit dan cermat  (tidak memmembuang-membuang tisu bersama)
- Mengajarkan anak mengasihi alam (memmembuang sampah tisu di tempatnya)
- dan lain sebagainya

misal: sering kalau animo hujan banyak belum dewasa di PAUD yang hidungnya ingusan, biasanya anak yang sudah terbiasa, sanggup bangkit diatas kaki sendiri dan berteman akrab dengan tisu tanpa diperintah lagi sudah sanggup mengambil sendiri tisu yang disediakan untuk memmembersihkankan hidungnya. .....Nilai huruf apakah itu?

Tisu juga mengajarkan hal yang lebih mendalam ihwal bumi dan kelestarian alam, Oh ya... ayo bunda, kita mendongeng sebentar yuk..!! : (dongeng ini untuk bunda, kalo mau didongengin untuk anak harus di pembiasaan ya..karena ada unsur dewasanya nich..hihihi)

Di sebuah bekas rimba, hutan belantara yang kini terlihat kosong dan gersang. Sebuah pohon menangis, ia telihat sangat sedih, ia tak punya mitra alasannya pohon-pohon di hutan itu sudah habis. Hanya ia yang tersisa. Tinggi pohon renta itu, tingginya sekitar enam meter. Cukup tinggi. Kulit batangnya sudah berkerut-kerut. Sepertinya ia sangat renta entah berapa umurnya dan ia sudah mengalami masa menopouse. Menopouse? Ia perempuan? Ya, ia memang perempuan, dari bunyi tangisannya yang merdu tapi menyayat hati, ia wanita yang tengah frustasi dan dirundung malang.

'Waktuku sudah habis!' kata si pohon. Ia meraung semakin keras. 'Kematianku sudah dekat. Selamat tinggal Bumi. Terima kasih sudah mempersembahkan ku daerah untuk hidup,  terimakasih sudah mempersembahkan peluang untuk ku mengembangkan kehidupan bersama semilir angin dan burung-burung di dahanku, terimakasih isaknya semakin lemah!'

Bunda pohon menyeka air matanya yang semakin sedikit dan kering, daun-daun kering berguguran dari kepalanya.

'Lalu tiba-tiba hadir seorang lelaki berkapak, berbadan gempal, berkulit hitam dengan tato ular dibahunya, menyeringai bengis, dan mendekati si pohon. "Ha ha ha....ini yang teakhir" Ia tertawa lebar dan mengayunkan kapaknya tanpa rasa iba dan belas kasihan.'

'Pohon terakhir sudah binasa, hutan habis. kemudian terjadi banjir, oksigen berkurang, ozon menipis, bumi semakin gerah, dan mata air semakin kring dan tiruana akan menderita!. Dan, dimanakah pohon wanita renta yang binasa itu?, ia kini menjadi segulung tisu di meja kita!..nah lo..?.

Bagaimana kalau ada seorang anak bertanya: "Bu guru, kenapa kita pakai tisu gulung? tidak pake tisu lipat ajah,,?"

Ada yang membingungkan memang, kebiasaan sebagian kita menyamakan lisan dengan ..maaf "pantat"  alasannya kita sudah jadi kebiasaan umum tisu yang dipakai ialah tisu gulung (toilet paper) untuk di atas meja makan, banyak rumah-rumah makan menyediakan tisu gulung yang sejatinya ialah untuk tisu wc....murah tapi tidak mendidik...ini ialah satu hal lagi faktor pemberat bagi pendidikan huruf untuk belum dewasa kita.

Ayo bunda..jelaskan.. kasih pencerahan untuk belum dewasa ya!!.. terimakasih.

Dari Postingan orisinil artikel by asolihinskb  - duniapaud1.blogspot.com, terimakasih sudah berkunjung.
             

LihatTutupKomentar